Sleep Walking

252 32 1
                                    

Hello~

Langsung aja cusss







Happy reading~











Oiyaa jangan lupa vote. Gratis kok bestie hehe








Kediaman keluarga Elang sedang ramai, dari keluarga besar, relasi, kolega, dan orang-orang yang kenal keluarga itu, termasuk Echa dan Ayah Dion hadir di sana.

Semua orang menggunakan pakaian serba hitam, kehadiran mereka untuk belasungkawa akan perginya seorang pria bernama lengkap Elang Dharmendra, mantan tunangannya Echa.

Echa duduk terdiam di depan teras rumah mewah itu, ia enggan masuk ke dalam sana. Sejujurnya ia tidak ingin untuk hadir, namun kolega keluarga Elang akan bingung jika ia tidak hadir.

Mereka masih mengetahui jika Echa adalah calon istri dari Elang.

Intinya, Echa hanya menghargai kebaikan keluarga Elang, dan mendiang Elang juga. Walaupun dirinya dan Elang memiliki masalah besar, setidaknya Elang pernah berbuat baik padanya, sangat baik bahkan.

Pemakaman Elang sudah dilaksanakan.

Melihat beberapa orang sudah pulang, kini hanya ada orangtua Elang, Echa, dan Ayah Dion.

Kini mereka berada di ruang tamu rumah keluarga Elang.

Mereka hanya diam, sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Cha." Akhirnya Om Roni membuka suara.

Echa menengok ke arah Om Roni yang duduk di hadapannya, di sampingnya ada Tante Sisi, sedangkan di sebelah Echa ada Ayah Dion.

"Om... sangat meminta maaf atas kejadian yang menimpa kamu." Lanjut beliau, matanya terlihat lelah. Banyak sekali masalah yang beliau tumpu.

"Elang... dia hanya kesepian, Cha. Dia tidak pernah ditolak, keinginannya selalu dipenuhi. Kecuali, perihal masalah lalunya bersama Dimas. Kami sangat menentang hal itu. Dia akhirnya depresi, sampai akhirnya kita berobat ke psikiater dan melanjutkan hidupnya dengan kesepian. Om dan Tante sama-sama sibuk, tidak memperhatikan perkembangan Elang. Sampai kami tidak sadar hal itu membuat tingkah laku Elang menjadi orang yang egois, perfeksionis, selalu ingin diutamakan, ingin selalu menjadi yang pertama. Saya didik dia dengan keras. Saya... menyesal dan merasa gagal." Echa dan Ayah Dion menyimak seluruh perkataan Om Roni.

"Waktu pertama kali kami tau Elang suka sama kamu, Cha. Tante sangat bahagia, selama bertahun-tahun akhirnya Elang bisa suka juga dengan seorang wanita. Kami menerima kamu dengan senang hati. Bahkan, kamu udah Tante anggap seperti anak sendiri, Cha." Kini Tante Sisi yang buka suara, wanita itu bercerita dengan air mata yang terus mengalir.

"Tapi... kami gak tau kalo kamu ternyata terpaksa pacaran sama Elang, karena kamu hanya kasian sama Elang. Maafin Elang ya, Cha."

"Bukan."

Semua mata tertuju pada Ayah Dion. "Saya yang menyesal, saya yang membujuk Echa untuk menerima Elang sebagai pacarnya. Karena... awal saya pikir jika Echa pacaran dengan anak SMA tidak ada masa depan. Jadi... saya yang bersalah di sini."

Orangtua Elang cukup terkejut, mereka pikir karena Echa terpaksa dan kasihan dengan Elang.

"Di sini gak ada yang salah, Tante, Om, dan Ayah." Echa menatap satu per satu mereka. "Saya yang gak tegas dari awal, saya yang tidak enakan, sehingga menimbulkan masalah seperti ini. Saya hanya... gak mau ada lagi masalah lainnya. Dan, saya juga terima kasih banyak kepada Om dan Tante karena selama ini kalian sangat baik kepada saya. Namun, mungkin setelah ini saya tidak akan pernah menghubungi kalian lagi, karena kalian hanya dapat mengingatkan saya tentang dia, laki-laki yang sudah merampas sesuatu yang berharga bagi saya." Tutup Echa, ia pun lekas pamit dari sana.

Bocil || Watanabe Haruto (Treasure)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang