bagian 3 : penyerangan benteng willem I

364 50 2
                                    

15 agustus 1930.

Markas besar TKI, 20km selatan kota palembang.

Setelah subuh, pasukan dimarkas TKI telah bersiap dan ratusan tank segera bersiap, pasukan infantri mekanis juga disiapkan dan pasukan telah melakukan persiapan persenjataan maupun logistuk

Dilapangan terlihat barisan pasukan infantri dan kavaleri yang akan dikirim ke garis depan tengah berbaris, setiap komandan mereka berada didepan dan mengatur pasukan sebaik mungkin.

Setiap pasukan menggunakan perlengkapan terbaik mereka dan melakukan pemeriksaan terhadap senjata.

Beberapa sedang berdoa demi keselamatannya dan segera mempersiapkan mental.

Di salah satu barisan, seorang serdadu, praka malik sedang mengecek senapan ss-1nya dan memasangkan bayonet.

"bang malik"

"hmm, Ohh kenapa andi?"

"umm, abang gak tegang?"

"tegang? Setelah dilatih kaya hewan buruan ama panglima buat apa tegang?"

"i-iya juga sih...tapi tetap aja bang kita ini perang loh"

"tutup matamu dan berdoalah, semua ini demi kemerdekaan dan sudah pasti akan ada yang mati"

"...tapi-kan bang"

"udah...cek senapanmu, kalau macet kamu yang bakalan mati"

"siap bang"

Sementara itu disisi pasukan kavaleri, semua kru tank tengah mengecek meriam dan juga mesinnya.

Beberapa juga tengah mengisi bahan bakarnya, tak lupa ada juga mengecek roda rantai.

Disalah satu tank pt-76, terlihat ketiga kru tank sedang memuat amunisi yang sudah disiapkan oleh pasukan logistik.

"ehh ini amunisi AP"

"makasih bang...ini taro dimana?"

"udah gak muat lagi?"

"kalo disini udah penuh sih"

"komandan, gimana nih?"

"yang itu masukin ke meriam aja dulu"

"hah? Ya-yakin nih"

"udah masukin aja, cuman hati-hati ntar meriamnya nembak"

"...siap komandan"

"nah ini ada sisa 5 amunisi lagi komandan"

"masih ada ya? Bentar"

Komandan itu pun pergi menuju komandan batalion dan bertanya apa yang harus dilakukan jika amunisinya tidak muat lagi didalam tank dan kembali lagi.

"kata letjen cecep arsadi sih jangan dipaksakan"

"ohh, yaudah ini saya masukin lagi ke gudang ya"

"ya, hati-hati ya"

"siap komandan"

Prajurit itu pun membawa kembali 5 buah amunisi yang kelebihan dan kembali ke kru tank lainnya.

Ditempat lain terlihat pasukan tank t-34/85 sedang menyiapkan amunisi senapan mesinnya.

Beberapa diantaranya juga mengecek amunisi meriam dan mesin serta mengisi bahan bakar ditangki minyak.

"bang ini bagian penggerak kubah meriamnya agak kesat"

"kubah meriamnya agak kesat? Bentar...nih olesin"

"siap bang"

"oh ya ini juga...taruh disitu"

"ini...air putih sama roti?"

Pejoeang : Back to The Past for The Independence of My Country(Uncontinue)Where stories live. Discover now