8

1.6K 257 3
                                    

"Ne, Sunghoon-ssi?"

Sunghoon tersenyum lebar, suara Sunoo yang terdengar dari ponsel genggam yang tergeletak di atas nakas begitu nyaring menyapa indra pendengarannya.

Lantas si budak cinta sekarat ini bertanya balik, "apa kau sibuk?"

Tawa ringan Sunoo terdengar, "tidak, karena sudah merekrut beberapa pekerja, aku jadi tidak terlalu sibuk mengurus cafe. Lagi pula Jungwon dan Riki sangat membantu," jawabnya.

Teringat sesuatu, Sunghoon lantas beetanya lagi, "Kau sangat dekat dengan Jungwon dan Riki?"

Teringat bahwa ia pernah cemburu pada Jungwon membuat Sunghoon melontarkan pertanyaan barusan.

"Tentu saja, mereka berdua adik kandungku."

Dan jawaban Sunoo barusan membuat Sunghoon terkesiap.

Ah, betapa malunya Sunghoon cemburu pada adik dari orang yang disukainya.

Bodoh, rutuk Sunghoon dalam hati, ekspresinya kecut bukan main untung saja saat ini mereka berdua tidak melakukan panggilan video.

Jika iya, maka sudah dipastikan Sunghoon sudah tak ada muka untuk sekedar melanjutkan percakapan mereka.

"Halo? Sunghoon-ssi? Kau masih di sana?"

"Ah ya," balas Sunghoon terburu, sedikit melamun tadi membuatnya tak sadar bahwa ia tidak mengatakan apapun pada Sunoo lepas si surai cokelat gelap itu memberitahunya fakta bawa Jungwon dan Riki adalah adik-adik kandung Sunoo.

"Apa ini? Kau melamun? Ini masih pagi Sunghoon-ssi."

Diseberang sana Sunoo berujar geli.

Sementara Sunghoon kini meraih dasi dan melingkarkannya pada leher jenjang miliknya, tak lupa menyimpulnya dengan rapi sembari berkata, "hm? Aku melamunkanmu."

Nadanya terselip godaan.

Pun senyum Sunghoon kian merekah kala suara Sunoo diseberang sana terdengar sedikit malu dan panik.

"Aah, Sunghoon-ssi. Untuk apa melamunkanku? Aku tidak menyusahkanmu kan?"

Hm, menggemaskan, pikir Sunghoon.

Jemari panjang Sunghoon meraih jasnya dari lemari dan kembali berjalan menuju cermin full body kemudian memakainya, iris kelam kepemilikan pewaris tahta Park Group ini melirik sejenak pada ponselnya yang ia biarkan tergeletak kemudian menjawab, "aku menyukaimu, tidak salah kan jika aku melamunkanmu?"

Sialan, sejak kapan ia jadi penggombal ulung seperti ini? Sunghoon memaki dirinya keras-keras dalam benak.

Tawa renyah Sunoo terdengar disertai perkataan, "wah, aku jadi malu."

Membayangkan bagaimana sosok Sunoo yang tertawa nyaring di seberang sana membuat Sunghoon memerah tipis. Pasti cantik sekali batinnya.

"Ngomong-ngomong Sunoo-ssi, apa kau senggang malam nanti?"

"Ku pikir Ni-ki atau Jungwon bisa menutup cafe. Apa kau ingin bertemu?"

Senyum Sunghoon mengembang, lepas memasang jam tangan pada pergelangan tangan kirinya Sunghoon meraih ponsel dan tas berisi berkas-berkas penting yang tergeletak di atas ranjang, "bagaimana bisa kau begitu peka?" tanyanya.

"Hm, tidak juga," jawab Sunoo, "sejujurnya aku juga ingin bertemu," akunya diakhir.

"Apa boleh aku besar kepala dan berpikir kau merindukanku?" nadanya geli bukan main, sembari tungkai panjangnya melangkah cepat dengan ponsel yang kini telah terjepit diantara pundak dan telinga, Sunghoon memberi kode pada supirnya bahwa ia akan berangkat sekarang.

Trap [SunSun]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant