Dia menatapku, sambil berkata.
"Sejauh mana pun kau pergi. Jika ingin memiliki hidup yang bahagia, jangan bergantung pada manusia."
Seraya merasakan hangatnya matahari sore. Mendalami ucapannya, yang bisa ku pahami, namun tak dapat aku setujui.
Kedua sudut bibirku terangkat. Kami tak sependapat, itu biasa.
Mataku menerawang ujung laut mana yang dengan berani perlahan menelan sunset indah ini.
"Bagaimana jika manusia itu dirimu? Apakah akan menjadi sebaliknya?" tanyaku.
Pria itu menunduk, dan mengulum bibirnya. "Bukankah, aku telah menyakitimu?"
"Ya, kau sangat menyakitiku. Yoon."
Aku memberi jeda, lantas menoleh dan menatapnya lekat. Raut wajah itu, adalah yang aku nantikan selama ini.
"Tapi aku begitu menyukaimu," sambungku.
- - -
"Karena luka, aku bisa menemukanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours
FanfictionEa, follow dulu sebelum baca supaya ga ketinggalan info. "Jika aku penuh luka, masihkah kau menginginkanku?" "Sebaliknya, jika aku penyebab lukamu, apakah kau masih tetap tinggal?" Semua terjadi begitu saja, semakin rumit, dan pelik. Konflik yang da...