Akhir Yang Mengenaskan

6 2 0
                                    

Seorang remaja pria yang menderita skizofrenia cukup parah. Yang bernama Deon Ferry.

Remaja pria itu tampak kaku dan sedikit sulit bergaul atas trauma yang pernah dialaminya.

Didalam kelas, dirinya tampak lesu dan hampir tak pernah menunjukkan ekspresi sama sekali.

Karena dirinya sulit bergaul, ia tak memiliki teman di sekolah dan sangat jarang berbicara pada teman sebayanya.

Waktu-waktunya di kelas, terasa sangat panjang dan begitu hampa.

Kini, waktu hampir menunjukkan pukul 16.00. Remaja pria dengan wajah lesu itu tampak baru bangun tidur di kelas yang sudah sepi.

Ia menatap malas jam dinding yang membutuhkan perbaikan, dengan tubuh yang belum sadar sepenuhnya, ia mengecek handphone buntut miliknya yang berada didalam tasnya yang penuh coretan.

"Hah?! Sudah jam 6!!!" Teriaknya kaget, dengan mata yang masih terbayang-bayang.

"Ah.... Ternyata jam 16.00" ucapnya dengan tubuh yang hampir sadar sepenuhnya.

Ia mengemas barang-barangnya, hanya dua buku yang penuh gambaran-gambaran abstraknya dan pensil yang panjangnya hanya sepanjang ibu jari.

Ia menutup pintu kelas dan menghela nafas panjang.

Selama perjalanannya pulang ke rumah, ia menggumamkan empat kata secara berulang-ulang, yakni "semoga ibu tidak di rumah..."

Ia membuka pintu sebuah rumah kecil yang terpencil di daerah kumuh secara perlahan dan berjalan tampak mengendap-endap, mengecek satu persatu ruangan yang berada di rumahnya.

Dan setelah mengendap-endap dalam waktu tak singkat, ia tampak sangat bahagia dan segera memanggil sebuah nama dengan penuh semangat.

"Ciaa!!!"

Tampak seorang gadis dengan wajah yang tertutupi oleh rambut hitamnya yang panjang dan gaun putih polos yang menutupi tubuh kurus keringnya datang, lalu lansung memeluk remaja pria itu dari belakang tanpa basa basi.

"Deon..." Bisiknya lirih pada remaja pria itu.

Remaja pria itu tampak bahagia, menceritakan hidupnya yang suram dengan ceria pada gadis yang tak memberi respon apa-apa, namun terlihat menyimak tak bosan.

Karena terlalu semangat, remaja pria itu sampai lupa melepaskan seragam sekolah yang harus dikenakannya besok.

"Hm...? Apa aku tidak datang sekolah saja besok ya Cia?" Tanyanya sambil menanggalkan seragam yang sudah dikenakannya dari pagi hari. Dan tak direspon apa-apa seperti biasanya pada gadis yang diajaknya bicara sejak tadi.

"Tapi.... Biasanya ibu di rumah saat pagi, semoga saja ibu tak di rumah esok." Lanjutnya tersenyum berharap.

Suara hempasan pintu yang begitu kuat, membuat remaja pria itu tampak gemetar dan ketakutan.

Ia segera berlari dan menggumamkan, "ibu datang!" Berkali-kali.

Ia berlari, berlari, dan bersembunyi di bawah ranjangnya. Ia menahan nafas dan menggumamkan kata yang sama berkali-kali.

Suara langkah kaki yang telah melewati kamar tempat persembunyian dirinya, membuat dirinya merasa cukup lega.

Ia segera keluar dari kolong ranjang, namun!

Seorang wanita paruh baya yang pernah terkenal di masalalu dengan pakaian yang sangat terbuka, dan bau alkohol yang tercium dari mulut yang dihiasi dengan lipstik merah merona, menatap tajam remaja pria yang baru merasa lega tak sampai semenit. Wanita itu bernama Laras Ferry, seorang aktris yang cantik dan populer pada masanya.

Dewi Tak Abadi [HIATUS]Where stories live. Discover now