[11] MAMPUS ASKAR!

1.1K 193 14
                                    

“Tujuan?” Askar membeo tanpa mendongak. “Mau pesan apa?”

“Nasi.”

Askar baru mengadah. “Iya mau yang mana?”

Sora melirik buku menu, mengambilnya begitu saja dan melihat-lihat apa yang ia mau. Melihat harganya membuat matanya menatap Askar dari balik buku. “Lo yang traktir gue kan?”

Sebelah alis Askar naik.

“Lo yang ngajak, harus lo yang traktir. Uang jajan gue dikurangi Bokap gegara pulang telat.”

“Hm, gue traktir.”

Sora mengangguk, mengambil pena dan menuliskan pesanannya. Di tengah kegiatannya  Askar terus memperhatikan. Ia memilih abai, hari ini ia akan memeras Askar. Total untuk dirinya saja hampir dua ratus. Ia mengulas senyum.

Mampus lo Askar!

“Apa lihat-lihat gue? Naksir lo?” galaknya menyerahkan. Biar Askar gantian memilih pesanannya sendiri.

Askar hanya menggeleng. “Lo berubah."

Dua kata itu membuat Sora terdiam. Ia berdehem dan membuang wajah melihat ke arah jalanan di bawah.

“Lo makan sebanyak ini?”

“Iya? Kenapa? Mau batalin niat buat traktir?”

Askar menggeleng. “Harus habis ya?”

“Hm.”

Setelahnya Askar memanggil Waiter, usai menyerahkan pesanan mereka, suasana hening. Di antara keduanya tidak ada yang saling bicara hingga Askar tampak mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

Sebuah buku, ditaruhnya di atas meja dekat Sora. “Gue ke Gramed nemenin Naila, lihat buku ini, ingat lo,” ucap Askar saat Sora menatapnya tidak mengerti.

“Ingat gue?” Sora tertawa jengah. Ia ambil buku itu dan membolak-balikkan. “Setelah seorang Sora hilang, lo berubah? Bukannya Askar ini benci Soraya Arbel Gathraz?”  Netranya menatap dingin.

Askar menipiskan bibirnya. “Gue cuman … merasa bersalah.”

“Bersalah?”

“Gue tahu gue keterlaluan waktu itu, tapi gue nggak serius. Lo bilang menghilang? Sebencinya gue, lo tetap sahabat gue Sora.”

“Lo masih yakin anggap gue sahabat?”

Askar terdiam, netra mereka bertatap.

Sora mendengus dan menaruh kasar buku itu di atas meja. “Ada hal yang mau gue bilang Askar.” Ia menegakkan punggungnya. “Gue bukan Sora yang lo kenal. Gue bukan Sora yang bodoh tetap bertahan buat Askar walaupun di bikin sakit hati berulang kali. Gue bukan Sora yang lo tahu lagi, karena sekarang cuman ada Sora yang baru.”

“Sora yang udah nggak minat lihat Askar, Sora yang nggak peduli lagi sama Askar dan Sora yang udah berhenti mencintai seorang Askar.”

Ia cukup puas melihat kekagetan di wajah Askar. Wajah itu tegang menatapnya.

Askar bergeming, dadanya bagai dihantam akan ucapan Sora barusan. Ada rasa tidak rela yang ia rasakan.

“Lo sebenci itu sama gue sekarang?”

“Iya, benci.”

“Lo tahu hukum alam bekerja? Seperti ini dan …” Ia mengambil buku pemberian Askar, melangkah menuju tempat sampah, membuang buku itu di sana. “Seperti ini. Bukannya lo juga lakukan hal yang sama Askar?”

***

“Sora! Lo ke mana aja kemarin? Lo Alfa. Nggak ada kabar. Guru sampai heran. Gue juga nanya bang Vanzo-“

Itu Bukan Aku [END]✓Where stories live. Discover now