26. Jangan Khawatir

2K 309 8
                                    

Taehyun sedari tadi hanya diam melamun di ruang tengah, dirinya kini sudah berpakaian, dia juga sudah mandi namun enggan untuk sarapan. Selepas Ben berteriak histeris tadi, Taehyun langsung menelepon kakaknya atas kondisi yang kini dialami oleh Beomgyu.

Dan kini Jungkook tengah berada dikamar bersama Beomgyu. Dokter pisikiater itu sedang mencoba menenangkan emosinya dan setelah Beomgyu dirasa tenang Jungkook keluar dari kamar untuk bicara empat mata dengan adiknya.

"Taehyun apa yang terjadi? Kenapa Beomgyu tidak berpakaian seperti itu? Apa yang sudah kau lakukan padanya?"

Dengan mata berkaca-kaca serta tangan yang sudah terkepal kuat dia melirik ke arah Jungkook, matanya mentap tajam seperti ingin meminta penjelasan.

"Hyung tidak kaget aku bertetangga dengan Beomgyu? Tidak kaget dengan aku yang mengenal pasienmu itu?"

Taehyun menggertakan giginya, "Hyung sengaja kan? Iya kan? Sengaja ingin mengenalkan dia padaku?"

Jungkook terheran, Taehyun kini sedang berada dalam kondisi tak baik. Dia kini merasa dipojokkan, dirinya tiba-tiba saja disalahkan seperti ini. Dia mengaku salah karena sudah tak jujur pada Taehyun, tapi kenapa adiknya itu bicara seolah dia tak menyukai pertemuannya dengan Beomgyu?

"Kau menyesal mengenalnya Taehyun?"

Taehyun diam, dia memalingkan pandangannya kemudian menghela nafas lelah. Jungkook selalu bisa membalikan keadaan, dia tidak suka.

"Kau tertekan. Kau merasa bersalah dan kini kau cemas. Karena itu kamu mencoba menyalahkan orang lain atas hal yang menimpamu ini. Benarkan?"

"Taehyun tenangkan dirimu. Ambil nafas, buang. Okey."

Taehyun enggan menjawab. Dia masih diam, menatap ke arah lain selain ke arah mata kakaknya.

"Kang Taehyun."

Jungkook memanggil nama lengkapnya, dia menghampiri adiknya dan berdiri tepat di depan matanya. Jungkook mencoba membuat kontak mata dan Taehyun terus mengelak sampai dirinya dipaksa untuk berpandaangan dengan kakaknya.

Mata sendu Taehyun kini bertatapan dengan mata lembut Jungkook. Dokter pisikiater itu mencoba menelisiknya lewat penglihatan, mencoba menggambarkan perasaan yang Taehyun rasakan hanya dari tatapannya. Setelah itu Jungkook menghela nafas, dia menggengam tangan adiknya yang sedaribtadi bergetar hebat kemudian mengelusnya lembut.

Taehyun yang diperlakukan seperti itu malah menangis. Dirinya mulai ketakutan terhadap apa yang ada di dalam pikirannya. Tentang Ben, tentang Beomgyu, tentang Gyu dan semuanya. Dia diliputi rasa khawatir karena dirinya lah penyebab trauma Beomgyu muncul lagi.

"Apa Beomgyu baik-baik saja?" tanyanya dengan nada lirih dan serak.

Jungkook mengangguk menenangkan, dia mengelus bahu Taehyun lembut. "Dia baik-baik saja. Kau tenang, dia baik-baik saja."

Taehyun terlihat amat sangat tertekan dengan kejadian ini, Jungkook selaku pisikiater dapat membacanya. Adiknya kini berubah menjadi seorang yang posesif dan protektif, dia menjadikan Beomgyu sebagai ratunya. Taehyun kini tengah jatuh cinta, dia dimabuk oleh perasaannya pada Beomgyu.

Jungkook dapat melihat itu. Sorot mata Taehyun tidak berbohong. Adiknya itu khawatir, merasa bersalah namun dirinya juga tak ingin lepas dari Beomgyu. Seakan bukan hanya Beomgyu yang bergantung padanya, Taehyun juga bergantung padanya. Mereka saling bergantung satu sama lain.

Namun setelah kejadian ini, apa Beomgyu masih mau menerima Taehyun?

Apakah kepribadian yang lainnya masih mau menerimanya atau malah berusaha untuk melenyapkan Taehyun?

4Face MPD | TaegyuWhere stories live. Discover now