36. Obstreperous

301 49 5
                                    

Halo, hai hai 👋👋
Ada yang masih nunggu cerita ini? Hahahaha

Setelah lebih dari sebulan, akhirnya cerita ini bisa lanjut juga...
Tanpa berlama-lama

Happy reading guys 🖤💙

...

🦋 Warning 🦋
Cerita ini adalah sebuah karangan fiktif belaka yang kisahnya disesuaikan dengan kisah Yunani dari Merfolk yang berkembang.

...

👣

...


Tepat pukul 11 siang Biyuna baru saja menapakkan kakinya di gedung perusahaan milik Apollo, dengan mata birunya yang sudah tidak ia tutup-tutupi dan juga senyum yang memperlihatkan seluruh giginya serta menampakkan lesung pipinya yang manis

"Kau siapa?" Tanya pria berkulit tan itu, sambil menaikkan sebelah alisnya,

"Bagaimana bisa kau melupakanku!"

"Aduh aku tidak mengingatmu, bisakah kau memberikanku sebuah petunjuk tentang siapa dirimu?" Mendengar perkataan Apollo, Biyuna mempautkan bibirnya, sangat menggemaskan

"Apollo!"

"Siapa suruh menghilang empat hari tanpa kabar? Bukankah aku sudah memberikanmu ponsel? Sulitkah menghubungiku dalam 4 dikali 24 jam mu itu? Kau kemana saja? Dengan siapa? Hey! Kau kemari memiliki misi untuk mendapatkan kembali mutiaramu yang berada di dalam tubuh Bible bukan untuk bersenang senang dan menikmati kebahagiaan mu di dunia manusia! Kau bisa saja mati dan berubah menjadi buih-buih,"

Biu tersenyum, astaga, pria dihadapannya ini sungguh mengkhawatirkan kondisinya "Aku baik-baik saja Apollo! Dan aku tidak akan berubah menjadi buih, aku kemarin tengah melakukan misi mendapatkan mutiaraku kembali,"

"Lalu? Apa mutiaramu sudah kembali?" Biyuna menggelengkan kepalanya, Merfolk itu berjalan mendekat kearah Apollo lalu merangkul lengan pria Tan itu

"Apa ini? Lepaskan," Apollo menggerak-gerakkan lengannya yang dirangkul oleh Biyuna,

Bernada agak merengek, Biyuna berkata "Ayoooo maafkan aku,"

"Ya, ya, ya,"
"Apollo yang tampan rupa dan hatinya, maafkan Biyuna,"

Tak kuasa menahan beban kelucuan yang menyerang, Apollo akhirnya mengangguk

"Lain kali jangan lakukan lagi, kau harus mengabari aku apapun, jangan pergi tiba-tiba apalagi tanpa pamit, Janji?" Melihat uluran jari kelingking Apollo yang terarah padanya, Biyuna segera menautkan jari kelingkingnya, menekan sebuah perjanjian ilusi yang  berbanding terbalik dengan maksud sebenarnya dari tautan mereka

Apollo melupakan satu hal tentang identitas aslinya, bahwa bagi seorang Merfolk, pinky promise dan sebuah janji hanyalah buaian indah yang bisa disepah dengan mudah tanpa karma

...

👣

...

"Oho aku mengenal seorang bos besar yang mendadak mengajukan cuti sehingga anak-anak buahnya kelabakan mereschedule ini itu," itu adalah kalimat yang pertama kali Bible dengar setelah membuka pintu ruang kerjanya. Alis pria itu terangkat sebelah, tak pernah ia sangka dalam hidupnya ia mendengar dirinya dimaki oleh karyawan nya sendiri

Atau lebih tepatnya adiknya yang mendouble job menjadi seorang karyawan nya (?)

"Ah tau nih, yang lu bilang dia cutinya via telepon aja kan?" Itu Jeff, pria dengan gitar dipundaknya ikut menimpali omongan pria paling kecil di lingkaran itu

MerfolkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang