SEMBILAN BELAS

668 21 0
                                    

Yang masih ngikutin cerita ini, selamat membaca 😊


Mobil hitam berhenti di depanku, aku tidak bisa melihat jelas mukanya karena gelap.

Oh my God, siapa ya? Nggak kelihatan.

"Dinda kan? Kamu mau pulang?"

Dia menyalakan lampu, oh dia. Kenapa bisa ada disini sih?

Aku hanya mengangguk canggung.

"Ayo aku antar" Serunya dari dalam mobil.

Aku mencoba menolaknya dengan alasan sudah memesan taksi, namun dia bersikeras untuk mengantarku jadi aku terpaksa naik ke mobilnya. Sebentar, jangan tuduh aku gampangan dulu. Aku tidak enak dengan mobil di belakang yang sudah mulai kesal karena mobil ini tidak kunjung jalan.

Jangan penasaran siapa yang ada dibalik kemudi mobil ini. Dia hanya seorang laki - laki yang aku tidak tahu statusnya, entah pacar orang, suami orang, atau bisa juga single. Terakhir dia mengaku single tapi kita tidak pernah tahu kebenarannya kan.

Namanya laki - laki aktingnya ada aja. Bener nggak?

"Kamu abis nyalon juga?" Tanyaku sambil memusatkan perhatiaku kepadanya.

Dia tertawa. Kenapa mukanya lebih tampan dari terakhir kali ya. Apalagi dia mengenakan celana blue jeans, kaus putih dan ada jaket jeans dibelakangnya. Outfit laki - laki favoritku sepanjang masa.

"Beneran abis nyalon? Kok nggak ketemu?" Tanyaku lagi karena belum dijawab.

"Itu kan salon cewek, kebetulan dari beberapa bulan lalu aku pindah ke apartemen situ. Towernya dibelakang salon kamu" Jelasnya sambil fokus melihat jalan.

Aku hanya ber oh ria, tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Sumpah ini canggung banget.

"Oh iya, ini kamu mau ngedate? Cantik banget" Pujinya tanpa basa - basi setelah melihatku beberapa kali.

Tadinya mau ketemu Mike, tapi nanti dulu deh. Ada cowok ganteng seperti Adam- iya, dia mantan aku Adam tempo lalu yang aku ceritakan, masih ingat kan?

Intinya, aku mau menggali tentang kehidupan Adam dulu sebelum aku mengecek handphone. Aku takut Mike keburu membuka pesanku dan membalasnya.

Maaf Mike, aku mau kepo sama mantan aku dulu.

"Aku mau makan, laper dari sore kekurung disalon tadi" Keluhku sambil menatap jalanan yang sedikit basah karena gerimis mulai datang.

"Kebetulan banget, aku juga keluar mau cari makan. Bosen pesen online terus" Keluhnya super kebetulan.

"Aku niatnya mau ke Koi di Mega Kuningan, mau makan cantik sambil cuci mata" Jawabku sambil nyengir lebar.

Yang belum pernah kesana, coba datang sekali - kali. Apalagi kalau kalian "bule hunter", disana banyak ekspatriat atau pekerja dari luar yang berkantor di area sana. Dan bule - bule disana tidak bisa dipandang sebelah mata, sebagian dari mereka adalah pebisnis, investor atau karyawan dari kantor - kantor disekitar. Dan tentu saja, kebanyakan dari mereka good looking, itu poin pentingnya.

"Bisa ya kamu, yaudah kita kesana aja. Kebetulan aku pernah lewat sana tapi nggak pernah mampir" Jawabnya sambil mengarahkan mobilnya menuju lokasi.

Yang penasaran bagaimana nasib taksi online yang aku pesan tadi aku kasih tahu. Begini, karena aku sudah bayar pakai uang elektronik jadi aku meminta drivernya untuk tetap pura - pura menjemputku dan mengantarku. Jadi dia tetap tidak rugi.

Oke, perjalanan menuju lokasi lumayan lancar karena hari sudah semakin malam. Sesampainya di Koi kami langsung disambut oleh pelayan disana. Aku sengaja memilih lokasi indoor karena aku tidak mau kepanasan. Keadaan cukup ramai walaupun sudah jam setengah sepuluh malam, kami diarahkan ke meja yang dekat dengan bar. Penghalangnya hanya dilapisi sekat dari kayu untuk membatasi kursi depan bar dan meja kami.

I WANT MORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang