04

2.6K 233 17
                                    

.
.
.
.
.
.
.


Tak

Kopi itu guanlin letakkan di samping renjun, mereka sedang duduk di kursi yang menghadap ke arah sungai Han

"Thanks" ucap renjun yang langsung meminum kopi yang di bawakan guanlin

"Saya gak nyangka kalau orang yang mau Daddy saya jodohkan itu kamu" ucapnya pada renjun

"Saya pikir lelaki yang bakal Daddy saya jodohkan adalah submisive baik baik, bukan yang suka keluar malam lalu ikut balap liar, menabrak seseorang dan mengambil black card orang itu" ucap guanlin menyindir renjun

Renjun menatap guanlin "maksud Lo bilang kayak gitu apa hah?! Menurut Lo gue bukan submisive baik baik gitu, mulut Lo bener bener ya" ucap renjun tak percaya dengan apa yang guanlin katakan

"Saya hanya mengatakan fakta, itu yang saya alami kemarin saat bertemu kamu"

"Serah Lo lah, intinya Lo harus nolak perjodohan kita gue gak mau tau!"

Guanlin menggeleng "saya gak bisa, Daddy akan marah sama saya"

"Cupu banget sih Lo, sama Daddy Lo aja takut, dominant macam apa kayak gitu"

"Kalau gitu kamu aja yang ngomong sama ayah kamu, buat nolak perjodohan ini" ucapnya pada renjun

Renjun terdiam, ini sangat berat. Semua yang ayahnya katakan adalah mutlak, tidak ada yang bisa membantah bahkan ibunya sekaligus

"Gue gak bisa"

"Yaudah kalo kayak gitu terima aja"

Ucapan guanlin membuat renjun langsung menoleh padanya dengan pandangan mematikan

"Gue gak mau! Pokoknya Lo yang harus ngomong sama Daddy lo"

"Saya gak bisa renjun. Kalau saya dan kamu gak ada yang bisa ngomong kenapa gak kita jalanin aja?" Ucapnya menatap renjun

"Gue mau bebas! Gue gak mau di kekang!"

"Saya gak akan ngekang kamu, kamu mau balapan? Mau keluar malam? Saya gak akan larang kamu, terserah kamu mau ngelakuin apa"

Renjun menatap guanlin dengan sinis "gue gak percaya, Lo pasti bakal ngelarang Gue kayak di drama drama kan?! Ngaku Lo"

"Engga.. saya serius"

Mendengar ucapan guanlin membuat renjun terdiam, haruskan dia menerima perjodohan ini? Ahh mola dia bingung sekarang




.

23.15


Brukhh

Renjun menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang empuknya, yang membuat tidur jaemin terganggu

"Eunghh... Injun..."

Renjun melihat kembarannya yang sudah terganggu "na.. gue mau ngomong sama Lo bangun dulu"

Jaemin langsung membuka matanya dan melihat kembarannya

"Menurut Lo guanlin gimana?" Tanya nya dengan serius

"Eungg.. guanlin siapa njun?" Tanya nya tangan mungil nya itu masih mengucek matanya

"Ck guanlin, orang yang di jodohin sama gue"

Mendengar itu jaemin langsung terduduk "ahh guanlin!!! Cowok ganteng itu?!"

"Injun suka sama dia ya?! Ciee..."

Renjun menghembuskan nafasnya, dia salah bertanya seharusnya dia bertanya pada kakaknya xiaojun atau bundanya saja, bukan pada kembarannya yang memiliki IQ rendah

"Gue nanya menurut Lo dia gimana?"

"Keliatan ganteng kok njun, tinggi juga"

Ingin rasanya renjun menenggelamkan jaemin setelah mendengar jawaban itu

"Aghh bukan itu jawaban yang mau gue denger!! Udah deh Lo besok besok jangan main lagi sama Jeno, otak Lo jadi gak bener" ucapnya menarik selimut nya

"Kok gitu..?" Jaemin kembali berbaring menghadap kembarannya yang memejamkan mata itu

"Guanlin itu baik kok njun keliatannya.. guanlin juga keluaran dewasa, auranya sama seperti daddynya"

Renjun membuka matanya saat jaemin bicara padanya dengan mode serius dan menatap kembarannya

"Kalo injun sama guanlin, Nana gak perlu cemas.. selama ini Nana khawatir kalo injun udah keluar tengah malam.. takut injun kenapa Napa.."

"Kadang kadang nana pengen nyusulin injun ke arena balap, tapi Nana takut kena marah ayah.."

"Nana yakin guanlin itu pria baik.. injun jangan nolak perjodohan ini ya..."

"Kenapa?"

"Soalnya injun kan selama ini jomblo, kasian nanti gak ada yang lagi sama injun.. masih untung guanlin gak nolak injun"

Oke, dia salah karena terlalu serius mendengarkan ucapan jaemin. Sekarang dia menyesal

"Kurang ajar Lo"

"Hehehe" jaemin tertawa mendekat kan diri ke arah kembarannya dan memeluknya dari samping

"Tapi yang Nana bilang bener injun.. guanlin pasti bisa jaga injun.. Nana gak perlu khawatir lagi.."

"Segitu yakinnya Lo?"

Jaemin mengangguk "diantara kita berempat coba liat, cuma injun yang di jodohin berarti kan injun anak kesayangan ayah"

Renjun menepuk jidat jaemin dengan pelan "engga kayak gitu prinsipnya na.. emangnya Lo mau di jodohin? Kalo mau gue bilang ke ayah"

Jaemin menggeleng "engga.. nanti nono nangis Nana sama cowok lain"

"Dih malu Sama badan kalo tu dominant nangis"

"Tapi bener injun.. nono sering nangis kalo Nana marah, nono lucu Nana suka"

"Serah Lo deh"

Renjun sudah sangat cape dengan hubungan Jeno dan jaemin yang bucinya sudah overdosis




TBC

dijodohin! (guanren)Where stories live. Discover now