08.

2.4K 192 8
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



"Njun Lo yakin gak papa nih?" Tanya haechan sambil mengeluarkan satu persatu cemilan dari dalam kulkas, jangan tanya itu punya siapa sudah pasti itu milik dominant yang kini tinggal bersamanya.

"Tidak apa apa, dia juga tak akan menyadari nya" celetuk renjun melirik haechan.

"Kamarnya cuma satu njun, injun tidur sama guanlin ya?"

Jaemin muncul setelah berkeliling mengelilingi unit apartemen kembarannya, renjun mengangguk.

"Lo tidur sama dominant itu? Wah.. njun.. gak nyangka gue, mau juga dia tidur sama singa galak kaya Lo ya" Celetuk haechan membawa semua cemilan milik guanlin ke meja depan.

Renjun menghembuskan nafasnya pelan "gue bisa apa? Chan... Bantu gue gimana caranya gue bisa nolak perjodohan ini" ucapnya memelas pada teman buntalnya ini.

"Ya ngomong ke om yuta lah, emang kalo Lo ngomong ke gue gak bakal ngaruh njun" balas nya sambil menyuapkan coklat ke mulutnya.



Ceklek...!!

Intensi mata ketiga submisive itu terarah pada pintu yang terbuka, mata haechan melotot saat melihat dominant milik renjun itu masuk ke dalam.

"Omo..." Ucapnya tanpa sadar menutup mulutnya.



"Lagi ada tamu?" Tanya guanlin menatap renjun, haechan melirik renjun sekilas yang tak berniat menjawab

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Lagi ada tamu?" Tanya guanlin menatap renjun, haechan melirik renjun sekilas yang tak berniat menjawab.

"Dia nanya" ucap haechan menyenggol pelan kaki temannya, membuat renjun mendengus pelan.

"Lo gak liat, harus banget nanya" ucap renjun dengan sinis. Jaemin dan haechan terdiam saat mendengar ucapan renjun yang terdengar tidak sopan.

"Huh.. kamu masih marah soal yang tadi pagi? Saya minta maaf.." ucap guanlin dengan lembut.

"Ya Lo pikir gak sakit? Sakit lah Lo yang pertama asal Lo tau" ucap renjun dengan suara yang meninggi.

Haechan dengan pikirannya kacau saat mendengar ucapan renjun, dominant ini yang pertama? Apa jangan jangan...

"Saya gak sengaja, saya minta maaf.. saya belikan salep untuk kamu, sini saya pakaikan" ucap guanlin mendekat ke arah mereka.

Salep?

Haechan dengan refleks berdiri "njun, gue sama Nana kayaknya pulang deh... Kini permisi" ucap haechan menarik tangan jaemin dengan kuat kemudian berlari pergi meninggalkan apartemen renjun.

Renjun menatap bingung dengan tingkah haechan yang tiba tiba berubah

"Ck! Gue gak perlu, sakitnya tuh tadi pagi asal Lo tau, lagian baru tinggal sehari Lo udah berani nampar gue gimana kalo udah nikah nanti" balas renjun dengan menyilangkan tangannya menatap guanlin.

"Nikah? Kamu berfikir sampai sana?"

Renjun terdiam, "ah bodo! Gue bakal lapor ke ayah liat aja Lo ntar" ucapnya kemudian langsung masuk ke dalam kamarnya.

Guanlin dengan cepat menyusul si kecil namun pintu kamar sudah Tertutup, "njun.. ini salepnya gimana?"






.



"Masa iya Chan? Gak mungkin, renjun itu gak suka sama guanlin, Nana gak percaya"

Jaemin dengan susu di tangannya membalas ucapan haechan

"Ihh iya tau na, aku yakin injun Sama cowok ganteng itu udah begituan.. tadi injun bilang kalo cowok ganteng itu yang pertama kan, terus dia juga bawa salep buat renjun.. aku yakin sih.."

Jaemin terdiam beberapa menit, "emang iya ya? Kalo pertama kali itu sakit? Nana belum pernah nyoba.."

"Sakit.. kayak di gigit harimau" balas haechan menatap jaemin.

"Emang haechan pernah di gigit harimau?" Tanya jaemin polos, haechan mengangguk "pernah, kak mark harimau nya" balasnya dengan kekehan kecil.

"Emang kak Mark punya harimau? Kok nono gak pernah cerita sama Nana ya? Ucapnya dengan memajukan bibirnya.

Haechan menepuk dahinya saat mendengar jawaban polos dari temannya, "udahlah.. gak penting.." ucap haechan.






.




"Sshh..."

"Tadi katanya udah gak sakit?"

Guanlin, dominant itu kini tengah memberikan salep ke pipi renjun yang di tampar nya tadi pagi.

"Tadi udah gak sakit, tangan Lo nih kasar jadi sakit pipi bayi gue" ucap renjun.

"Saya minta maaf.. saya gak senga__"

"Bisa gak Lo berenti ngomong itu, fokus aja sama pipi gue" ucap renjun dengan kesal pasalnya sejak tadi dominant itu selalu mengucap kan kata maaf berkali kali membuat renjun muak mendengarnya.

"Iya.. saya minta ma__" guanlin memberhentikan kalimatnya saat mendapatkan tatapan tajam dari renjun.






TBC

dijodohin! (guanren)Where stories live. Discover now