3. Long Way Home

4.9K 339 13
                                    

Butik gaun pengantin itu tidak ramai ketika mereka datang. Hanya ada dua pembeli lainnya yang datang bersama keluarga mereka. Selebihnya, hanya ada staff yang lalu lalang bertugas melayani, atau bolak-balik membawa gaun.

Eleanora mengecek jam yang melingkar di tangan kirinya. Sudah setengah jam mereka berada di tempat itu, dan setelah melakukan beberapa diskusi dan konsultasi, ia akhirnya mendapat jatah untuk mencoba gaun sesuai rekomendasi staff.

Setelah beberapa saat menunggu seorang pramuniaga akhirnya datang membawakan gaun pernikahan putih yang penuh dengan berlian. Gaun itu begitu cantik, berbentuk A-line dengan taburan berlian yang cukup padat mulai dari bagian dada hingga perut. Beberapa berlian masih tersebar di bagian bawah gaun namun tidak sebanyak di bagian atas yang menjadi sorot utama.

"No." Ucap Eleanora langsung menolak. Tanpa pertimbangan lain, wanita itu tidak setuju dengan gaun pertama.

Eleanora memang menginginkan sesuatu yang glamour untuk pernikahannya, namun bukan berarti gaunnya harus di taburi dengan ribuan batu permata. Eleanora pasti akan menangis jika kehilangan salah satu dari sekian banyak batu berkilau itu.

Pramuniaga pun yang membawa gaun itu ke dalam. Wanita itu lantas pergi sebelum kembali membawakan gaun dengan model klasik yang hampir seluruh tubuh dibuat dengan bahan renda. Gaun itu tampak sederhana, namun gayanya terlalu klasik dan terkesan kaku.

"That's a no no." Tegas Eleanora. Konsep pernikahan Eleanora dan Caleb memang semi modern. Tapi bukan berarti wanita itu ingin tampil salah kostum di pernikahannya sendiri.

Eleanora menghela napas. Dia melirik Alexa dengan wajah lelah sebelum akhirnya bangkit.

Eleanora lantas memilih sendiri dress nya. Di antara ribuan gaun pengantin yang terpajang di butik itu, ada beberapa pilihan yang tengah popular di musim ini. Butik populer itu memang memajang berbagai pilihan gaun, mulai dari rancangan desainer gaun pernikahan ternama seperti Hayley Paige, Lazaro, hingga skala lokal semua ada di sana. Namun tidak hanya gaun pengantin, butik itu juga menyediakan gaun untuk bridesmaid dan keluarga dengan berbagai pilihan bentuk dan warna.

Setelah beberapa menit memilih dan kembali berkonsultasi dengan pramuniaga, Eleanora akhirnya mencoba gaun pilihan pertamanya.

Wanita itu lantas berjalan cepat ke balik ruang ganti, tidak sabar untuk memakai gaun itu. Beberapa saat berlalu sampai Eleanora muncul dari balik tirai. Eleanora berjalan di hadapan Alexa sebelum memutar badannya layaknya tengah berjalan di catwalk.

Alexa mengernyit setelah disuguhi dengan pemandangan itu. Ia memandang Eleanora dari atas hingga bawah dengan ekspresi yang sulit ditebak.

Bukan gaunnya tidak cantik, gaun itu begitu cantik, dan elegan, hanya saja ia rasa gaun mermaid itu kurang cocok dengan bentuk tubuh Eleanora.

"Bagaimana?" Tanya Eleanora ragu setelah melihat ekspresi Alexa.

"Aku tidak suka siluetnya. Itu terlalu berlekuk." Komentar Alexa yang langsung disetujui dengan anggukan oleh Eleanora.

Eleanora pun berbalik, dan mencoba gaun selanjutnya. Dia lantas berganti ke gaun model ballgown yang memiliki bawahan yang lebar dan bertumpuk-tumpuk. Gaun itu tampak jauh lebih berat dan besar dari sebelumnya. Rok berbahan tulle tipis namun berlapis-lapis itu benar-benar mekar di bagian bawah.

"Kau yakin ingin memakai yang satu ini?" Komentar Alexa sesaat setelah melihat Eleanora keluar dari tirai ruang ganti.

Wanita itu bahkan belum sempat berpose di hadapan Alexa sebelum langsung mendapatkan penghakiman dari sahabatnya itu.

Eleanora lantas berbalik, kembali mencopot gaunnya dan berganti ke pakaian yang sebelumnya ia kenakan. Sang calon pengantin itu lantas keluar dari ruang ganti. Ia menghampiri sahabatnya dengan wajah merengut.

Unsavory RedemptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang