29. Embrace

2.3K 127 4
                                    

Jam menunjukkan pukul empat sore ketika Sean mulai membuka berkas terakhir yang harus dia teliti. Satu jam lagi dia akan pulang, dan dia tidak sabar untuk menemui wajah orang-orang yang dia cintai. Ya, dia memang punya rencana untuk mampir ke rumah Alexa sepulang dari kantor. Dia ingin mengecek secara langsung wanita itu dan kedua anaknya.

Sean memang sibuk selepas pulang dari Italia. Setumpuk berkas yang tidak bisa lagi menanti, perlu eia cek dan dia tanda tangani. Hingga dia tak sempat mampir ke rumah Alexa selama dua hari terakhir.

Sean kembali membaca paragraf demi paragraf yang tercetak pada setumpuk kertas itu, sampai suara ketukan terdengar dari arah pintu yang menjadi penghubung dari sekat ruangan dia dan sang private asisten. Tidak biasanya Charles mengetuk pintu di sore hari seperti ini. Alis Sean berjengit, dia segera membiarkan Charles masuk.

"Tuan Sean Williams." Panggil Charles sopan meski dengan nada kaku yang janggal. Seperti Charles sedang menahan tekanan.

"Ada apa Charles?"

"Aku harus menyampaikan sesuatu."

Sean spontan mendongakkan wajah, mendengar Charles yang tidak langsung berterus terang membuat dia semakin bingung. Ini bukanlah tabiat sehari-hari asistennya itu. Charles bersikap begitu aneh kali ini.

"Katakan, Charles." Ucap Sean cepat. Tidak sabaran mendengar apa yang terjadi.

"Tuan Caden terlibat kecelakaan, Tuan. Sekarang sedang dibawa ke rumah sakit oleh Micky, 3 Bodyguard Wilson dan Nyony Aleca.."

Napas Sean serasa berhenti detik itu juga. Tangannya spontan meremas dokumen yang tengah dibaca, tak peduli dengan kertas yang terjilit rapi kini telah berubah menjadi seonggok barang tidak berguna.

Jantung Sean memompa kencang. Dia lantas bangkit dan berjalan cepat hingga berdiri menjulang di hadapan Charles. Wajah Sean memerah, menunjukkan jelas kemarahan yang tengah berkobar.

"Bagaimana bisa terjadi! Dimana Michael?!" Bentak Sean keras. Dia bahkan tidak peduli jika lantai lain mendengar suaranya.

"Seseorang merusak mobil Michael dan membuat Michael terlambat datang mengawal Nyonya dan si kembar, Tuan. Begitu juga dengan ketiga bodyguard keluarga Wilson. Menurut informasi dari mata-mata kita ada yang mengecoh mobil mereka sampai mereka terlambat sampai dan tidak sempat menyelamatkan Tuan Caden."

"Sialan!" Sean mengumpat berulang kali, mengeluarkan sumpah serapah pada orang yang berani menyakiti anaknya itu. Namun rasa marahnya tak kunjung reda. Dadanya sakit tertahan, tangannya bahkan bergetar hebat karena kemarahan.

Sean berbalik, sebelum lantas melempar habis barang-barang di meja kerjanya ketika rasa marah dan frustasi makin menjadi-jadi. Dia terengah-engah. Tangannya memijit kedua pelipisnya yang berdenyut.

Setelah beberapa saat mengacaukan ruang kerjanya, dan merasa lebih tenang, Sean akhirnya berbalik. Kali ini dia bisa berpikir sedikit lebih jernih untuk mencerna situasi dan memikirkan langkah selanjutnya.

"Bagaimana keadaan Caden sekarang?"

"Dia kehilangan kesadaran, Tuan. Tidak ada luka luar yang berarti, tapi tim dokter sedang memeriksa lebih lanjut kondisinya."

"Datangkan dokter terbaik secepatnya. Dan aku mau semua orang terlibat menyelidiki kejadian ini. Mulai dari cctv, plat mobil, sampai semua petunjuk kecil lainnya. Aku tidak mau ada pentunjuk yang tercecer. Sekarang!"

"Baik, Tuan!"

"Aku harus menemui Caden dan Alexa secepatnya." Gumam Sean. Pria itu lantas menyahut ponsel dan kunci mobilnya.

Bayang-bayang Caden yang tergeletak di ranjang rumah sakit. Dan Alexa yang menangis tersedu-sedu di sebelah Caden seolah menghantui Sean. Dia tahu bahwa ini akan menghancurkan Alexa, karena itu dia harus segera ke rumah sakit sebelum wanita itu menyalahkan dirinya lagi seperti saat Alyssa pergi.

Unsavory RedemptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang