7. Uncontrollable

3.8K 362 9
                                    

Alexa memutuskan pulang setelah petang. Ia pun mengendarai mobilnya, melewati jalanan kota yang ramai dengan kendaraan, sebelum berbelok di kawasan perumahan yang cukup sepi.

Mobil yang ia kendarai berhenti ketika memasuki pekarangan rumah di ujung jalan. Rumah itu memang letaknya berada paling ujung di antara barisan rumah lainnya. Posisinya berdiri kokoh di ujung bukit, paling tinggi di antara rumah-rumah lainnya.

Ia memang memilih tempat itu karena ia suka dengan pemandangannya. Ia bisa melihat sunset, sunrise, maupun bintang-bintang di malam hari dengan jelas dari sana.

Kaki jenjangnya menapak lantai pavement sebelum akhirnya turun dan berjalan menuju pintu depan. Alexa lantas memasang kunci sebelum membuka dan menutup pintu depan. Ia lantas berjalan masuk dan berteriak dengan nada nyaring.

"Mama's back."  Seru Alexa. Tak lama terdengar dua langkah kaki kecil berlari mendekat ke arahnya.

"Mama!" Teriak kedua bocah itu begitu melihat wujud mamanya.

Mereka tidak bisa menyembunyikan wajah senangnya. Senyuman lebar terpasang di bibir kecil mereka.

Chase dan Caden lantas memeluk tubuh Alexa dan mendorongnya hingga membuat tubuhnya nyaris limbung.

"Caden missed you, Mama." Ucap Caden begitu bahagia. Seolah-olah Alexa baru saja pulang dari pergi dalam waktu lama, padahal dia meninggalkan mereka belum sampai lima jam lamanya.

"I missed you too, my babies."

"You've back." Suara pria itu seketika membuat tubuh Alexa menegak. Ia lupa akan keberadaan Sean di sana.

Alexa menghela napasnya sebelum mendongak. Matanya spontan bertemu dengan sepasang mata biru yang menatapnya intens.

Pria itu kini berdiri di hadapannya. Dia masih mengenakan kemeja kantor yang dipakai tadi siang, namun kini dua kancing kemeja teratasnya terbuka dengan lengan baju yang digulung ke atas. Celana yang lelaki itu gunakan juga masih sama, celana kerja berbahan kain berwarna hitam yang dijahit langsung oleh desainer ternama langganan Keluarga Williams. Sepertinya pakaian tampak tidak nyaman, Sean butuh untuk segera mengganti bajunya.

Selain pakaiannya yang masih sama sejak tadi, pria itu juga kembali mengabaikan rambutnya kali ini. Rambut gelapnya yang biasanya rapi dengan sentuhan gel pun tampak acak-acakan tak sempurna.

Tapi kenapa hal itu di mata Alexa itu kelihatan menarik. Pria itu bahkan tampak semakin tampan sekarang.

Oh apa yang dia butuhkan tadi. Baju ganti, ya, sepertinya pria itu lupa membawa baju ganti. Ia perlu meminjamkan pakaian lain karena pasti itu tidak nyaman jika dipakai sepanjang hari.

"Yup. Terima kasih untuk menjaga mereka." Ucap Alexa pelan yang langsung dibalas dengan gelengan kecil dan senyuman simpul. Ia sudah tahu maksudnya itu, Sean sama sekali tidak keberatan dan merasa bahwa ucapan terima kasih tidak pantas didapat. Pria itu hanya melakukan tugas basic dan bagian dari kewajiban dan perannya sebagai orang tua.

Alexa mengalihkan perhatian ketika Chase mulai merengek.

"Mama, Daddy telah memasakkan makan malam untuk kita. Ayo!" Chase kini meraih tangan Alexa dan mulai menarik ibunya itu untuk mengikutinya.

Alis Alexa berjengit. Bukan Chase yang menyita perhatiannya kali ini, tapi malah Sean.

Lelaki itu berdeham, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia tidak bisa menyembunyikan salah tingkahnya saat Alexa mulai menatap pria itu dengan pandangan bingung.

"Aku pikir kau mungkin lapar dan lelah sepulang kerja. Jadi aku memanfaatkan sedikit bahan di kulkas untuk memasak makan malam. Is that okay?" Jelas Sean sembari bertanya.

Unsavory RedemptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang