33. In the Dark

1.3K 64 4
                                    

Flash back

Dua hari sebelumnya.

Sean melangkah tergesa-gesa. Tubuhnya sigap, membawanya dengan langkah cepat melewati lorong-lorong penghubung markas setelah dia mendapat pesan singkat terkait berita penting dari sang private investigator.

Tanpa buang-buang waktu Sean segera mencari pria berumur akhir tiga puluhan itu, mata elangnya menilik ke sana kemari. Sampai pandangannya terkunci pada dua orang pria di sudut ruangan yang tengah berbincang.

Dua orang itu berjalan menuju ke arahnya, memberikan sapaan kecil, begitu menyadari kehadirannya. Mereka lantas mengangguk, memberikan kode yang langsung dimengerti Sean.

"Sir, kami menemukan informasi baru."

Begitu kalimat itu terdengar, Sean langsung membawa dua orang itu ke ruangannya. Mereka lantas memberikan rekaman cctv dan menunjukkannya pada sang bos.

"Bmw hitam itu berhenti di jalan Westown Street selama lima menit. Sebelum akhirnya menghilang di jalan Roastside."

Mata Sean memicing, mengamati gerak-gerik mobil dalam rekaman cctv.

"Kami mendapatkan rekaman cctv lainnya di gang itu, Tuan." Sang private investigator memutar rekaman selanjutnya.

Sean terus mengamati BMW hitam itu sampai mobil itu berhenti di salah satu rumah. Rumah itu begitu familiar, dibangun megah  dari uang hasil bayaran yang digelontorkan keluarga Williams. Rahang Sean mengeras, dia benar-benar tak percaya dengan fakta yang baru dia temukan ini.

"Rumah Melissa. Bagaimana bisa?" Desis Sean kasar.

Tangan Sean mengepal kuat. Dia tengah menahan amarahnya, namun Sean masih berusaha menetralkan ekspresi wajahnya. Dia tidak ingin orang lain tahu soal emosinya yang tengah menggebu-gebu. Dia tidak ingin orang-orang memprediksi langkahnya selanjutnya.

"Apa ada yang tahu informasi ini selain kita bertiga?" Mata Sean memicing, memerhatikan raut wajah dua orang dihadapannya dengan tatapan intimidasi.

"Tidak ada, Bos," ucap dua orang itu bersamaan. Jawaban singkat kompak itu cukup untuk meyakinkan Sean. Pria itu mengangguk.

"Bagus. Kalau sampai bocor, kalian yang akan jadi taruhannya." Ancam Sean. Dia menatap tajam dua rekan kerjanya itu sekali lagi, memastikan bahwa kedua orang itu tahu dia benar-benar serius dengan perkataannya, sebelum Sean meneruskan ucapannya.

"Dan Jesper, aku ingin kau memata-matai dia secara langsung. Dan kau Dixon, buka kembali file soal kasus Alyssa lima tahun lalu. Kumpulkan semua file yang berkaitan dengan kasus lima tahun lalu. Aku rasa aku mulai menemukan titik terang soal semua hal ini."

Kini satu persatu fakta mulai tersusun dan terhubung dalam benak Sean. Ada puluhan dugaan yang bersarang di otaknya, dan dia perlu membuktikan dugaannya itu secepatnya.

Sean lantas berjalan cepat keluar dari markas, sebelum dia memasuki mobil dan membanting pintu mobil kasar. Tangan Sean lantas meremas kemudi frustasi.

Rasanya dia ingin menghajar satu persatu wajah yang dia kenali itu. Dia ingin menghancurkan mereka dengan tangannya sendiri. Dan itu pasti akan dia lakukan sebagai bentuk pembalasan atas apa yang menimpa Caden, Adik kesayangannya, dan Kakak Perempuan Alexa.

"Sialan, ternyata selama ini ada tikus yang menyelundup dan mencuri dari kita."

****

Pagi ini, Dokter yang menangani pemasangan gips di kaki Caden telah melakukan kunjungan. Sang dokter datang dengan wajah cerah. Pria berusia sekitar empat puluhan itu pun menyapa Alexa sebelum melakukan pemeriksaan pada tubuh kecil Caden. Sang dokter berulang kali mengobrol kecil dengan Caden, berusaha mencairkan suasana agar pasien kecilnya itu merasa nyaman.

Unsavory RedemptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang