Seorang pria asal Canada berusia 26 tahun itu sedang duduk gelisah di bangku besi rumah sakit, ia tidak sendirian. Ada keluarga nya dan juga Ibu mertua nya, semuanya berkumpul di rumah sakit besar ini. Ada kabar bahagia namun sangat ia takuti.
Suami pria-nya bernama Lee Haechan yang sangat ia sayangi kini sedang berjuang didalam sana. Haechan sedang beroperasi sesar dibagian perut bawahnya itu. Memang sudah jadi umum jika seorang pria hamil(omega) maka anak itu akan dikeluarkan secara sesar dan Haechan mempertaruhkan nyawanya demi sang anak lahir.
Sebenarnya Haechan sudah pindah keruangan untuk yang kedua kalinya, yang pertama dokter mengatakan bahwa Haechan semakin lemah karena resiko pria hamil itu lumayan hampir sama nya dengan seorang wanita. Hanya bedanya Haechan kemungkinan 25% untuk bisa hamil lagi namun dengan waktu yang cukup lama.
Jadi ruangan kali ini lebih besar dan perawatan nya cocok dengan kondisi Haechan yang melemah.
“Ada yang bernama Mark di sini?”. Suster itu keluar dengan memakai baju perawat dan juga sarung tangan yang ada noda darah sedikit.
Mark mendongakkan kepalanya dan berdiri menghampiri sang perawat, matanya juga fokus sekilas pada tangan suster itu dengan sedikit meringis.
“Saya Mark, suami dari pasien. Ada apa suster? Bagaimana dengan suami saya didalam?”.
“Jika anda ingin melihatnya, masuk saja. Pasien terus meminta pada dokter menyuruh Anda untuk masuk”. Seketika tangan Mark gemetar bukan main, dirinya tremor dan tidak siap untuk masuk kedalam.
“Masuk Mark, Haechan membutuhkan kamu”. Sang Ayah Mark ikut menyarankan pada anaknya.
Dengan susah payah Mark menjilat bibirnya yang kering, dan menelan ludah dengan susah. Sungguh ia belum siap untuk melihat kondisi suaminya, namun di sisi lain ia sebagai pria-suaminya harus bertanggung jawab.
“Baiklah aku akan masuk”.
“Sebelum itu, pakai baju yang disarankan oleh rumah sakit disini. Silakan masuk”.
Mark masuk dengan grogi, matanya melihat tatapan Haechan yang tertuju padanya dengan mata yang berbinar karena air mata dan juga senyuman yang sangat Mark sukai. Sangat manis, cantik dan tampan. Setelah memakai baju itu, Mark menghampiri Haechan.
Tangan kiri Haechan terlebih dahulu mengulurkan pada Mark, dan di raih kemudian digenggam dengan sangat erat. Mencium lembut tangan punggung Haechan dengan lama di bagian sana. Mark mendongakkan kepalanya, menatap Haechan dengan senyuman tulus lalu mata Mark berair, pandangannya berembun. Sadar bahwa dirinya menangis sambil menatap Haechan.
Mencium kening Haechan dengan lembut, sampai Haechan menutup matanya merasakan bibir Mark yang hangat itu menyentuh dahinya. Dan juga air mata Mark yang menetes terjatuh setetes demi setetes yang jatuh pada batang hidung Haechan sampai turun hingga pipi gembil milik Haechan.
“Aku tahu kau sangat kuat, Haechannie...”. Haechan tersenyum lembut pada Mark, ia menganggukkan kepalanya.
“Karena mu, dan anak kita.. aku akan mengeluarkan kekuatan ku”. Tangan kanannya menghapus air mata Mark yang masih mengalir.
“Tidak perlu ditangisi, ini hanya operasi sesar”.
Mark menggelengkan kepalanya, “Tidak! Jangan menyepelekannya, operasi ini sangat besar. Kau bertaruh nyawa mu”.
“Aku tahu, aku tahu. Tenang lah suamiku sayang...”.
Mark lagi lagi menangis, ia menundukkan kepalanya di dahi Haechan. Dokter yang menyaksikan itu jujur sangat terharu, hal kejadian seperti ini sangat langka dan moment kali ini juga hal yang baru baginya. Jadi tidak masalah, toh tinggal menikmati pemandangan yang sangat hangat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pure Love ; Perfect || Markhyuck [End✓]
FanfictionKalian bisa membaca cerita kisah seseorang bernama Mark Lee yang sangat ketakutan ketika suami pria-nya sedang berjuang bertaruh nyawa demi sang anak mereka yang akan lahir, namun justru Mark disuruh untuk memilih antara sang anak atau suami pria-ny...