Bab 4. Mabuk Berat

346 6 0
                                    

Hai, jangan lupa komen dan vote🤩

Happy reading!

"Bukankah kita pernah bertemu sebelumnya?" Andriana menoleh. Benar, pria ini yang menolongnya pada malam itu.

"Lalu? Aku sudah berterima kasih kepadamu," balas Andriana dengan begitu dingin. Raut wajahnya terlihat cuek, serasa tidak ingin berbicara dengan Daniel.

"Jangan terlalu angkuh. Aku semakin suka dengan wajahmu yang cantik itu," celetuk Daniel. Rasanya menggelitik saat lelaki itu meraih pinggul Andriana.

"Belum waktunya berdansa! Jangan menyentuhku!" Peringat Andriana. Daniel mulai beraksi dan tidak semudah itu melepaskan mangsanya.

"Kamu akan menjadi istri ku. Sementara orang-orang di sini hanya mengetahui kedekatan kita saja. Andriana, ingatlah dirimu sudah menjadi milikku!" Daniel berbisik tepat di telinga Andriana. Deru nafas membuat lehernya terasa agresif.

"Lelaki ini pintar membuatku terangsang! Sialan," cetusnya dalam hati. Andriana tidak bisa berkutik sekarang.

Daniel akan membawanya ke suatu tempat. "Kamu harus ikut denganku. Bibir sexy itu membuatku tergoda!" Daniel mengelus bibir gadis itu perlahan. Andriana menolak. Ia pikir Daniel tidak akan berbuat senekat ini padanya, ternyata lebih dari pikirannya.

"Sialan! Jika ada yang melihat kamu sendiri yang malu!" Andriana benar-benar tidak bisa berkutik. Ia dibawa ke ruangan sepi, lelaki itu menguasainya sekarang.

"Tidak akan. Karena aku akan membawamu ke tempat yang tertutup!" Semua orang akan sibuk dengan pesta meriah ini. Sedangkan Daniel memiliki beribu cara untuk meluluhkan gadis keras kepala ini. "Kamu akan kudapatkan malam ini juga!" Lelaki itu terus berbisik.

"Jangan menyentuhku! Dasar manusia iblis lepaskan aku!" Andriana terus memberontak dan pada akhirnya dia terbebas dari Daniel mencoba kabur, saat lift akan tertutup Andriana bisa meloloskan diri.

"Sialan! Gadis itu sangat berani," umpatnya kesal.

"Belum menjadi suami tetapi sudah berani menyentuhku. Dia pikir aku gadis murahan? Sial. Ayah terlalu percaya dengan wajah tampannya!" Andriana berjalan kembali ke pesta. Tapi, dia meminta Mark untuk mengantarkannya ke parkiran mobil.

"Ada apa denganmu, Riana?" Mark bertanya kepada Adiknya yang tiba-tiba meminta pulang, acara juga belum selesai.

"Aku hanya sakit kepala, Kak," jawab Andriana.

"Apakah Daniel melakukan sesuatu yang buruk?" Mark mencoba bertanya lagi.

"Tidak, Kak. Sepertinya aku tidak enak badan," dusta Andriana. Padahal untuk menghindari lelaki biadap itu adalah hal yang lebih penting sekarang.

"Baiklah. Setelah sampai di rumah kamu istirahat ya," kata Mark.

Andriana mengangguk. Masuk ke dalam mobil diantar pulang oleh Sopir pribadi. Andriana menyadarkan kepalanya santai memandangi luar jendela. Sebentar lagi dia akan menikah dengan Daniel, kenapa terlalu cepat? Andriana bimbang. Bagaimana dengan pacarnya jika mengetahui kalau dirinya akan menikah dengan orang lain.

"Kenapa hidupku menjadi rumit," keluhnya.

"Pak, kita mampir ke diskotik!" Ia mau menghilangkan penatnya sejenak.

***

Andriana menuju meja makan dengan mata yang masih mengantuk, cewek itu masih kusut dengan piyama tidurnya. Membuka matanya lebar-lebar sarapan sudah siapkan oleh sang kakak dan Andriana hanya menurut pada kakaknya, tadi saja Mark yang membangunkannya. Andriana mulai duduk tegap dan membuka matanya. Di hadapannya sudah ada susu dan roti berselai strowberry.

Pernikahan Balas Dendam 21+Where stories live. Discover now