Bab V

3.2K 378 124
                                    

"Kenapa anak Jendral Keerati ada disini?" Pertanyaan itu lolos begitu saja ketika Joss sampai diruangan Zee pertama kali.

Zee yang akan menyambut Joss dengan senyuman lebar dan pelukan kekeluargaan menghentikan pergerakannya— apa katanya? Bagaimana Joss bisa mengenal Nunew?

Max yang berada disana bertanya lebih dulu. "Kau bertemu dengan Nunew?"

"Ya," jawabnya cepat. "Ketika aku akan masuk kedalam istana, ia sedang duduk dipinggir jendela kamarnya. Kau tahu aku panik setengah mati melihatnya duduk disana! Oh, God." ujarnya menujuk kearah Jendela ruangan Zee, menunjukkan titik posisi Nunew duduk. "Tapi ia sangat santai. Oh! Aku bertemu dengan Nat disana. Sepertinya mereka berteman baik."

Max terdiam, berteman baik? Ia bahkan tidak tahu tentang itu. Zee menatap kearah Max penuh selidik, merasa dihujam dengan tatapan curiga Max berusaha meluruskan sesuatu. "Sungguh aku tak tahu menahu soal itu! Aku juga baru tahu sekarang, Zee."

"Kenapa?" Tanya Joss penasaran.

Max menggelengkan kepalanya. "Tak ada. Oh iya, Nunew itu adalah salah satu Omega pilihan dari Ratu yang akan menjadi Permaisuri Zee."

"Oh ya?" Tanya Joss sedikit kecewa.

"Kau tidak boleh merebutnya dari Zee." Kekeh Max.

Joss tertawa mendengarnya. "Memangnya Zee sudah pasti akan memilihnya? Kan belum tentu, mungkin aku ada harapan." Ujarnya dengan nada bercanda. "Jika kau tak memilihnya, mungkin aku akan melakukannya." Sambungnya sambil tertawa ringan dan merangkul tubuh Zee dan Max bersamaan.

"Oh sialan kau! Hahaha." Kekeh Max ringan mendengar jawaban Joss, namun Zee tidak menganggap itu sebuah candaan melainkan sebuah ancaman.

Tidak, tidak boleh. Nunew milikku.

.....


"Tun! Bagaimana sekarang?" Tanya Nunew dengan gusar, ia baru saja selesai mandi untuk ketiga kalinya untuk hari ini. Mungkin tadi pagi Nunew masih bisa merasa santai memiliki aroma tubuh Zee yang melekat padanya, mengingat ia akan mengurung dirinya selama di kamar selama seharian ini.

Ia juga sudah meminta Tun untuk membawakan makanannya ke kamar, jadi ia tidak perlu repot untuk ikut acara makan malam— jika ditanya ia akan menjawab kalau ia sedang sakit. Tapi, masalahnya sekarang adalah acara makan malam ini sangat besar karena sang Raja baru saja kembali dan para bangsawan akan berkumpul.

Mau tidak mau, suka tidak suka, siapapun yang berada disini harus mengikuti acara yang berlangsung.

"Masih Tuan.." jawab Tun pelan.

Nunew mengeram kesal. "Arghhhhhhhh! Kenapa wangi Pangeran Jelek ini tidak hilang sih! Sudah seharian juga! Oh aku tidak sanggup untuk mandi keempat kalinya, Tun." Nunew membolak balikkan tubuhnya dikasur frustasi, ia menutup wajahnya dengan bantal meredam teriakan putus asanya. "Tun, bagaimana kalau aku berpura-pura terluka? Jatuh dari kamar mandi misalnya?"

"Jangan Tuan, nanti saya yang dimarahi jika tidak mengawasi dan menjaga tuan dengan baik."

Oh, benar juga. Nunew sangat tidak tega jika Tun yang harus menanggung salahnya, bagaimanapun Tun adalah orang yang baik dan Nunew menganggapnya temannya selama disini. "Sepertinya aku harus mandi lagi," Nunew bangkit dari posisinya, lalu berjalan menuju kamar mandi. "Kali ini aroma apa yang harus ku gunakan?" Tanyanya kearah Tun.

"Bagaimana kalau buah Strawberry, Tuan?"

"Baiklah."

The Selection | ZEENUNEWDonde viven las historias. Descúbrelo ahora