Bab VII

3.1K 387 107
                                    


With your words like knives and swords and weapons, that you use againt me.

You pointing out my flaws again
As if i dont already see them

Taylor Swift — Mean.





"Katakan padaku," sela Zee sambil memutar-mutar tongkat golfnya, kepalanya masih tetap tertunduk menatap ke arah para sepupunya yang tengah berkumpul untuk bermain golf bersama; ada Earl Net, Duke Max dan Duke Tutor

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Katakan padaku," sela Zee sambil memutar-mutar tongkat golfnya, kepalanya masih tetap tertunduk menatap ke arah para sepupunya yang tengah berkumpul untuk bermain golf bersama; ada Earl Net, Duke Max dan Duke Tutor.

Tutor yang duduk di sebrang Zee menghentikan obrolannya sejenak dengan Net. "Apa?" Tanyanya.

Zee menyandarkan tubuhnya pada tongkat golfnya yang di tegapkan olehnya. "Kalau kau sudah meminta maaf, tapi permintaan maafmu tidak diterima. Apa yang harus kau lakukan?"

Net yang merasa lebih berpengalaman mengangkat tangannya pongah. "Kau bisa memberikan bunga dan kata-kata manis," jawabnya dengan santai, mengingat James bisa luluh dengan semua itu, mungkin cara ini juga berlaku.

Zee menggeleng. "Ini bukan seperti Omega kebanyakan yang bisa saja luluh dengan itu," gumam Zee dengan alis berkerut. "Dia sedikit... galak."

"Biasanya kau suka berada di dekat Omega manis dan periang, sejak kapan kau memilih dekat dengan Omega galak?" Komentar Net sambil terkekeh.

"Sejak bertemu Omega bernama Nunew Chawarin," sahut Max santai menimpali obrolan itu, membuat Tutor yang juga tahu mengulum senyumnya dalam. "Dia seperti kehilangan kontrol pada dirinya, kapan terakhir kali kita melihatnya marah? Tidak pernah."

Zee mendengus mendengarnya.

"Maksudku– ya mata tidak bisa berbohong, bahwa Nunew memang sangat menarik," sambung Tutor santai. "Oh, posesif ternyata–  tidak perlu khawatir, dia milikmu." Kekehnya begitu melihat Zee menatapnya tajam.

Max mengangguk setuju, sejak awal ketika Zee mengucapkan ia tertarik pada Omega itu, ia sudah tahu bahwa Zee hanya akan menatap kearah Omega itu saja.

"Kenapa hanya aku yang tak tahu, bahwa Zee tertarik dengan Nunew? Oh, aku mengenalnya dengan baik! Kau bisa bertanya padaku Zee." Ucap Net dengan bangga, mendengar itu Zee tampak menemukan sebuah keajaiban, mungkin ia dapat menemukan cara untuk Nunew memaafkannya. "Tapi masalah apa yang terjadi? Memangnya kenapa kau sampai ingin meminta maaf dengannya?"

Oh, benar. Net tidak tahu berita ini karena dia ada pekerjaan diluar dan mereka baru bertemu hari ini, karena Zee enggan untuk menceritakannya, Max dan Tutor lah yang bergantian menjelaskan kepada Net apa yang terjadi. Mendengar itu membuat Net yang semulanya bersemangat tiba-tiba menghilangkan senyumannya. "Kau serius melakukan itu? Ini bukan kau sekali."

Zee mengusap wajahnya kasar, ia tahu bahwa ini bukan dirinya sekali. "Aku tahu."

"Tapi serius Nunew bukan seseorang yang seperti apa kau fikirkan Zee, kau hanya belum mengenalnya." Balas Nat santai. "Perlahan-lahan saja, mungkin semuanya terlalu tiba-tiba. Emosimu dan yang lainnya," sambungnya. "Tak semua orang bisa menerima ketiba-tibaan tanpa sebab, kan? Kau perlu mengontrol sikapmu itu. Tidak semua tergiur dengan tahtamu."


The Selection | ZEENUNEWOnde histórias criam vida. Descubra agora