CHAPTER 36

6.7K 489 1
                                    

"Jean udah kesini tadi pagi banget mau jemput kamu katanya"

"Yah gajadi berangkat sekolah bareng mba ayang deh" ujar Meygin mengompor

"Yaudah sih gapapa" ujar Loel pada Meygin, namun begitu Loel kecewa tak jadi berangkat sekolah bersama sang pujaan hati

Kalau dipikir pikir dia sudah siap lebih awal, apakah Jean se-pagi itu untuk menjemputnya? Lagian bisa nunggu dulu kalau iya

"Hahaha.. Mami becanda doang kok"

Loel menghela nafas lega mendengar itu, namun ia sedikit kesal padahal sudah panik setengah mati tadi

"Hahaha iya mi" jawab Loel dan tersenyum terpaksa dengan candaan maminya itu

"Punya mami gini amat" Batin Loel

"Yaudah habisin dulu sarapannya, sambil nunggu mba ayang.. Eh apa tadi gin manggilnya"

"Iya bener mi"

"Nah itu lah pokoknya"

10 menit kemudian Jean datang dengan motor sportnya..

Hari ini setelah ujian seluruh kelas XII hanya akan mengambil nilai praktek, kelas Jean kedapatan praktek olahraga hari ini jadi Jean bisa menggunakan motor sport miliknya ke sekolah karena tak sedang memakai rok

"Dek Loel, itu didepan ada perempuan cantik, tinggi, rambutnya lumayan pendek datang nyariin kamu katanya" ujar Pak Wawan tukang jaga rumah, bunga dan perbaikan kalau ada sesuatu

"Aciee mba ayangnya udah nyampe" ujar Meygin

"Anak mami udah gede" ujar mami mereka

Ini yang Loel takutin jika mereka tau kalau dia akan dijemput oleh seseorang, pasti ada aja yang dicie-cie in

"Ck apasih, biasa aja kali" jawab kesal Loel

Akhirnya Loel berpamitan kepada mami dan kakaknya untuk berangkat sekolah

"Eh mi, aku berangkat sekarang deh sekalian mau liat mereka" pamit Meygin sembari menyalami maminya

"Eh iya mami juga penasaran sih pengen liat juga"

Mami dan Meygin bersama keluar untuk melihat Loel pertama kalinya dijemput cewe, karena biasanya dia yang jemput buat berangkat sekolah bareng

Loel sudah menaiki motor sport milik Jean, sekarang Loel terima terima saja jika dibonceng oleh Jean

"Janji gak dibonceng" ujar Meygin tiba tiba yang baru keluar rumah

Jean terkekeh mendengar itu, namun yang dibelakang lagi nahan malu. Tapi tak apa asal Jean yang bonceng Loel ikhlas lahir batin

"Nih, pake helmnya" ucap Jean sambil menyodorkan sebuah helm yang tersedia ia bawa tadi

"Hati hati bawa motornya Jean" ujar mami Loel

"Iyaa tante, Jean izin bawa anaknya ya"

"Hahaha iya bawa aja"

Percakapan Mami dan Jean barusan, Jean seakan akan sudah diberi lampu ijo oleh Mami Loel

Jean mulai melajukan gasnya, disaat mereka sudah lumayan jauh dari rumah Jean merasakan ada sesuatu yang melingkar diperutnya, itu tangan Loel yang mencoba memeluknya. Jean merasakan tangan mulus Loel yang memeluk pelan perutnya, lalu mengusap pelan

"Ya Tuhan pengen banget cium tangannya, cuma ke halang nih helm jadi gak bisa" batin Jean

"Kak.." panggil Loel kepada Jean

"Hmm?"

"Kak" panggilnya sekali lagi

"Iyaa, kenapa sayang?"

Wajah Loel memerah mendengar panggilan barusan, jantungnya berdegup kencang, Loel melepaskan tautan pelukannya agar Jean tak dapat merasakan jantungnya yang berdegup sangat kencang

"Gajadi"

"Yakin?"

"Hmm"

Jean dan Loel sudah sampai diparkiran sekolah, Jean membantu melepaskan helm yang Loel kenakan

"Gantengnya, pacar siapa nih?" tanya iseng Jean

"Pacar Vierra dong"

Jawab Loel berniat untuk membuat Jean cemburu, namun yang dijahili terlihat biasa saja dan tetap tenang

"Kok gak cemburu sih? Minimal marah kek" kesal Loel

Jean terkekeg pelan dengan pertanyaan itu "Lah ngapain? Kan aku pacarnya Aksa" jawabnya balik menjahili Loel

Loel meninggalkan parkiran dengan wajah kesalnya, dan langkah kaki yang sedikit dicepatkan. Niat ngerjain malah dikerjain

"Loel.. Hey tunggu"

"Apasih? Sana jauh jauh gue ngambek sama lo"

Jean yang mendengar itu hanya mampu terkekeh gemas

"Kan kamu yang mulai duluan, el"

"Pacar Aksa jauh jauh sana"

"Yaampun.. Yaudah iya aku pergi"

"Ck!" Loel berdecak kesal

Loel memelankan langkahnya agar sejajar dengan Jean, Loel tau Jean tak akan benar benar meninggalkannya

Jean menautkan jari jemarinya ke tangan Loel, digenggam erat tangannya dituntun untuk menuju kelasnya, Loel dan Jean melewat koridor sekolah melewati kelas kelas anak kelas XI dan kelasnya Vierra, ntahlah ia melihat ini atau tidak

Sesampai didepan kelas Loel, Jean melepaskan tautan jemarinya

"Semangat ujiannya, kerjain yang bener, kerjain yang gampang gampang dulu, fokus, lalu berdo'a dulu sebelum ngerjain, oke" titah Jean dan diangguki oleh Loel

"Aku mau ngecek Aksa dulu buat ujian nanti dia udah aman atau belum" lanjutnya

"Oh oke"

Loel masuk kekelasnya dan sudah ada Ega disana, Loel mendaratkan bokongnya dikursi yang terletak paling belakang

"Eh lu udah bejar belom buat ujian nanti?" tanya Ega

"Udah lah" lagaknya

"Anjir songong bet, Kalau remed gue ketawain lo"

"Anjir, do'a yang bener dikit napesih?!"

"Iya ya, moga kita berdua, eh sekelas kaga ada yang remed yak"

"Amin"

Tak lama bel masuk pelajaran pertama berbunyi, disaat ini lah saat saat menegangkan bagi siswa siswi kelas 10 dan 11, guru pengawas mulai membagikan selembar kertas untuk mengisi jawaban dan disusuli beberapa kertas soal MATEMATIKA yang di hekter menjadi satu.

"Oke anak anak, ujian akan dimulai sebentar lagi, dimohon mengisi nama dan pelajaran terlebih dahulu agar tak ada yang lupa nantinya" ujar guru pengawas didepan yang bernama Pak Deka

"Oh iya, buku paket tolong dimasukkan ke dalam tas lalu kumpulin tas kalian kedepan, nanti akan bapak cek" lanjut Pak Deka

"Baik pak" ujar mereka bersamaan

Semua murid sudah mulai mengumpulkan tasnya kedepan, tak terkecuali Loel.

"Oke, silahkan dimulai ujiannya"

 

Bersambung..

Vote dan tinggalkan komen terlebih dahulu sebelum lanjut ke chapter berikutnya, okey.

Terimakasih yang sudah meninggalkan jejak dichapter ini, hal sederhana namun mulia bagi para writer. ʕ•ﻌ•ʔ

Brondong Supremacy - FemdomMalesub | ENDWhere stories live. Discover now