Chapter 04

437 85 21
                                    

Lemah? Yang benar saja!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lemah? Yang benar saja!

Ketua bandit ini benar-benar memandang rendah dirinya dan semua pejuang kebenaran.

Sesaat Lan Wangji berdiri kaku, tenggelam dalam pikirannya. Nyaris tak bisa memahami seringai di wajah cantik Wei Wuxian.

"Aku tidak ingin membicarakan ini denganmu dan juga tidak bermaksud terlibat dengan ketua bandit terlalu dalam."

Wei Wuxian mendesah kecewa,"Sayang sekali, kupikir kau mencariku karena mengikuti lantunan serulingku atau bisa saja kau menyukaiku. Sepertinya aku akan kecewa. Namun aku cukup tersanjung kau sengaja datang menunjukkan wajahmu hanya untuk mengejekku."

Lan Wangji membuang wajah sekilas, menghindari lebih banyak tatapan pria cantik yang mempesona.

"Aku tidak sengaja mencarimu."

"Benarkah?" Wei Wuxian mencondongkan bahu, tangannya terangkat menyentuh wajah sang pemuda berjubah putih.

"Jika bukan sengaja menunjukkan wajahmu padaku. Ini termasuk apa? Mengintip diam-diam dari balik kegelapan."

Lan Wangji lagi-lagi terpaku. Dengan cepat menarik mundur wajahnya. Tatapan mata dalam dari ketua bandit sangat teduh mengatasi keteduhan rembulan.

Untuk sesaat dia tidak bisa berkata-kata.

"Apa kau menyukaiku?" bisik Wei Wuxian.

"..........."

Pipinya menunjukkan rona merah yang tidak normal seperti bara api yang nyaris padam. Berselang seling antara gelap dan terang. Dibungkus topeng angker yang biasa ditunjukkan di depan semua orang, Lan Wangji mengabaikan kalimat berbahaya itu dan membuang muka.

"Aku tidak punya waktu untuk omong kosong ini. Sepertinya aku harus pergi!"

"Kau galak sekali.." Wei Wuxian sedikit muram dan merengut.

"Aku bisa lebih kejam kapan pun dan terhadap siapa pun. Kuakui malam ini terlalu tenang, dan damai. Jadi aku tidak ingin bertengkar denganmu."

Lan Wangji beranjak dari tempatnya.

"Aku pergi."

Gerakan memutar tubuhnya tidak cepat atau lambat, mengisyaratkan ia ragu-ragu untuk melangkah.

"Tunggu! Kau belum menjawab pertanyaanku. Apa kau menyukaiku?" Wei Wuxian menahannya dengan kalimat bernada penasaran.

Lan Wangji menahan nafas dan menjawab, "Aku tidak ingin menjawab apa pun. Aku takut jawabanku akan membuatmu lemah."

"Lalu, apakah kita akan bertemu lagi?"

Lan Wangji bersikap seolah tidak mendengar apa pun. Dia baru akan berjalan menuju kegelapan barisan pepohonan saat suara Wei Wuxian melayang lagi ke telinganya.

"Tuan Lan, kau terlihat lebih tampan tanpa pita dahimu."

Seketika langkah Lan Wangji tertahan, sontak berbalik. Matanya berkobar. Lantas ia meraba pelipis dan teringat insiden di jurang.

𝐌𝐞𝐥𝐨𝐝𝐲 𝐨𝐟 𝐓𝐡𝐞 𝐍𝐢𝐠𝐡𝐭 (𝐖𝐚𝐧𝐠𝐱𝐢𝐚𝐧) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang