PART |3|

2.5K 197 4
                                    

Halooo, boleh follow akun @Echallandra di apk warna hitam? Disana kalian bisa lihat cerita/pov/bayangin yang Echa buat ^.^

-------H-A-P-P-Y---------------R-E-A-D-I-N-G-------

Makan malam tiba, seluruh anggota keluarga Arganta berkumpul, menyelesaikan makannya dalam diam.

"Pa, aku besok boleh sekolah?" tanya Zaza membuka suara.

"Tidak." jawab papa Mahes tegas.

"Kenapa pa? Aku udah sehat tuh," balas Zaza meyakinkan papanya.

"Kamu baru sadar kemarin Za, masa iya langsung besok,"

"Tapi Pa, aku bosan. Aku juga engga pegang ponsel "

"Ponsel kamu ada di laci, sepertinya habis batrai."

Setelah mengatakan kalimat tersebut papa Mahes meninggalkan meja makan dan berjalan ke arah kamarnya.

"Nanti biar mama yang bicara, ya," ujar mama Lia menenangkan anaknya yang menunduk lesu.

"Iya.." jawab Zaza lirih, Alfino melihat adiknya sedang bersedih itu menepuk pelan punggungnya.

"Abang juga akan bantu bilang ke Papa." Zaza hanya mengangguk, kemudian ia berdiri dan berjalan ke arah tangga, menapaki tangga tersebut dengan pelan, seperti tidak ada tenaga. Sampai depan pintu kamar miliknya Zaza segera masuk dan mengunci pintu berwarna biru langit itu.

-🍁-

Matahari terbit dengan senang hati, menyinari bumi yang berisi makhluk ciptaan tuhan.

Di keluarga Arganta semua berjalan seperti biasanya, sarapan dilaksanakan dengan Alfino yang makan sangat lahap. Sangat berbeda dengan adik satu-satunya itu, Zaza menunduk lesu sambil mengaduk-aduk sarapan yang telah dibuatkan oleh maid.

"Makan makananmu." ujar Papa Mahes jengah melihat kelakuan anak perempuannya.

Zaza hanya menatap singkat Papa Mahes, lalu kembali memutar-mutar sendok logam itu diatas piring berisikan nasi berserta lauk.

Tiba-tiba Zaza berdiri dari kursi yang ia duduki, perlahan tapi pasti ia meninggalkan meja makan tersebut dengan perasaan buruk, sejak pagi tadi moodnya hancur.

Sementara itu dimeja makan, Alfino, dan Mama Lia menatapan Zaza tidak tega "coba Papa pikirkan baik-baik lagi Pa, Zaza cuma pengen sekolah lebih cepat, hanya itu," ucap Mama Lia.

"Mama tau Zaza sebaiknya masih dirumah karena masa pemulihan, tapi Mama kasihan lihat dia yang sama sekali nggak ada semangat." lanjut Mama Lia lagi sambil mengutarakan isi hatinya.

"Papa akan biacara dengan Zaza nanti." Mama Lia tersenyum hangat mendengar jawaban dari suaminya, sedangkan Alfino hanya menyimak percakapan suami istri itu, sebenarnya ia setuju dengan penolakan Papa Mahes untuk menyekolahkan Zaza lebih cepat. Namun, melihat raut wajah adiknya yang tidak ada senyum sama sekali itu ia menjadi tidak tega, jadilah Alfino membela Zaza.

-🍁-

Alfino sudah berangkat sekolah menggunakan motor kesayangannya, Mama Lia sedang berada di ruang keluarga, asik mengetik sebuah cerita singkat yang ada di pikirannya. Hobi Mama Lia memang menulis sejak dulu, bahkan sudah ada sepuluh sampai dua belas cerita yang ia buat terbit, sejujurnya Mama Lia tidak kepikiran bahwa hasil dari hobinya itu bisa se-sukses ini.

𝐁𝐑𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑'𝐒 𝐅𝐑𝐈𝐄𝐍𝐃 (ᴏɴ ɢᴏɪɴɢ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang