CHAPTER: 10

20.9K 2.2K 89
                                    

WARNING
|typo bertabaran|
|Cerita iseng|
|Slow update|

Hilangnya keberadaan salah satu anak tengah keluarga Wardhana itu membuat suasana di meja makan mencekam akibat ratu mereka yang terlihat panik sekaligus marah, panik karena Araska yang pergi tanpa pamit dan marah karena suami dan kedua anak laki-lakinya tidak peduli dengan adik mereka sendiri.

"Ayo kita cari Aras mah, mungkin dia sedang nongkrong di tempat yang biasa ia kunjungi. Jadi jangan marah lagi ya sayang." bujuk Arion pada sang istri yang sedang duduk sambil melihap kedua tangannya didepan dada.

Bianca membuang mukanya, ia sedang merajuk. Kenapa suaminya itu baru peduli dengan Aras saat dirinya marah kepadanya.

"Iya mah, kita cari Aras sama-sama ya. Aku dan bang Riel juga akan ikut cari Aras kok." timpal Bayu yang tidak bisa membayangkan jatah bulanan dari mamanya lenyap.

Gavriel hanya mengangguk saat menanggapi perkataan adiknya, sedangkan si bungsu memilih diam tanpa mengatakan sepatah katapun. Vira melanjutkan makannya, ia memang sudah terbiasa tanpa keberadaan salah satu kakak laki-lakinya itu.

Dulu Bianca juga bersikap acuh pada anak ketiganya itu, ia tidak pernah memberikannya perhatian ataupun kasih sayang. Saat Aras membuat masalah, ia akan memerintahkan anak buahnya untuk menyelesaikan masalahnya. Bianca pikir dengan memberikan semua kebutuhan dan uang bulanan yang banyak pada Aras bisa membuat anak itu bahagia, nyatanya Aras sangat haus akan kasih sayang keluarga.

Semua cinta mereka tercurah pada si bungsu, karena Vira adalah anak perempuan satu-satunya milik mereka. Anak yang mereka idam-idamkan, dan seandainya Aras terlahir sebagai anak perempuan mungkin kasih sayang tersebut akan menjadi miliknya.

Bukankah anak itu adalah titipan dari Tuhan yang harus dijaga bak intan permata oleh kedua orangtuanya. Tidak ada yang bisa menentukan kelahiran anak laki-laki maupun anak perempuan, semuanya atau kuasa Tuhan.

Karena itulah Aras merasaa kedua orangtuanya tidak bersikap adil kepadanya, sedangkan kedua kakak Aras mungkin memiliki sifat dan pikiran yang berbeda dengan Araska. Jadi mereka bersikap biasa saja saat kedua orangtuanya memberikan semua perhatian dan kasih sayangnya pada gadis kecil mereka, Vira.

Saat mereka tengah serius menanggapi kemarahan sang ratu, pria berpakaian hitam masuk kedalam mansion sambil membawa sesuatu di belakang punggungnya. Atensi mereka langsung tertuju pada pria tersebut, hingga mata Bianca menangkap sesuatu yang membuatnya terkejut pada gendongan di punggungnya.

"ARAS." pekik Bianca sambil berlari menghampiri salah satu bodyguardnya, Aji.

"Kamu kenapa nak, pak Aji Aras kenapa?" panik Bianca sambil memeriksa tubuh Raska yang tengah tertidur lelap di gendongan Aji.

"Maaf nyonya lebih baik saya mengantar tuan muda kekamarnya terlebih dahulu, lalu saya akan menjelaskan semuanya." ucap Aji sesopan mungkin pada majalah majikannya.

"Iya pak, tolong antar Aras kekamar." kata Bianca.

Pak aji berjalan kearah lift sambil terus menggendong Raska, pria tersebut tak habis pikir dengan tuan mudanya yang tengah tertidur dengan sangat pulas.

Flashback...

Raska menghabiskan semua makanan yang ada didepannya, lalu meminum teh hangat pesanannya. Aji benar-benar di buat terkejut dengan porsi makan majikannya itu.

ARASKA (Give Me Your Life) ✓Where stories live. Discover now