Pilihan

18 6 5
                                    

Pagi-pagi sekali aku datang ke sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi-pagi sekali aku datang ke sekolah. Bukan apa-apa aku hanya ingin menghindari kemacetan. Walaupun hanya kota kecil, Cianjur juga sering macet. Terutama jam 7.30 sampai jam 9an. Makanya pukul 05.50 aku sudah berangkat dari rumah.

Selain ingin menghindari kemacetan, aku juga suka dengan aroma di pagi hari. Belum ada polusi kendaraan. Masih segar.

Aku membuka pintu kelas dan duduk di kursiku. Tapi sebelum mendaratkan tubuhku di sana, ekor mataku menangkap sesuatu yang aneh di lokerku.

Memutuskan untuk berbalik dan berjalan menghampiri loker yang berada di ujung kelas. Aku terkejut melihat pintu lokerku yang sedikit terbuka.

Apakah ada yang membukanya? Lagi pula apa yang dia cari. Di sana tidak ada barang berharga makanya tidak pernah aku kunci.

Daripada mengira yang tidak-tidak  akhirnya aku memutuskan untuk memeriksanya.

Saat ku buka pintu loker, aku menangkap keberadaan buket bunga di dalam sana.

Wiih. Siapa nih yang ngasih aku bunga, tumben amat. Apa aku salah buka loker?

Eh, tapi benar kok ini lokerku.

"Waaahh! Pagi-pagi udah dapat buket bunga. Dari siapa tuh?" Rama tiba-tiba muncul di balik pintu kelas.

"Entahlah, tiba-tiba aja ada di sini," jawabku.

"Coba lo cek, siapa tahu ada nama pengirimnya," saran Rama.

Benar. Kenapa tidak terpikirkan olehku sebelumnya.

Setelah dibolak-balik beberapa kali, aku tidak menemukan satu nama pun di buket itu.

"Buket dari siapa tuh Ra?" tanya Syifa seraya duduk di kursi, diikuti Fazriana setelahnya.

Aku menggeleng. "Nggak tahu. Tadi nemu di loker."

Kening Syifa mengernyit. "Bentar deh." Ia menarik buket di tanganku.

"Ini bunga Anyelir!" serunya heboh.

Fazriana, Rama dan Aku saling berpandangan. Siapa pun tahu itu bunga Anyelir. Apa istimewanya?

"Maksud gue, lo bertiga tahu gak arti bunga ini?"

Kami bertiga serempak menggeleng.

"Ini bunga Anyelir berwarna merah tua. Melambangkan rasa cinta dan kasih sayang. Itu tandanya ... " Syifa menatap kami bergantian dengan pupil mata yang membulat. "Ada seseorang yang menyatakan perasaannya kepada Aira."

"Hah?" Aku hampir saja tersedak oleh ludahku sendiri.

"Ngaco kamu!" sanggahku.

"Dih, gak percaya lagi. Lo search aja di google, banyak kok situs-situs yang menjelaskan tentang makna bunga Anyelir," ujarnya.

Bukan arti bunga itu yang membuatku kaget. Tapi, siapa yang memberiku bunga ini. Aneh sekali ada orang yang naksir sama kutu buku macam aku.

"Tapi siapa ya yang kasih ini buat Aira? Penasaran gue," tanya Rama sambil mengusap dagunya.

Anyelir Twenty-sixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang