Our Destiny #Nine

289 13 5
                                    

Sore pun kembali menyambut mereka dengan begitu nyaman dengan sinar mentari yang seakan-akan melambai kan tangan perpisahan membuat sebagian begitu merasakan ketenangan,

Terlihat beberapa mahasiswa/i yang baru saja memasuki kampus dengan perasaan segar ada pula yang masih setia menunggu jam pulang dengan begitu kusut seperti hal nya dengan panitia yang harus menyelesaikan tugasnya,

"Ga ada niatan balik gitu" Keluh Jeongyeon melihat para wanita yang sedang begitu serius  mengurus semua berkas-berkas yang ada sedangkan para pria hanya bersantai ria
"Gue izin ya gue serahin semuanya sama kalian" Sahut Jisoo,

"Kenapa oppa buru-buru amat" Tanya  Mina yang begitu penasaran
"Mau ngeduliin kita? Enak bener hidup lo" Ketus Chaeyoung yang ga Terima atas izinnya Jisoo
"Gue ga peduli si dan gue izin, Ren ingat gue masih punya urusan sama lo! ikut gue" Ucap Jisoo memegang tangan Irene,

"Ohhh pantes izin duluan udah ga tahan ya hyung" Sindir Tzuyu yang memahami akal Jisoo saat ini
"Apa si bacot gue cuma mau nganterin dia doang lagian dia lagi ga enak badan bener kan" Ucap Jisoo seraya menatap Irene dengan begitu lekat tak lupa meremas tangan Irene dengan sedikit kasar,

"AShh I...iyaa gue lagi sedikit ga enak badan boleh gue izin dulu" Sahut Irene dengan gugup namun mampu ia bersikap senormal mungkin menahan sakit pada pergelangan tangannya yang mungkin memerah
"Ga usah alibi Ren sakit dari mana lo persaan dari pagi baik-baik aja lo, sehat banget malah" Cletus Momo,

"Ga usah bacot lo lah, nyatanya dia sakit ngurus banget lo" Bentak Jisoo yang langsung ingin menghajar Momo namun ditahan oleh Irene
"Kedua pangeran ini kapan si kalian tidak meributkan segala hal masih aja dalam kebencian damai damai gitu kek" Sahut Dahyun yang begitu heran,

"Najis banget gue harus damai sama dia ga ada untung nya buat gue" Ucap Momo yang langsung mendudukkan dirinya kembali
"Yang mau damai sama lo juga siapa ogah banget gue" Sahut Jisoo menatap tajam sosok Momo
"Bacot banget lo Hyung posesif lo mirip psychopath, bangsat" Ucap Chaeyoung yang memang benar adanya,

Jisoo tidak akan segan-segan melakukan hal apapun termasuk membunuh orang yang berusaha merebut Irene apa lagi sampai mendekati nya dengan alibi teman, Jisoo begitu terobsesi akan Irene namun tak rela melepaskan Nayeon yang notabene nya masih kekasih resmi dia saat ini,

Padahal Nayeon tak mempunyai perasaan apapun bahkan jika Jisoo melepaskan nya itu adalah kebebasan yang begitu Nayeon idamkan dirinya benar-benar terasa dikurung dalam sangkar untuk menyapa bahan berbicara dengan Momo saja begitu sulit jika ada Jisoo didekatnya,

Jisoo begitu mengekang nya dia tidak mau melepaskan Nayeon namun begitu egois ingin mendapatkan keduanya tanpa ada yang meninggalkan dirinya entah cinta atau tidaknya Nayeon, dia tidak pernah perduli yang Jisoo tau Nayeon sudah resmi menjadi miliknya saat ini,

"Urusan gue masalah lo apa ga ngerugiin lo juga kan, Mending ngaca deh sama diri lo sendiri gimana!" Bentak Jisoo
"Udah udah ayo Jis anterin balik, Sorry gue izin dulu ya" Pamit Irene begitu lembut tak lupa menggandeng tangan Jisoo dengan penuh kasih sayang
"Irene Irene ck keduanya emang dasarnya bucin akut" Keluh Jeongyeon melihat punggung mereka yang perlahan menghilang,

"Tapi tolol Irene noona tuh bisa-bisanya mau mempertahankan orang gila begitu padahal udah tau si brengsek itu juga mempunyai hubungan dengan Nayeon Noona bisa-bisanya masih nerima, ini juga Nayeon noona ngpain si ga dilepas" Ucap Chaeyoung
"Iya anjing, kalo gue jadi Irene noona mah mending nerima Seulgi Hyung deh dari pada mempertahankan obsesi Hyung yang semakin jadi" Sahut Tzuyu sembari menyesap air putihnya,

"Bukan ga mau dilepas udah berusaha lepas tapi lo tau gimana dia kan tanpa harus gue jelasin" Ucap Nayeon
"Bener juga si, aneh bahkan terang-terangan dihadapan noon mesra banget sama Irene noona kenapa ga dilepas aja si Nayeon Noona" Sahut Chaeyoung memahami keadaan noonanya saat ini yang sedang terjebak
"Pake pelet dukun mana ya Jisoo bikin Irene senurut itu" Ucap Jeongyeon begitu heran dengan keadaan,

"Terserah dia aja toh itu juga kehendak Irene yang masih jelas banget cinta sama Jisoo, selagi Irene masih mau berusaha merubah Jisoo meskipun dalam kesakitan yang ia rasakan lebih dalam selama ini ya apa salahnya? Gue yakin usaha tidak akan mengkhianati hasil dia, Kalo Jisoo masih tetap ga berubah lebih baik lagi berarti Jisoo yang kurang kewarasannya" Jelas Momo namun matanya tak lepas dari layar handphone,

"Bener kata Hyung cinta itu bukan bagaimana jalannya sebuah hubungan tapi bagaimana cara kita menyikapi hubungan, kalo kita cuma menerima mulusnya pasangan kenapa harus menanam sebuah benih cinta didalam  perasaan" Ucap Lisa membenarkan perkataan sang hyung,

"Kaya nya abang adik ini harusnya ga perlu disatuin deh" Bisik Jeongyeon namun masih begitu jelas terdengar
"Iya hyung pening gue mahami nya, tinggal tidurin aja wanitanya kan beres pakai segala dengan rumus" Ucap Chaeyoung yang di anggukan oleh JT
"Bacot kalian" Sahut Momo melempar kacang kepada mereka yang hanya tertawa,

"Ini kenapa jadi pada gibah si para jantan" Keluh Jennie melihat para lelaki itu hanya duduk manis menikmati makanan dan minuman
"Iya para betina ini kan lagi dibantuin dalam doa" Cletus Momo namun ia benar-benar tak bergeming dari handphone nya,

"Bantuin chating dengan para jalang?" Sinis Jennie yang langsung merebut handphone Momo dan mengeceknya memang benar ia sedang mencari jalang untuk ia bayar
"Aish Jen balikin iya ini gue mau bantuin" Keluh Momo memohon pada sosok kekasih gelapnya yang sudah ia yakini dalam mode kecemburuan,

"Makan noh jalang" Kesal Jennie yang langsung mengembalikan handphone Momo dengan kasar
"Bini lo kenapa si hyung ngomel mulu kerjaannya" Ucap Tzuyu yang tanpa disadari mendapat tatapan yang begitu tajam,

"Eh ga ga Noona hehehe maaf" Lanjut Tzuyu merasa ngeri akan tatapan Jennie pada dirinya
"Haid kayanya makannya begitu tuh tingkahnya" Bisik Jeongyeon
"Dari mana hyung tau?" Sahut Chaeyoung
"Dia nolak buat gue grepe bangsat puasa tubuh dia gue ga bisa ini" Bisik Jeongyeon,

"Ga usah bisik-bisik buruan bantuin" Bentak Jennie melihat tingkah JCT
"JY entar malam idola lo ke club" Teriak Momo setelah melihat notif handphonenya
"Berisik" Ucap Minju mencubit perut Momo sedikit kasar
"Aw aw aw Nju sumpah lama-lama perut gue ilang kesexyan nya sialan dicubit sana sini" Keluh Momo,

"Bacot sexyan juga Chaeyoung" Gumam Minju yang masih begitu terdengar
"Emang lo udah pernah lihat gue kah? Ga kan? Atau Lo ngintipin gue mandi? Ckk Minju lo ternyata penguntit gue ga nyangka gue" Ucap Momo yang sudah dipastikan hanya untuk gurauan,

"Hyung sialan hak paten gue itu" Teriak Chaeyoung yang langsung lari bermanja-manja ria dengan Minju sedangkan Momo hanya tertawa lepas
"Najis banget ini kutu satu pawang nya mana si gini kalo ga dijagain suka kumat gilanya" Keluh Minju
"Pawang gue siapa si gue aja lupa" Sahut Momo,

"Miris banget sama Joy ga dianggep sama sialan ini" Ucap Sana begitu kesal dengan tingkah Momo
"Joy kan cuma jalang pribadinya doang San ga usah heran" Sahut Jeongyeon yang langsung tertawa begitu ringan
"Bacot JY, Ini tuan putri pada kenapa diam mulu" Ucap Momo melihat Suji dan Nayeon,

"Kenapa Suji? Haus?" Tanya Jeongyeon khawatir, padahal disitu ada Jennie kekasih pertamanya tapi dia justru malah lebih memperhatikan kekasih gelapnya
"Ga, Cuma ini lagi pusing aja" Sahut Suji membolak-balikkan berkas
"Dari pada ngebahas hal yang lain mending urus ini dulu biar bisa cepat pulang" Ucap Nayeon yang di anggukan oleh Suji,

"Ya udah sini biar gue bantu" Sahut Jeongyeon yang langsung menghampiri begitu juga Tzuyu untuk membantu nya
"Giliran orang lain yang nyuruh aja langsung gercep" Sindir Jennie
"Apa si katanya suruh bantuin ya aku bantu lah ini, salah mulu heran" Keluh Jeongyeon menatap Jennie dengan kesal,

"Ya bagus bantuin lah ga usah bacot doang" Ketus Jennie begitu malas untuk saat ini selalu saja Suji yang menjadi prioritas utama Jeongyeon bukan dirinya
"Jen ga usah childish deh heran banget gue sama tingkah lo" Ucap Jeongyeon dengan tatapan kesalnya
"Terserah mu si" Sahut Jennie menatap Jeongyeon kembali,

"Hoaaammmm pulang enak seperti nya" Ucap Momo melihat jamnya ditangan yang menunjukkan pukul 18:00
"Pulang matamu clearin ini dulu dari tadi malah berantem ga jelas bukannya dikelarin" Sahut Nayeon yang hanya mendapat cengiran dari Momo,

(Akhirnya! Aku merindukan nya sangat merindukannya tuhan-Heart Nayeon).












Jangan lupa bantu vote dan komennya bantuan kalian begitu sangat berharga minimal vote thank's you BAS,

Our Destiny || TWICE X BLACKPINKOù les histoires vivent. Découvrez maintenant