📍| 6

96 17 2
                                    

Tok...tok

"Tengah malam begini siapa yang bertamu?" Rea pergi untuk mengecek siapa yang bertamu.

"Apakah pencuri? Ok ok tenang Rea, kalo emang iya tinggal kau tusuk saja dengan jarum suntik" Rea membawa jarum suntik nya untuk berjaga-jaga.

Berada tepat di depan pintu, Rea pelan-pelan membukanya.

Pintu tersebut terbuka sedikit dan memunculkan sebuah kepala yang membuat Rea terkejut.

"Kenapa lama sekali membukanya" Rea diam terpaku melihat siapa yang berada di depannya.

"Hei" ia lambaikan tangannya pada Rea.

Grep!

Rea memeluk erat orang tersebut membuat orang yang ia peluk sedikit terdorong ke belakang.

"Kenapa lama sekali sih" Rea memukul pundaknya.

"Ssst, sakit tau"

"Biarin" pelukan Rea semakin erat membuat dirinya kesusahan untuk bernafas.

"Re?" Panggilnya.

"Udah belom?" Tanyanya pada Rea.

Tidak ada jawaban dari Rea, tapi ia bisa mendengar deru nafas Rea yang tenang.

"Tidur ternyata, capek ya" kekehnya.

🍂

Pagi hari tiba Rea bangun dari tidurnya, ia melihat sekeliling.

"Apa kemarin itu mimpi?" bingungnya.

"Mimpi apa?" Rea menoleh arah kamar mandi.

"ZE!!!!" Teriaknya sambil loncat dari atas kasur.

"Hati-hati sayang, nanti kamu jatuh" Ze menangkap Rea yang berlari ke arahnya sambil meloncat.

"Kan ada kamu" Ze membentur kan kepalanya dengan kepala Rea.

Rea terkekeh lalu ia mencium bibir Ze dengan lembut.

"Udah mulai nakal ya" Rea nyengir.

"Aku nakalnya cuma sama kamu aja hehe" Ze tersenyum.

Keduanya pun saling berciuman satu sama lain dengan lembut.

"Mau makan apa? Biar aku masakin" menatap wajah Ze.

"Makan kamu" Ze langsung meraup bibir Rea.

Mereka kembali berciuman namun kali ini lebih panas.

Sambil menggendong Rea Ze berjalan ke arah sofa dekat dengan kamar mandi, ia duduk di sana sambil memangku Rea.

Sementara bibirnya memagut bibir Rea tangannya tidak tinggal diam dan  membuka satu persatu kancing baju Rea.

Kebetulan Rea memakai kemeja putih oversize memudahkan Ze untuk melancarkan aksinya.

Ciuman tersebut turun ke leher Rea membuat Rea sedikit mendesah.

🍂

Saat ini suasana dikantor sedang kacau karena Ze yang tiba-tiba menghilang begitu saja.

"Eh itu bukannya Dokter Rea ya?"

"Eh itu bukannya Dokter Rea ya?"

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

"Ada apa ya dokter kesini?"

Mereka berbincang-bincang tentang kedatangan Rea yang tiba-tiba saja ke kantor.

"Selamat pagi" sapa Rea.

"Pagi dokter"

"Dokter ada urusan di sini?" Pegawai tersebut bertanya hati-hati.

"Tidak ada, saya hanya mengantarkan seseorang" sambil tersenyum Rea memandang ke arah pintu.

Terlihat sosok yang ia tunggu, sosok tersebut berjalan perlahan dan tersenyum padanya.

"Ayo" Rea menggeleng.

Sementara para pegawai sedikit terkejut melihat sosok tersebut.

"Pak Ze?"

Yah, sosok itu adalah Ze. Dan orang yang diantarkan oleh Rea adalah Ze, si tuan muda Ze.

"Ada apa? Kalian seperti melihat hantu saja" kelakar Ze membuat Rea dan yang lain terkekeh.

"Ah bapak bisa saja, saya hanya kaget liat bapak" ucap pegawai tersebut.

"Gak usah kaget gitu, saya tau saya tampan"

"Pd banget bapak ini"

"Sudah-sudah, sana. Kamu ada kerjaan yang harus dikerjain. Kasian tau sekertaris kamu" omel Rea.

"Idih, udah nasib sekertaris begitu kali sayang"

"Bacot, aku pergi dulu. Ada klien yang nunggu soalnya" tanpa mengucapkan salam perpisahan Rea berlalu pergi.

Di kala itu seluruh pegawai disana terkekeh dengan tingkah Ze yang diacuhkan oleh Rea.

"Ngapain liat-liat kalian, sana kembali bekerja" dengan nada kesal ia pergi menuju ruangannya.

"Ternyata Pak Ze ada juga sisi begini ya" mereka tertawa.

















































...

Yeurobun saya back huwehe 乁⁠ ⁠˘⁠ ⁠o⁠ ⁠˘⁠ ⁠ㄏ

Selamat membaca gais

Tuan Muda Ze Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu