Bab 25. Tanya yang Tak Berujung.

596 48 1
                                    

Sekali lagi ku rapikan kemeja lengan panjang navi yang ku pakai dengan sedikit berlemot ria dihadapan cermin. Bukan karena terkesima dengan kegantengan yang ku miliki  walaupun sebenarnya aku memang cukup membuat wanita terbengong bengong saat melihat ku. Tapi bukan itu alasannya. Nama wanita itu memenuhi kepalaku dengan sangat baik setelah hari itu.
Drrrtttttt... Drrrrttttttt...
Lamunan kronis yang ku idap segera buyar saat satu panggilan kembali mengintervensi keasyikan ku barusan. Aku menghela napas panjang saat melihat id sang pemanggil. 

Walaupun enggan tetap ku terima juga akhirnya .

"Kenapa Sih Ma ...?.

"Mama masih berharap kamu sama Mimiko....".

"Ma, ku tutup ya. Aku udah ditunggu sama papa".

Tidak menunggu respon dari lawan bicara hp sudah ku letakan diatas nakas. Pokoknya aku harus tahu hubungan Gia sama keluarga Matsusima hari ini juga .

Tepat jam tujuh malam Om Sam Dan Papa menjemputku untuk menemui keluarga Matsusima, sedangkan tujuan kedatangan kami tidak lain adalah meluruskan 'kesalahpahaman' yang terlanjur terjadi di apartemen tempo hari.

Kalau boleh jujur, ini adalah kedatanganku yang kesekian dikediaman Matsusima walaupun kebanyakan kedatanganku hanya sebatas didepan komplek perumahan seperti maling mengintai mangsa. Namun yang diintai malah tidak pernah muncul bahkan penjaga keamanan disitu tidak mengenal gadis yang ku tunjukan fotonya saat pertama kali mendatangi pos keamanan untuk mengorek informasi tentang Gia.

Ini kali kedua setelah aku diperkenalkan secara paksa oleh Reina saat itu.

Tuan rumah menyambut kedatangan kami dengan sangat baik, terlebih aku yang sudah dikenalkan sebagai 'pria yang dekat' dengan Reina.

Tak ku perduli suasana aneh yang saat ini, terlebih Reina yang duduk ditengah tengah sofa besar mewah diapit kedua orang tuanya. Tak terlihat Reno sang pembuat onar yang ada hanya Reina yang turut hadir dengan pakaian .... yang lumayan berbeda . Dress panjang selutut berwarna ungu muda membuatnya terlihat teramat sopan ... 

Papa berbasa basi membahas berbagai hal yang tidak ku dengarkan dengan baik. Terlebih perhatianku benar benar teralihkan memperhatikan sekeliling mencari cari sosok yang sangat ingin ku jumpai malam ini.

"Nak Lio, Om minta maaf atas tindakan tidak dewasa anak anak Om. Terlebih sampai melibatkan nak Lio sejauh itu".

Om Sam menyikut lenganku sedikit lebih keras karena keasyikan ku yang tidak memberikan respon apapun atas permintaan maaf Om Danu.

"Eh... iya Om. Saya juga meminta maaf atas ketidaknyamanan yang sudah saya timbulkan. Saya benar benar tidak bermaksud untuk menyembunyikan apalagi ikut campur urusan keluarga Om. Murni saya hanya ingin membantu Reina yang saat itu kebingungan".

"Yah ... saya mengerti itu dan saya tidak menyalahkanmu . Yahhh ... inti nya saya ingin tidak adanya kesalahpahaman lagi soal ini. Terlebih keluarga Matsusima dan Kusumajaya adalah rekanan bisnis. Sebaiknya kita tidak memiliki pandangan negatif satu sama lain".

"Yah saya setuju soal itu".

"Tapi .... kalau boleh saya tahu apa yang sebenarnya terjadi.....?".

Danu Matsusima menghela napas panjang atas pertanyaan Om Sam yang sangat mewakili pertanyaan dikepalaku saat itu. Ingatkan aku untuk berterimakasih nanti.

"...... Sebenarnya ini hal memalukan didalam keluarga saya tapi saya rasa keluarga Kusumajaya juga memiliki hak untuk tahu akar permasalahan yang sebenarnya.

Reina menatapku sebentar lalu menundukkan kepalanya sedikit lebih dalam begitu juga dengan Ibunya. Keanehan itu membuatku semakin banyak berpikir .

"... Anak sulungku membuat onar dan kali ini keonarannya benar benar diambang batas. Saat itu dia tidak ingin mengakui kesalahanya malah menjadikan sepupu paling tua nya menjadi kambing hitam atas kesalahan yang ia perbuat. Kakak sepupunya merasa perlu meluruskan kesalahpahaman tersebut mencari tahu keberadaannya dan kebetulan saat itu ditemukan di apartemen nak Lio. Dan yang amat saya sayang kan saat itu anak saya yang paling bungsu juga berada ditempat yang sama. Menyebabkan banyak hal yang tidak perlu".

Tunggu.... sepupu paling tua....? anak bungsu ..! Si Gia yang mana .. kenapa aku jadi tidak mengerti arah cerita orang tua ini. Ahhh tapi menilik dari reaksi Reina dan Reno saat itu tidak ada satupun respon yang baik untuk ukuran dua status keluarga tersebut. Ahhhh bukannya aku juga mengenal Frans sebagai sepupu Reina saat diperkenalkan saat itu. Jadi....... Gia adalah anak bungsu yang dimaksud ...??????. Kenapa jadi semakin janggal ......

Kening ku hingga berkerut pun tidak membuat cerita itu menjadi masuk akal. Reno dan Reina jelas jelas membenci kemunculan Gia saat itu. Tepatnya itu yang ku pikirkan mengingat interaksi Reina dengan Frans saat pertama kali bertemu denganku terlihat akrab dan baik baik saja. Namun saat itu mereka muncul Reina pun menunjukan kebencian yang benar benar tak tertahankan. Bahkan Reno menyewa preman untuk menyakiti yang aku yakini tidak dipersiapkan untuk Frans melainkan Gia.

Otak ku terus memikirkan hal ini berulang kali namun tetap tidak bisa menjadi hal wajar. Dan Om Danu juga sepertinya menyembunyikan sesuatu saat ia menceritakan hal ini. Raut masamnya jelas memberitahukan bahwa ia tahu dengan jelas konflik yang terjadi didalam keluarganya. Konflik lama yang mungkin menjadi alasan terkuat kenapa Gia bisa muncul dipelantaran rumah sakit saat itu.

"....... Ada beberapa aib yang tidak bisa ku ceritakan tetapi bisa saya pastikan anak anak tidak akan lagi menimbulkan masalah yang meyinggung keluarga Kusumajaya kedepannya".

"Benar, terlebih kedekatan Lio dan Reina bisa saja menjadi langkah awal keluarga kita bisa menjadi lebih dekat.

Kali ini sang nyonya rumah yang bersuara. Aku tertegun sebentar sebelum bisa bereaksi . Terlebih rona bingung diwajah Om Sam dan raut dingin papa terpampang nyata diwajah mereka saat ini. Aku harus buru buru menegaskan kesalahpahaman ini terlebih jika memang benar Gia adalah anak bungsu keluarga Matsusima akan lebih repot jika kesalahpahaman ini berlanjut.

"Tante sepertinya ada kesalahpahaman. Saya dan Reina hanya sebatas teman saja...".

"Yah..tidak masalah jika kalian belum ingin melangkah ke jenjang yang lebih jauh . Mungkin kalian butuh lebih banyak waktu. Tetapi tante dan Om berharap jika kalian sudah mengarah kearah itu".

Alamakkkkk.... kok semakin jadi runyamnya...

Pikiran ku sudah belingsatan memutar otak untuk menjelaskan fakta nya. Sedangkan Reina malah tersenyum senyum tidak jelas. Astajim ... kenapa jadi gini sih.....

"Tuan, maaf ada yang perlu saya sampaikan".

Seorang pekerja rumah tangga terlihat mendekati Danu Matsusima dengan tergesa gesa. Raut wajah Danu terlihat berubah menjadi memucat setelah pria itu membisikan sesuatu. Anak istrinya pun terlihat penasaran setelah melihat rona wajah terkejut bercampur khawatir sang ayah.

"Segera siapkan mobil, antarkan saya kesana sekarang".

"Ada apa Pa...?"

Tapi Danu Matsusima malah berdiri dan tak mengindahkan kebingungan sang istri yang turut berdiri disampingnya.

"Maafkan saya, ada sesuatu yang mendadak terjadi. Lain kali kita bisa makan malam bersama untuk menebus ketidaksopanan saya hari ini".

Kami mengantarkan kepergian tuan rumah dengan tanda tanya besar diwajah masing masing. Terlebih diri ini yang sudah memiliki prasangka akan kesalahpahaman yang tidak sempat ku luruskan hari ini akan menjadi masalah dikemudian hari.

"Ah..... sebaiknya kami juga pamit undur diri ".

Papa yang lebih dulu menyadari situasi segera berpamitan dari suasana canggung dengan sang nyonya rumah yang masih terlihat kebingungan setelah kepergian suaminya.

"Maafkan kami, sepertinya terjadi sesuatu yang sangat gawat. Lain kali kita lanjutkan kembali perbincangan kita".

"Tidak masalah".

Setelah berpamitan kami segera meninggalkan rumah megah milik keluarga Matsusima dengan tanya yang semakin besar dikepala ku.


CINTA KADALUARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang