2

328 7 2
                                    

Jane pov

"Kau mau kubelikan es krim lagi? "

"Iya, aku mau es krim dengan toping coklat yang banyak" Ujar seorang pria kecil yg kakinya masih di perban

"Baiklah, akan kubawakan jika aku kembali, tapi janji tak boleh nakal. "

"Tentu saja tante dokter, akukan super hero, asal tau saja aku yang menolong iron man dan kakiku ini terluka karena habis melawan Tanos"

Aku tersenyum melihat tingah lucu Jeremi pasienku yang ganteng.

"Baiklah, suatu hari jika aku butuh bantuan akan kupanggil super hero kecilku ini, tapiiiiiiii, apa kau akan menolongku hah?? "

Jeremi menyipitkan matanya sambil mengetuk ngetuk bibirnya, seolah sedang memikirkan sesuatu.

"Kurasa aku akan datang jika kau janjikan membawa es krim untukku, kau setuju?? "

"Hahah tentu saja sayang." Aku merangkulnya sebentar kemudian berlalu meninggalkan pria periang itu, dan Jeremi pasien terakhirku setelah berkunjung ke ruangan pasien, jadi aku akan segera pulang.

###

Aku baru saja memikirkan mampir di kedai kopi untuk membeli segelas capucino, tapi sepertinya akan sulit karena macet panjang. Huh bukan perkara baru, dan aku terlalu lelah setelah lepas jam malam aku butuh kopi. Akhirnya kuputuskan mampir di sebuah kedai kopi terdekat, tak jauh dari kemacetan.

Bunyi bel saat pintu kedai terbuka menarik perhatian beberapa pengunjung, dan aku tak punya waktu untuk melihat sekeliling karena yg ku perlu adalah kopi. Demi Tuhan, kopi menjadi sangat berharga bagiku,

Aku duduk di bawah jendela kaca besar dan seorang pelayan membawakan pesananku, sebuah wafel coklat dan capucino panas, asapnya mengepul menarik perhatianku.
Aku menyesapnya perlahan kemudian mulai memakan wafelnya.

"Sepertinya kau lapar"

Aku mengangkat kepalaku kearah suara itu berasal. Aku mengenalnya, dia paman dari salah satu pasienku yang juga seorang anak.
Aku tersenyum canggung mungkin karena dia tampan atau mungkin karena dia sexi. Shit! aku bahkan sudah lupa apa itu sex.

"Boleh ku bergabung? "

Demi Tuhan pertanyaan apa ini? Kenapa tak langsung duduk saja hah. Pikiranku yang asik sendiri sedangkan tubuhku sudah bereaksi mempersilahkannya duduk dengan sebuah anggukan.
Aku menyesap kopiku lagi hanya untuk menelan sisa makanan di dalam mulutku.

"Maaf, saya ryan smith pamannya Zac"

Katanya sambil mengulurkan tangan, dan aku hanya mengulurkan tangan menyambutnya sambil menelan ludah karena wajahnya yang tampan dan tubuh atletisnya yang membuatku terkesimah.

Untunglah kami hanya ngobrol sebentar karena ponselnya yang berdering memanggilnya menjauh dan mengembalikanku ke alam sadar, sungguh pemandangan yang luar biasa, dia bahkan memeberikan kartu namanya tapi yang membuatku penasaran ada berapa otot perunya, apakah otot di dadanya asli? Shit aku bahkan ingin menyapu seluruh bagian dadanya dengan kedua tanganku.

Bersambung....

Hi guys, telat up melulu, masih typo juga. Dan masih bersambung juga.. Janji kali ini gak stuck disini.. Masihhh lanjut kok..
Hapoy reading. Masih rempong sama wajah peran utamanya ughh..
Jarinya jangan malas buat klik like yah.. Hope ya like it guys

Love, Sex n AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang