Bab 26: Lentera dan Kelam

28 2 0
                                    

Happy Reading!

Jangan lupa vote dan Komen.

"Bahagia ku tanpa kamu adalah kekosongan yang paling menyakitkan."

MushafRindu

salza_sm

__________________________

"Apa? Fonna udah lahiran? Masya Allah Walhamdulillah. Padahal aku ingin lihat langsung lho, tapi aku gak bisa datang," ujar Mella sambil melekatkan ponsel di telinganya. Ya, Mella sedang mengangkat panggilan dari Aisya yang mengabarkannya tentang kelahiran anak Fonna. Tapi, ia sangat sedih karena tidak bisa berada langsung di sana.

"Nggak papa, Mel. Kamu kan lagi sakit juga. Ntar foto anaknya aku kirim di grup ya. Istirahat ya, Mel," sahut Aisya di sana. Ia dan Haura memang belum balik karena ingin menemani Mella dulu, hingga akhirnya Fonna melahirkan tepat ketika mereka ada di sana.

Mella menghembuskan napasnya. "Kirim salam selamat buat Fonna ya. Assalamualaikum,"setelah mendengar sahutan salam Aisya, ia langnsung menutup panggilan. Ia terduduk di tempat tidurnya dengan tatapan kosong.

Mella mengusap perut ratanya. "Andaikan saja malaikat kecil sudah hadir di sini, pasti aku akan sedikit terhibur dengan apa yang menimpa suamiku. Suamiku yang sama sekali tidak diketahui keberadaannya. Bahkan sampai saat ini ia belum kembali menemuiku. Allah tolong kembalikan suamiku, aku belum siap kehilangan dia untuk selamanya," lirihnya bersamaan dengan air mata yang membanjiri pipinya.

"Abang, Mel rindu Abang," gumaman itu terdengar bergetar karena Mella berusaha menahan isakannya. Hampir saja ia terisak, namun rasa mual tiba-tiba menundanya. Ia langsung berusaha bergerak ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perut. Namun, yang keluar hanya cairan bening. Ia juga merasa pening. Apa yang terjadi padanya? Jika karena belum makan, tidak mungkin karena ia baru saja sarapan.

Seperti tersadar sesuatu, Mella langsung mengusap perutnya. Setitik harapan tadi berubah menjadi harapan besar. "Apa Allah akan mengabulkan doaku barusan dengan secepat ini?"senyuman tipis terbit dari bibirnya. Sekarang ia benar-benar sangat mengharapkan seorang anak yang bisa menjadi penawar rindunya dengan melihat wajah anaknya yang pasti akan mirip dengan Alif.

***

"Gimana, Dokter?" tanya Mella begitu seorang dokter kandungan selesai memeriksa keadaannya. Ia menggenggam tangan Nazira yang diajak ikut mengantarkannya. Bundanya itu juga sama tegangnya dengannya, menanti jawaban dokter itu.

"Alhamdulillah, selamat Bu Mella, sebentar lagi kamu akan menjadi seorang ibu," sahut Dokter itu kemudian setelah bebrapa saat terdiam.

Mella dan Nazira tidak sanggup menahan rasa bahagia mereka. Rasa syukur tiada henti terucap dari bibir keduanya.

"Terima kasih, Dokter," ucap Nazira dengan wajah berseri. Ia membantu Mella bangkit dari baringannya.

"Sama-sama. Kandungan yang masih muda ini harap dijaga dengan sebaik mungkin. Saya akan berikan resep obat dan vitamin agar gejalanya tidak terlalu berat," sahut dokter perempuan yang berhijab biru itu.

Sepasang anak dan ibu itu hanya mengangguk. Nazira merangkul Mella dengan erat. Ia tahu putrinya saat ini sedang dilanda perasaan campuran antara sedih dan bahagia.

"Bunda, sebentar lagi Alif juga akan jadi ayah, tapi kapan dia akan pulang melihat buah hatinya?" tanya mella dengan mata berkaca-kaca. Ia menatap bundanya lekat. Berharap jawaban Nazira dapat membangkitkan semangatnya.

Nazira mengusap pipi Mella. "Allah sudah menetukan waktu itu sebagai kejutan untuk kamu, insya Allah," ucapnya dengan seuntai senyuman.

***

Malam harinya, Mella terus menanti kepulangan ayahnya. Ia ingin memberikan kabar gembira ini kepada pria yang telah memperlakukannya seperti seorang putri sejak kecil, dan ia ingin mengatakan bahwa putrinya ini akan memberikannya cucu. Beberapa menit menanti, akhirnya mobil Syakir terlihat memasuki halaman rumah. Setelah ayahnya itu menyimpan mobil di garasi, ia segera menghampirinya.

"Ayah," sapa Mella dengan senyum tipis. Tapi sangat terlihat bahwa ia sedang bahagia.

"Sayang? Kenapa belum tidur? Kok kelihatannya bahagia sekali?" beruntun pertanyaan diberikan Syakir karena heran dengan sikap anaknya.

"Ayah mau dengar berita bahagia gak? Berita ini berhasil buat Mella sedikit terhibur atas apa yang terjadi," ujar Mella sambil melangkah beriringa dengan Syakir memasuki rumah. Yap, ia sudah mampu berjalan seperti biasa, walaupun agak sedikit pincang.

Syakir merangkul pundak Mella. "Berita apa yang sudah berhasil mengembalikan senyuman anak Ayah ini?" tanyanya. Jujur, bagi seorang ayah melihat anak yang sudah lama tak tersenyum kembali tersenyum adalah hal sederhana yang bahagia. "Kakinya gimana? Udah baikan?"

"Alhamdulillah kaki Mella udah semakin membaik kok," sahut Mella.

"Terus apa ni berita bahagianya?"

"Ayah akan jadi seorang kakek," ucap Mella spontan.

Dalam keadaan spontan juga Syakir membelalakkan matanya mendengar kalimat yang terasa seperti deretan puisi indah dari mulut putrinya. "Serius, nak?"

Mella mengangguk. Ia meraih tangan ayahnya dan meletakkannya di atas perut ratanya. "Di sini ada cucu Ayah," katanya dengan mata berkaca-kaca.

"Sayang? Kenapa menangis? Bukankah tadi kamu bilang ini adalah penghibur," tanya Syakir yang melihat mata berair Mella. Ia tau putrinya itu sedang menahan tangisnya.

"Mella sedih karena Alif tidak ada di saat-saat seperti ini. Seharusnya ia adalah orang yang paling bahagia hari ini. Tapi, sekarang, keberadaannya saja kita tidak tahu, Ayah," meledak sudah tangisan Mella. Ia benar-benar tidak bisa menghilangkan Alif dari pikirannya walaupun sedetik.

Syakir langsung memeluk Mella dengan erat. Ia bersusah payah menahan air matanya agar tidak mengalir. Ayah mana di dunia ini yang sanggup melihat putrinya terpuruk seperti ini? "Sabar, Sayang. Ayah sangat yakin Alif akan kembali dan melihat anaknya."

Seorang wanita di balik dinding yang tak lain adalah Nazira ikut menangis menyaksikan anak dan suaminya. Ia dapat merasakan kerapuhan Mella karena kehilangan sosok Alif. Apalagi Alif adalah cinta pertamanya.

Hari ini adalah hari di mana Mella dapat merasakan antara dua perasaan. Bahagia dan sedih. Antara lentera dan kelam.

Abang, ku mohon pulanglah. Sapa anak mu yang saat ini sedang menunggu ayahnya menyapa.

____________________

Ayo pulang Alif, istri kamu udah hamil lho😪

kamu di mana sih?🥺

siapa yang sembunyiin Alif dalam sakunya?🧸

Oktober.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya.

Mushaf Rindu ✓[Lengkap]Onde histórias criam vida. Descubra agora