2. Kamu dan kenangan

8.8K 571 12
                                    

Assalamualaikum semuanya 💙💙

Sebelumnya ada yang nungguin bunnes update nih cerita nggak nih?

Hari ini insyaallah bunnes mau update ygy💙💙💙💙💙💙💙💙

Karena kemarin lagi sibuk-sibuknya, sejak kapan bunnes sibuk?

بسم الله الرحمن الرحيم

~SELAMAT MEMBACA~

"Mencintai seseorang tidak harus berakhir indah, kadang kita selalu berfikir orang yang sangat kita cintai adalah jodoh kita

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mencintai seseorang tidak harus berakhir indah, kadang kita selalu berfikir orang yang sangat kita cintai adalah jodoh kita. Saat aku meyakinkan bahwa dia adalah jodoh yang tertulis di Lauhul Mahfudz ku, ternyata itu salah. Lauhul Mahfudz nya bukanlah aku, tetapi kematian."

~Syafazea Arkhanza~

OPACRAPHILE
Karya
Diahsulia







~🌼~







Semilir angin menerpa jilbab segiempat yang digunakan oleh seorang gadis, di bawah pohon yang lumayan rindang, seorang gadis tampak duduk termenung. Orang-orang yang melintasi nya hanya mampu melempar senyum, ke arah dokter muda itu. Sudah tiga hari lamanya, semenjak kepergian calon suaminya gadis yang menyandang sebagai seorang dokter itu masih terlihat lesuh. Bahkan matanya masih sembab akibat menangis semalaman.

"Assalamualaikum anaknya bunda."

Syafa tersentak, dirinya melihat ke arah bundanya yang tengah tersenyum. "Waalaikumsalam, bunda disini?" Syafa mencium punggung tangan wanita itu.

"Iya, mau jenguk kamu." Balas Aurora sembari duduk di samping putrinya itu.

"Jenguk? Syafa nggak sakit bund." Ujar Syafa segera mengusap bekas air matanya dari pipinya.

"Yang sakit bukan raga kamu nak, tapi hati kamu. Iya kan?" Tanya Aurora mengusap pundak putrinya dengan lembut. Sedangkan Syafa hanya menundukkan kepalanya tidak berani melihat ke arah Aurora.

"Nak, jangan pernah salahkan siapapun mengenai garis takdir. Mungkin saat ini Gus Rasya memang bukan takdir mu, kamu jangan terpuruk sama keadaan ya? Bunda lihat nya nggak tega sayang."

Tak terasa setetes buliran air mata jatuh dari pelupuk mata Syafa, ia lantas memeluk Aurora dalam dekapannya. "Bunda, Syafa cuma nggak nyangka aja. Orang yang Syafa impikan menjadi imam Syafa, bukanlah milik Syafa bund."

Aurora menguraikan pelukannya, ia paham mengenai isi hati putrinya itu.
"Bunda yakin, suatu hari nanti ada yang bisa menggantikan nama Gus Rasya di hati putrinya bunda ini. Percaya sama Allah, jodoh, maut itu sudah ada yang mengatur."

OPACRAPHILE [End]Where stories live. Discover now