53 [Dark jokes]

2.3K 372 48
                                    

Happy reading^^

-Tidak perlu insecure, sepatutnya kau bersyukur. Tuhan sudah menciptakan mu sempurna tidak kurang suatu apapun.-

-
-
-
-

Tangan Aurel terulur untuk mengusap bahu Abadi, setidaknya hanya ini yang bisa ia lakukan untuk sedikit menenangkan. Aurel memberhentikan mobil di pinggir jalan.

"GUA BENCI MEREKA! BENCI......"

Aurel menatap mata Abadi, di situlah ia melihat kejadian yang sudah Abadi lalui.

"Kamu selingkuh lagi? IYA 'KAN?!"bentak laki-laki paruh baya Papa Abadi.

"IYA. Aku selingkuh, karena kamu duluan yang selingkuh!"

"AKU TIDAK PERNAH SELINGKUH!"suara itu menggelegar.

Abadi hanya bisa melihat kejadian itu dari kejauhan.

"Kamu bohong Mas! MULAI HARI INI AKU MINTA CERAI!"

"Oke kalau itu mau kamu. MULAI HARI INI SAYA TALAK KAMU!"

Laki-laki paruh baya itu lalu pergi dari rumah. Sementara itu Abadi sudah terduduk terus memukul kepalanya ke dinding.

Melihat bayangan itu membuat Aurel meneteskan air mata. Perceraian orang tua terjadi karena sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Tapi apakah mereka pernah berfikir bagaimana dengan Anak? Apa karena Abadi sudah dewasa jadi tidak membutuhkan kedua orang tua? Tentu tidak.

"Abadi ada masalah?"tanya Azeel.

Sebelum menjawab Brayan terlebih dahulu menarik napasnya perlahan,"Orang tuanya cerai,"

Ketiganya lalu kembali terdiam, tidak ada lagi percakapan. Ini masalah yang sulit bagi Abadi. Hampir 15 menit Aurel menunggu Abadi sepenuhnya tenang. Akhirnya Abadi buka suara,"Gua gak mau pulang. Gue mau pergi ke rumah Nenek, Lo bisa pulang dengan mereka?"ucapnya.

"I-iya semoga Lo lekas membaik,"menepuk bahu Abadi lalu turun dari mobil. Tanpa mengucapkan kata lagi, Abadi langsung melajukan mobilnya. Aurel kemudian menghampiri mobil Brayan.

"Kemana dia Rel?"tanya Aska.

"Dia mau ke rumah Nenek katanya,"menjawab sambil membuka pintu mobil.

"Sekarang Lo berdua mau kemana?"tanya Brayan.

"Pulang!"jawab keduanya bersamaan.

Brayan lalu mengantarkan Aurel terlebih dahulu karena jaraknya jauh lebih dekat, hanya butuh waktu 10 menit saja. "Bye!"Aurel melambaikan tangannya.

Mobil melaju membelah kegelapan malam. Setelah mobil sudah tidak terlihat barulah Aurel membuka pagar rumah kemudian mengetuk pintu.

Tok, tok, tok!

"ASSALAMUALAIKUM! BUNDA AUREL PULANGGG...."meninggikan suaranya tanpa memikirkan nasib tetangga yang sudah terlelap dalam tidur.

"Walaikusallam. Kamu dari mana aja?"pintu di buka oleh Sinta.

Aurel masuk ke dalam rumah barulah ia menjawab, "Abis Tur gaib!"

Sinta hanya menganggukkan kepalanya, ia masih mengantuk. "Bunda lanjut tidur ya Rel. Kalau mau makan ada di tong sampah tuh,"melangkahkan kakinya. Karena belum lapar jadi Aurel memutuskan untuk langsung menuju kamar. Baru saja pintu di buka, ia sudah disambut oleh Bar-bar.

"Meow, meow, meoww..."mendusel pada kaki Aurel.

"Meowww meeeooww...."jawabnya. Seketika Bar-bar terdiam ia sedang mendengar bahasa kucing planet mana itu. Melihat itu membuat Aurel gemas, ia langsung menggendong Bar-bar.

"Hai lama tidak bertemu Aurel..."sapa Lily.

"Hallo bestie. Lo darimana aja? Muka Lo kok semakin putih kek tepung?"jiwa membully Aurel sudah kembali. Lily harus siap siaga menjaga kehormatannya sebagai seorang setan. "Wajahku sejak dahulu sudah seperti ini,"berusaha menjawab dengan elegan and anggunly.

Aurel hanya mengangkat kedua bahunya berusaha bodo amat,"Eh gue punya kemampuan baru loh,"membusungkan dada. "Kekuatan apakah itu?"tanya Lily.

"Kasih tau ga ya?"ia sedang berpikir.

"Aku tebak pasti kemampuan telepati?"Lily memastikan.

"Kok Lo tau? Bapak kamu pesulap ya? Atau jangan-jangan Bapak mu asisten pesulap?"bertanya dengan sungguh-sungguh.

Lily tertawa mendengar pertanyaan dari Aurel. "Tentu saja bukan. Papa ku adalah seorang psycopat,"menjawab tanpa beban.

"Wah dark jokes. Eh siapa yang matiin lampu nih?!"sekelilingnya gelap total entah siapa yang iseng mematikan stop kontak. Aurel lalu memberikan Bar-bar pada Lily yang berada di hadapannya, ia sedang mencari letak stop kontak. Belum juga ketemu sudah terdengar suara Bar-bar mengeong sangat keras. "MEONG......"

"Bar-bar kamu gapapa?"tanyanya setelah berhasil menghidupkan lampu. Bar-bar sudah di atas ranjang masih menatap penuh dendam pada Lily. Sedangkan Lily bernasib naas wajahnya penuh cakaran dan tangannya juga banyak bekas gigi Bar-bar. Terlihat dari wajah Lily ia sangat trauma serta ingin menangis namun ia tahan. "Yuk bisa yuk keluarin aja,"menyemangati Lily untuk menangis.

"Hiks, hiks. Papa.... Mama..... Lily telah disiksa oleh Bar-bar,"

Aurel lupa kalau kucing dan setan tidak bisa di satukan. Bagaikan air dan minyak, harus ada proses panjang untuk menyatukan keduanya. Salah satu ketakutan setan selain pada Ayat kursi yaitu takut pada kucing. Karena mereka tidak enak telah membuat anak setan menangis, Aurel langsung mengusir Lily untuk pulang toh ia juga sudah membaca pesan yang akan Lily sampaikan pada walaupun belum di katakan. "Lily Lo sebaiknya pulang aja ya. Bar-bar kayaknya masih trauma lihat Lo,"mengusap bahu temannya itu.

"Kau baik sekali Aurel. Baiklah aku akan pulang, selamat malam..."

Cling!

Merasa sangat lelah, Aurel langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia tidak bisa tidur karena masih memikirkan pesan yang belum sempat Lily sampaikan. Apa benar Alano dan Noni Belanda menikah dua hari lagi? Bukankah itu terlalu cepat?

"Kenapa sih Alano harus nikah sama si Noni? Kenapa ga sama gue aja gitu,"Aurel memukul wajahnya menggunakan bantal. Entah sejak kapan ia menyukai seorang Vampir tampan itu.

"Apa kau mencintaiku Aurel?"

Suara itu sudah tidak asing, suara yang membuat Aurel merasa galau tidak karuan. Dia adalah Alano, "E-engga. Siapa juga yang cinta sama vampir,"mencoba membenarkan rambutnya yang berantakan.

"Aku kira kau mencintai ku. Hm, baiklah itu lebih baik karena kau tidak akan merasakan sakit hati,"ia tersenyum tulus seolah-olah itu adalah senyuman terakhir bersama Aurel.

"I-iya gue gak akan sakit hati kok,"bibirnya berucap demikian, namun air matanya meluncur begitu saja. Alano yang melihat itu dengan cepat mengusap air mata di pipi Aurel, "Lalu mengapa kau menangis?"

"Gue ga tahu kenapa air mata ini menetes gitu aja,"menundukkan kepalanya.

"Aku tahu kita saling mencintai. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa,"Alano mengungkapkan isi hatinya.

"HAHA ORANG GUE CUMA BERCANDA. SIAPA JUGA YANG MAU SAMA SETAN HAHAHA,"tertawa sambil menepuk-nepuk pundak Alano. Alano di buat diam, seketika vampir itu merasa cintanya bertepuk sebelah tangan. "Lo gapapa?"memastikan Alano baik-baik saja.

"Aku tidak baik-baik saja Aurel. Nampaknya kau bahagia melihat aku akan menikah bukan dengan orang yang ku cintai,"ia kemudian menghilang tanpa kejelasan.

"Bukannya di ungkapin, malah di ketawain,"cerca Cica si Kunti.

"Aku tebak kau akan dalam masa-masa galau berkepanjangan,"ucap Moci si pocong.

"HALAH DIEM LO SETAN. Gue mau tidur, awas kalau ada yang ganggu!"menggerakkan tangannya mengode korbannya akan mati jika berani membangunkan Aurel.

TBC

Gimana nih?



Indigo Bobrok 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang