TIGA PULUH LIMA

22.4K 2.1K 19
                                    

Happy reading
.
.
.

"Terimakasih, pak" seorang gadis dengan tampilan remaja SMA tersenyum sopan pada pria paruh baya yang tak lain supir pribadi keluarganya.

"Sama-sama, non. Permisi" kata pak supir lalu menjalankan mobilnya.

Gadis tersebut menganggukkan kepalanya ramah.

Sesaat kemudian, gadis tersebut membalikkan tubuhnya. Pandangannya langsung mengarah pada bangunan sekolah mewah yang tepat berada di hadapannya.

'INTERNATIONAL GRISHAM HIGH SCHOOL'

Kalimat itu dengan jelas terlihat di gerbang sekolah dengan warna dasar hitam dan isen-isen berwarna emas yang membuatnya terlihat elegan sekaligus berkelas.

Dengan percaya diri, gadis itu melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah. Samar-samar gadis itu terlihat menyeringai, pikirannya dipenuhi dengan tujuan menyenangkan yang akan dihabiskannya disana.

Setiap langkah gadis itu selalu manarik perhatian siswa-siswi yang baru saja datang ke sekolah. Mereka, para siswa dengan rela menunda aktivitasnya hanya untuk melihat kecantikan gadis itu.

Gadis itu tak peduli dengan pandangan siswa lain, ia dengan cuek melangkahkan kakinya menuju ruang kepala sekolah. Padahal hatinya menjerit ingin mencolok mata siswa-siswi itu.

Di tengah perjalanannya, tanpa sengaja ia menabrak seorang siswa yang memang sedang terburu-buru.

BRUKK

Awsh

Gadis itu merengut kesal. "Lo........"

Degg

Tatapannya sedikit terpaku saat melihat wajah siswa tersebut.

"Bang Jo...." Gumamnya lirih.

Siswa tersebut yang tak lain Nathan, sedikit linglung saat merasakan deja vu dengan kejadian yang baru saja dialami. Ini seperti saat pertama dirinya bertemu dengan orang itu. Ck, menyebut namanya saja sudah membuat Nathan muak.

Mengingat sikap orang itu pada adiknya, matanya langsung menajam dengan ekspresi yang bertambah dingin. Ia langsung pergi dari sana tanpa peduli dengan gadis itu. Sebelum------

"Lo Jonathan kan?" Tanya gadis itu dengan senyuman yang merekah. Tangannya dengan lancang menghentikan langkah Nathan.

"Lepas!" Seru Nathan datar. Dirinya benar-benar trauma dengan seorang gadis!!.

Gadis itu langsung melepaskan tangannya.

"Kenalin gue Elin," gadis itu mengulurkan tangan kanannya untuk berkenalan.

Melihat sosok dihadapannya tidak merespon, Elin langsung menarik tangannya canggung.

Benar-benar mirip......

"Eh, anterin gue ke ruang kepsek dong!" Kata Elin menatap Nathan berbinar.

Nathan diam dalam keheningan. Tiga detik kemudian ia pergi dari sana tanpa peduli pada Elin.

"Hey! Tungguin gue!!" Seru Elin lalu mengejar Nathan.

Saat di pertigaan kolidor, tiba-tiba Nathan menghentikan langkahnya.

"Pergi!"

"Tapi gue nggak tau ruang kepseknya," ucap Elin cemberut.

"Lurus, belok kiri, lantai dua." Setelahnya Nathan langsung pergi.

Elin langsung menatap punggung Nathan yang menjauh dengan kesal. "Mereka bener-bener mirip, anjiirr." Katanya.

Jika saja dirinya tidak mempunyai tujuan disini, sudah pasti wajah tampan milik pria itu sudah terdapat lebam berwarna merah.

Transmigrasi FiguranWhere stories live. Discover now