4. The Queen

64 2 0
                                    

7 tahun kemudian.

Malam itu, hujan turun sangat deras disertai petir. Alliona hanya duduk di kasur menekuk kedua lututnya dengan gelisah. Sebenarnya hujan deras dan badai pun sudah biasa dilewati Alliona. Tapi malam ini, Alliona benar-benar merasa takut dan khawatir.

Sudah seminggu Hero tidak datang untuk menemuinya di hutan. Padahal setiap hari Hero tidak pernah absen mendatangi rumah kecil Alliona. Angin kencang yang masuk melewati sela-sela rumah kayu membuat Alliona bergidik kedinginan. Ia menarik selimutnya menutupi kaki. Di tengah derasnya hujan dan petir yang menggelegar, Alliona samar-samar mendengar derap langkah kaki seseorang sedang yang berjalan menghampiri kediamannya.

Alliona menegakkan tubuhnya begitu suara langkah kaki itu menghilang. Ia berharap seseorang itu adalah Hero. Beberapa saat pintu rumahnya terbuka.

"Hero..?" lirih Alliona memastikan.

Namun Alliona terkejut karena bukan Hero yang datang, melainkan seorang Pria asing bertubuh tinggi tegap dan berotot.

Alliona mematung di tempat dengan tubuh yang menegang. Pria itu tersenyum miring lalu mulai berjalan menghampiri Alliona.

"Si-siapa kau?"

Pria itu tak menjawab. Ia terus berjalan ke tempat tidur Alliona hingga gadis itu beringsut mundur.

Langkah pria itu terhenti tepat di depannya. Kini Alliona sudah terpojok di sudut kasur seraya mencengkram selimutnya erat.

"Akhirnya aku menemukan keberadaanmu, gadis manis," ucap pria itu seraya menunjukkan seringainya lebar.

Selanjutnya, pria itu menyingkap selimut Alliona hingga gadis itu tersentak. Ia membungkukkan tubuhnya agar dapat sejajar menatap Alliona.

"Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk berdua denganmu  sebelum kita pergi malam ini," tukas pria asing itu setengah berbisik.

Alliona membelalak mendengar ucapannya. Tubuhnya sudah bergetar ketakutan.

Pria itu duduk menyerong di pinggir kasur lalu mengusap wajah Alliona dengan punggung tangannya, menikmati raut wajah Aliona yang sudah pucat dan tegang. Dengan satu hentakan pria itu kemudian menindihi Alliona dan membaringkan gadis itu dengan paksa.

"Apa yang ingin kau lakukan...?! Lepaskan aku!" Alliona berusaha meronta.

"Diamlah nona. Jika kau seperti ini, maka terpaksa aku harus kasar padamu!" tukas pria itu seraya masih mencengkram lengan Alliona.

Alliona terus memberontak hingga satu kakinya berhasil menendang perut pria itu sampai terjungkal. Secepat mungkin Alliona berusaha bangkit namun pria itu lagi-lagi dapat menarik tubuhnya dan kini mendorongnya kasar ke tempat tidur.

"Akhh!"

"Baiklah jika itu maumu Nona. Aku akan memperlakukanmu dengan kasar!"

Alliona menjerit dan meronta dengan sisa tenaganya untuk melepaskan tangan pria itu dari pundaknya. Punggungnya terasa nyeri setelah menghantam dipan kasur yang terbuat dari kayu. Namun baru saja hendak melakukan aksinya, seseorang tiba-tiba menarik tubuh pria itu menjauh dari Alliona.

Alliona mengerjap terkejut sekaligus mendesah lega saat melihat Hero yang datang. Hero lekas menarik pria yang tubuhnya lebih besar darinya itu menjauh, lalu membantingnya kasar hingga jatuh tersungkur. Sejurus kemudian Hero mencekram kerah kemeja pria itu dan meninju wajahnya tanpa ampun.

Never Forget YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang