14. Dark Secret

42 2 0
                                    

Udara pagi yang sejuk menyapa mereka dari celah-celah tenda darurat yang berdiri di lahan perumahan desa Castellar. Lahan kosong itu kini dikelilingi reruntuhan rumah-rumah penduduk.

Alliona keluar menyibak tirai tenda. Dinginnya udara itu sampai menembus kulit dan jemari kaki. Di tendanya, Alliona tidur dengan Luna. Sedangkan tenda laki-laki berdiri di seberang tenda mereka.

Dari kejauhan, Alliona melihat Alzhery, Silva dan Luna sedang berbincang. Mereka sepertinya membicarakan sesuatu yang serius. Tapi Alliona membiarkannya, ia ingin berjalan-jalan sebentar kearah hutan.

Embun pagi yang menggelayut diujung rerumputan, membasahi jari kaki Alliona. Lama tidak menjelajahi hutan, Alliona jadi merindukan rumah kayunya dulu. Alliona menikmati kesendiriannya di hutan itu dikelilinginya bunga Dandelion yang sedang mekar. Sampai suatu ketika, Alliona melihat seorang pria yang tengah berdiri bersandar dibalik pohon memunggunginya.

Pria itu memakai pakaian yang mirip dengan Hero, hingga Alliona berjalan mendekatinya.

"Hero?"

Pria itu tidak menyahut. Menoleh sedikit pun tidak. Alliona yang ingin memastikan  pun hendak menyentuh pundak pria itu, namun tiba-tiba seseorang lebih dulu menyentuh lengannya.

"Alliona, apa yang sedang kau lakukan disini?" tanya Hero heran.

Alliona menoleh cepat dan terkejut. Pria yang tadi di depannya tiba-tiba menghilang entah kemana. "Hero..? Aku pikir ta-tadi itu..."

"Tadi itu apa?" satu alis Hero terangkat.

"Aku melihat seorang laki-laki yang mirip denganmu tadi. Aku kira itu kau."

Hero menghembuskan nafas. "Sudahlah. Lebih baik kita pergi dari sini. Lagi pula sedang apa kau sendirian di hutan pagi-pagi begini?" Hero menarik lengan Alliona pergi dari sana.

Di depan tenda, Alzhery terlihat berdiri dengan wajah panik. Alliona justru terkejut melihat ada Eros juga disana.

"Alliona, kau dari mana saja?" tanya Alzhery cemas.

"Dari hutan. Aku hanya sedang berjalan-jalan tadi." Pandangan Alliona beralih menatap Eros. "Eros?"

Eros menundukkan kepala dan tersenyum hangat seperti biasanya. "Putri. Syukurlah putri baik-baik saja. Tuan Alzhery sudah menceritakan kejadian sebelum tuan dan putri kesini."

"Tapi bukannya... seharusnya Anda sudah berada di pulau itu?"

Eros mengangguk. "Benar putri. Saya sudah sampai disana. Tapi karena saya merasa ada sesuatu yang terjadi dengan tuan Alzhery, saya merasa khawatir. Jadi saya memutuskan untuk ke desa ini memastikan kondisi putri Alliona dan tuan Alzhery."

"Seharusnya kau tidak perlu melakukan itu, Eros. Kami baik-baik saja," ujar Al.

"Tidak apa-apa tuan. Sudah kewajiban saya jika harus memastikan kondisi tuan dan putri Alliona. Apalagi jika putri dan tuan hanya berdua disini. Para prajurit  Avoenus selamat, dan mereka sangat merasa bersalah karena mengira tuan putri sudah sampai di pulau itu."

Sesaat mendadak hening. Alliona spontan menoleh ke samping dan Hero masih berdiri di sebelahnya. Dari situ, Alliona bisa menyimpulkan bahwa hanya Eros yang tidak bisa melihat keberadaan Hero.

"Lalu dimana Silva dan Luna?" Alliona bertanya setelah lama tidak melihat mereka.

"Mereka sudah pamit tadi. Mereka harus pergi mencari saudara-saudara mereka yang hilang," jawab Alzhery kemudian.

Alliona mengangguk. Ia bahkan belum mengucapkan terima kasih pada mereka.

"Sekarang, ikutlah denganku," ajak Alzhery.

Never Forget YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang