35. Farewell

12 2 0
                                    

Dua bulan berlalu.

Alliona menjalani hidup di dunia yang berbeda. Masih menjadi misteri bagi Alliona bahwa apakah dunia itu hanya buatan para ahli portal atau kebetulan belaka. Alliona sebenarnya tidak pernah tahu portal dimensi itu akan membawanya kemana. Ia juga tidak tahu apakah Alzhery dan semua penduduk yang tersisa juga masuk kedalam portal yang sama atau tidak.

Yang jelas di kehidupan ini membuat hari-hari Alliona tidak lagi baik. Walau tak jauh berbeda dengan kehidupan sebelumnya, Alliona tetap harus beradaptasi. Ia tahu semua hanya perihal posisinya yang berbeda. Tapi jika beberapa orang yang dikenalnya tak lagi mengingatnya seperti di dunia nyata, Alliona tetap sulit untuk menerima itu.

Alliona tidak mengerti. Mengapa semua orang tidak bisa mengingatnya? Jika memang mereka masuk kedalam portal yang sama, seharusnya Alliona juga tidak mengingat apapun. Tapi Mengapa hanya Alliona yang ingat segalanya? Mengapa kehidupan yang harusnya aman ini malah menyiksanya.

Alliona merasa separuhnya jiwanya hancur. Di kehidupan ini, Alzhery tak lagi mengenal Alliona sebagai seorang adik. Dan Hero, dia bahkan memandang Alliona seperti orang asing. Tidak ada lagi kehangatan saat laki-laki itu menatapnya. Semua berubah menjadi kecanggungan saat mereka bertemu.

Sudah berhari-hari Alliona mengurung diri dikamar. Ia mengabaikan beberapa undangan acara dari kerajaan lain. Alliona lebih banyak diam. Apalagi setelah mimpi buruk sering datang menghantuinya minggu lalu. Mimpi itu sangat menyakitkan, dan membuat Alliona tidak bisa melupakannya sampai sekarang. Namun ia tak pernah bercerita pada Ratu Keanne atau Raja Lionel. Membiarkan mereka terus khawatir dengan keadaan Alliona.

Kabar baru juga terdengar minggu-minggu ini. Kabar bahwa Pangeran Hero telah membatalkan pertunangannya dengan putri Shanon dari Kerajaan Vanelta. Itu karena Hero masih belum bisa melupakan kekasihnya, perempuan yang hidup di hutan itu. Hero yang bilang sendiri padanya bahwa dia merasa kehilangan separuh jiwanya karena perempuan itu.

Yang mungkin perempuan itu adalah... dirinya.


Alliona selalu berharap semua ini adalah mimpi buruk dan ia ingin cepat bangun dari mimpi itu. Alliona hanya percaya bahwa dimensi ini hanyalah tempat sementara untuk Alliona bersembunyi dari Alexus. Namun nyatanya...

"Sampai kapan kau akan terus bersembunyi..?"

Alliona melebarkan kedua matanya.

"Sejauh apapun kau pergi, kau tidak akan lepas dari takdirmu!"

Alexus?

Alliona bangkit seketika dengan raut wajah waspada. Ia menggeleng pelan. Suara-suara itu kembali membisiki telinga Alliona, mengiang di kepalanya.

"Takdirmu adalah menjadi milikku. Seperti yang ada di dalam ramalan itu..."

"Itu tidak akan pernah!" desis Alliona berbisik.

"Tidakkah kau menyadari betapa bodohnya dirimu, Alliona?"

Alliona mengangkat wajahnya kedepan lalu terkejut melihat sosok Beatrix disana. Ia pun melangkah mundur kearah jendela.

"Membiarkan orang lain yang kau sayangi harus merasakan derita karenamu, sedangkan kau terus memilih untuk menghindar?"

Never Forget YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang