9. Brother

58 2 0
                                    

Alliona dibawa masuk ke dalam sebuah rumah yang berdiri sendiri di tengah hutan.

Tiba di sebuah kamar yang berlantai kayu, Alzhery berjongkok lalu membuka papan kayu itu. Alliona melihat kebawah dan terkejut karena terdapat ruangan tersembunyi dibawah lantai kayu itu.

"Ayo masuk Putri." Titah Alzhery segera seraya memastikan keadaan di luar rumah.

Dengan terpaksa Alliona menurut masuk dan turun melewati tangga yang tersedia menuju ke ruang bawah tanah itu. Setelahnya, barulah Alzhery ikut turun sambil menutup kembali papan kayu itu rapat.

Ruangan itu gelap, lembab dan sedikit berdebu. Namun di sudut ruangan Alliona melihat tempat tidur berukuran kecil dan sebuah nakas.

"Tempat apa ini? Sebenarnya kau ingin membawaku kemana?!" tanya Alliona yang mulai jengah.

"Ini ruangan tersembunyi. Rumah ini milik penduduk desa yang biasa digunakan untuk beristirahat setelah berburu di hutan. Sementara waktu kita akan bersembunyi disini," terang Alzhery sambil menaruh beberapa barangnya di lemari.

Alliona terdiam. Dari ekor matanya, ia menangkap pria itu sedang menyalakan lampu lalu menghampirinya.

"Apa yang kau lakukan pada Ratu Keanne dan Raja Lionel hingga mereka bisa mempercayaimu tadi?!" tanya Alliona ketus. Suaranya terdengar memekik dan Alliona baru menyadari itu.

Langkah Alzhery terhenti. Ia menatap Alliona bingung. "Aku tidak melakukan apa-apa,"

"Bohong! Jelas-jelas saat Yang Mulia menatapmu, mereka langsung mengangguk. Lalu memintaku untuk ikut pergi bersamamu!"

"Aku tidak mengerti apa yang Putri bicarakan,"

"Kau pengkhianat!!"

Alzhery menghembuskan nafasnya. "Aku tidak berkhianat Putri. Aku ingin menyelamatkanmu dari mereka."

Alliona memutar bola matanya dengan sinis. "Kau sudah kedua kalinya mengatakan itu!"

Alliona memilih berjalan mendekati kursi kayu lalu duduk disana, menunduk.

"Seharusnya Anda bersyukur bisa selamat dari iblis tadi."

"Ya. Dan kau seharusnya tidak menolongku." Alliona melirik Alzhery sinis, "kenapa kau tidak bunuh juga aku?!"

"Untuk apa aku membunuhmu?"

Alliona menatap Alzhery setengah melotot. "Kalian sudah membunuh seluruh penghuni istana. Lantas mengapa kau tidak membunuhku sekalian?!" tekan Alliona lagi.

Alzhery menatap dingin Alliona.
"Putri, Anda tidak bisa sembarang menuduh tanpa tahu yang sebenarnya terjadi!

"Apa pedangmu yang bercahaya dan berlumuran darah itu bukan bukti?!" balas Alliona ketus.

"Aku hanya membunuh iblis dan prajurit itu, merekalah yang membunuh penghuni istana!" Tegas Alzhery. Tapi Alliona tidak menjawab lagi, membuat suasana hening beberapa saat.

"Alliona,"

Alliona terkejut dalam diam saat prajurit itu memanggil namanya. Namun ia sama sekali tidak ingin menoleh. Apalagi saat dirinya tahu prajuritnya selama ini adalah bagian dari mereka. Prajurit kejam yang telah membunuh para penghuni istana.

Never Forget YouWhere stories live. Discover now