Meet You in Autumn

40 7 21
                                    

Lee Heeseung » Ethan

calleniaa

OC » Yuna

⌗⌗⌗

Daun-daun berwarna jingga berguguran, menutupi jalanan. Seorang gadis kecil berjalan dengan riang, sesekali ia akan melompat dan menendang tumpukan daun. Bibir mungilnya tersungging senyum manis.

"Wah ... bentuk daunnya bagus." Ia memutar daun berwarna jingga itu dengan cepat. Kemudian terkikik geli melihatnya.

Dia lanjut berjalan dengan riang. Menengok ke kanan dan ke kiri. Kakinya menapak area dekat danau. Matanya berbinar melihat danau jernih itu yang diatasnya mengapung ratusan daun.

"Wah ... cantik," decaknya penuh kagum, begitu sebuah capung merah hinggap di atas daun.

Ia mengangkat wajah, tanpa sengaja matanya menangkap sebuah objek menarik. Seorang lelaki dengan sebuah buku di tangan juga headset yang membingkai kepalanya. Senyum manis tersungging di bibirnya, kakinya pun melangkah cepat ke arah lelaki itu. Tanpa mengucap permisi, ia duduk di sebelah lelaki itu. Ditatapnya pahatan wajah itu tanpa berkedip.

"Tampan."

Mungkin lelaki itu mulai merasakan kehadiran orang lain. Ia melepas headset dan menatap gadis itu. Senyum tipis terpatri di wajah pemuda itu.

"Hai gadis cilik. Siapa nama kamu?"

Gadis itu tersenyum lebar, hingga giginya yang ompong satu di bagian depan itu terlihat. "Nama aku, Yuna, nama Kakak tampan siapa?" Dia mengulurkan tangan, yang disambut baik oleh lelaki itu.

"Nama aku Ethan." Dia mengacak gemas rambut gadis yang bernama Yuna itu. "Kamu sendiri ke sini?"

Yuna mengangguk semangat. "Yuna baru pindah. Rumahnya ada di ujung sana," ia menunjuk arah datangnya barusan. "Mama nyuruh Yuna main di sekitar sini, entar katanya di panggil."

Ethan mengangguk paham. "Jadi Yuna belum punya teman, ya?"

Yuna menggeleng dengan tatapan polosnya. "Enggak. Kakak mau jadi teman Yuna?"

Ethan mengangguk. "Kita teman sekarang."

"Asik! Yuna punya teman baru, yee!" Yuna bersorak girang, ia melompat ke sana dan kemari. Ethan yang melihatnya hanya mampu terkekeh gemas.

Yuna kemudian kembali duduk, gadis itu langsung berbicara tanpa henti. Ia menceritakan semua hal yang ia lakukan sedari masih di tempat tinggal lamanya.

"Mama kamu sering suruh kamu main di luar, dan baru jemput kamu menjelang jam 6 sore gitu?" tanya Ethan begitu mendengar cerita Yuna.

Yuna mengangguk polos. "Iya. Dulu Yuna pernah pulang sebelum jam 6, terus Mama marah. Dia nyuruh Yuna diem di kamar. Kamar Yuna emang ada televisinya terus sama Mama di setel acara kartun. Yuna nonton deh sampai Mama nyuruh Yuna makan." Ia berkata dengan begitu polosnya, yang justru Ethan rasa agak janggal.

"Kamu ... pernah dengar suara ribut? Pecahan sesuatu mungkin?"

Dahi Yuna terlihat mengernyit dalam, tak lama gadis kecil itu mengangguk gemas. "Iya. Pas malam, Yuna pernah dengar suara pecahan. Paginya Yuna tanya ke Mama, katanya Mama gak sengaja nyenggol gelas pas mau minum."

Ethan menatapnya sangsi, namun pemuda itu hanya mengusap kepala Yuna dengan hati-hati. "Yuna, kalau di suruh main di luar lakuin aja, ya? Jangan pulang sebelum dijemput Mama, oke? Tapi mainnya juga jangan jauh-jauh. Paham?"

⌗ The Way I Love You ⟩Onde histórias criam vida. Descubra agora