Ethan's Shadow

26 6 5
                                    

Lee Heeseung

Just_fools21

OC » Hiraki

⌗⌗⌗

Siang hari, di mana semua orang yang pada awalnya sibuk menyelesaikan pekerjaan mereka masing-masing kini memilih untuk beristirahat. Karyawan-karyawan di perusahaan pembuat game online  itu tengah berbincang ria seolah-olah tidak ada beban pikiran yang menghantui mereka.

"Hira, gimana sama game buatan Lo? Udah di in put ke data rencana sama Pak Satra?" Tanya Mina kenapa Hiraki yang sedang memasang wajah murungnya seharian.

Gadis itu menggeleng kaku sembari menghela nafas berat. "Belum juga, padahal game yang gue mau buat udah melebihi ekspektasi dia kok, malahan dia yang ngomong sendiri ke gue kayak gitu."

Mina tertawa, "minta rencana elit, jalanin project-nya sulit."

Keduanya tertawa terbahak-bahak karena mereka benar-benar memiliki nasib yang sama. Ternyata dunia kerja itu tidak semudah yang Hiraki kira, setelah dirinya berkerja selama 5 tahun belakangan ini, hari-hari nya hanya di penuhi oleh pekerjaan. Sibuk dan selalu sibuk, hingga tak terasa sekarang dia sudah hidup sendirian, tanpa orang tua ataupun saudara.

Alasannya untuk tetap bertahan sampai detik ini hanya satu, yaitu kebahagiaan. Karena sedari kecil yang Hiraki rasakan hanya sebuah kesulitan, maka dari itu dia mencari cara agar kebahagiaan yang selalu di dambakan itu datang menghampiri nya.

"By the way, nanti malem anak kantor mau minum-minum di kedai biasa. Lo beneran nggak mau ikut lagi?" Tanya Mina.

Hiraki menggeleng pelan, "maaf, malem ini ada yang harus gue selesain."

Mina pun mendengus sebal tapi pada akhirnya senyum tipis itu kembali muncul dengan manisnya. "Yaudah, deh. Kalau begitu jangan lupa besok kasih data yang udah di revisi ke pak Stara sebelum dia bertanduk lagi."

"Hahaha, iya-iya!" Sahut Hiraki dengan kekehan kecil.

Walau pekerjaan nya begitu menumpuk banyak, setidaknya ada Mina yang selalu menghibur dirinya.

⌗⌗⌗

Suara Jangkrik terdengar jelas di telinga Hiraki sekarang, serangga-serangga itu saling sahut menyahut bagaikan ada perbincangan yang mendesak dan seru. Gadis ber-surai hitam itu mendelik kearah sekitarnya. Hari sudah gelap, kendaraan juga sudah sedikit yang berlalu lalang.

"Setiap hari begini terus, berangkat pagi, kerja, istirahat sebentar, pulang tengah malem, sampai rumah mandi habis itu tidur." Hiraki menghentikan langkah beratnya lalu menundukkan kepalanya. Perlahan air matanya jatuh menandakan memang raga dan batinnya sudah benar-benar kelelahan.

Kalau ada yang bertanya kepada sekarang jika dia di beri dua pilihan, lebih baik kembali ke masa lalu atau pergi ke masa depan, susah jelas Hiraki tidak akan memilih salah satunya. Karena mau di beri ribuan pilihan seperti itu pun, tidak akan membuka kemungkinan untuk dirinya bahagia.

Puk

Hiraki menoleh cepat ketika merasakan pundak lelahnya di tepuk pelan oleh seseorang. Hiraki menatap heran kearah seorang Laki-laki yang kini berdiri di belakangnya sembari memegang kertas di tangannya.

"Apa kamu tahu perumahan Seta Permata dengan nomor rumah 37?"
 
Itulah yang tertulis pada kertas yang di bawa oleh laki-laki tersebut, Hiraki langsung menatap tajam karena merasa tidak nyaman sekaligus takut, masalahnya alamat yang orang itu sebutkan adalah alamat rumahnya.

⌗ The Way I Love You ⟩Where stories live. Discover now