34. Berjarak Sejenak

774 64 15
                                    

Berjemur di bawah matahari pagi yang cerah sambil memandang bebungaan beraneka warna ditambah suara gemericik riak air kolam ikan koi milik Yangkung yang berlomba dengan kokok ayam jago Pakde Narto dan kicau burung perkutut Oma Tuti membuat pagi ku terasa damai. Sangat menenangkan rasanya menikmati pagi bersama penduduk bumi lainnya meski aku hanya terduduk di bangku kayu tanpa bisa banyak bergerak karena tubuhku masih belum bisa diajak beraktivitas banyak. Setidaknya mataku bisa menjelajah luas lukisan alam bukan hanya terpaku pada sepetak ruang serba putih yang sangat membosankan dengan bau obat-obatan.

Sambil menyesap sedikit demi sedikit susu ibu hamil rasa stroberi yang baru saja diantarkan Mbok Yati, mataku sibuk berkelana mengamati interaksi antar manusia yang tengah tercipta di pagi hari ini. Aku bisa melihat keluarga Pakde Narto yang sedang bersenda gurau sambil mencabut rumput liar di halaman rumahnya. Aku bisa melihat Om Trisno yang sedang mencuci mobil sambil berjoget dan berdendang lagu koplo jawa kesukaannya. Aku juga bisa melihat Oma Tuti yang sedang memberi makan Bejo si burung perkutut kesayangannya.

Bukan hanya tubuhku yang menghangat oleh matahari melainkan hatiku juga ikut menghangat melihat kerukunan para tetangga Yangkung yang masih sama seperti dulu kala. Mereka sangat ramah dan baik hati tak terkira. Utamanya Pakde Narto dan Om Trisno yang selera humornya tak pernah berubah. Hanya fisiknya saja yang termakan usia, tapi tidak dengan semangatnya. Pakde Narto yang sudah berusia lebih dari 60 tahun itu bahkan sekarang sudah ikut berjoget ria di halaman rumahnya menikmati alunan musik koplo Om Trisno yang diputar dengan volume tinggi.

"Tarik, Mang!" teriak Om Trisno mengimbangi suara musik sambil memutar-mutar kanebo basah.

"Semongko!" sahut Pakde Narto tak kalah kencang sambil mengacungkan sapu lidi ke atas.

Sementara Oma Tuti tak mau kalah bertepuk tangan kegirangan memamerkan gigi ompong nya. Rutinitas akhir pekan yang selalu mengasyikkan. Hanya saja kurang Yangkung yang biasanya tak ketinggalan ikut nembang, kini sudah pergi entah ke mana bersama cucu dan cicit pertamanya itu. Sementara aku yang selalu ikut bergoyang kali ini hanya bisa terduduk saja.

Andai ini di kota besar, mungkin Om Trisno sudah dimaki tetangga karena mengganggu ketenangan. Atau mungkin justru Om Trisno hanya akan berjoget sendirian karena para tetangga yang tak acuh padanya. Lain halnya di sini. Kekompakan dan keakraban antar tetangga sungguh terjaga dengan baiknya.

"Mala mana aksimu. Kita hebohkan lingkungan biar semua tetangga pada keluar," teriak Om Trisno mengacungkan telunjuk padaku.

Jogja dan keramahan penghuninya memang tak perlu diragukan lagi. Ramah tamah, gotong royong dan rasa tepo seliro atau tenggang rasa di sini sangat kental terasa. Jika ada yang kesusahan mereka tidak segan membantu. Jika ada yang berbahagia mereka akan bersuka cita bersama. Jika ada yang sedih mereka akan dengan tulus menghibur dan menjadi pelipur lara.

Seperti sekarang ini, Pakde Narto dan Om Trisno tak henti membuatku tertawa. Mereka sepertinya cukup peka melihat wajahku yang bermurung durja. Mengetahui aku baru saja keluar dari rumah sakit dan masih dalam tahap pemulihan. Mereka berinisiatif untuk membuatku tertawa sepanjang hari.

Kata Pakde Narto sebagai pensiunan guru Biologi, obat paling ampuh dari segala penyakit adalah tertawa. Karena tertawa dapat memperkuat otot jantung, sistem pertahanan tubuh, dan sistem endokrin. Tertawa juga berfungsi seperti obat anti-depresi yang menaikkan tingkat serotonin pada otak. Dimana hormon serotonin itu sendiri berperan penting dalam memperbaiki suasana hati menjadi lebih baik, sehingga kita jadi merasa bahagia.

Terbukti, meski mereka tak tahu, tapi itu cukup menghibur hatiku yang sedang gundah gulana. Baru beberapa menit mereka beraksi saja aku sudah terpingkal-pingkal. Apalagi melihat perut Pakde Narto dan Budhe Asih yang membuncit ikut bergerak naik-turun itu semakin membuat rahang ku cukup pegal.

Stay Here, Mas Lingga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang