0.2 | SANDI 505505

99 18 4
                                    

Who are you?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Who are you?

-Next Time, Find Me in Our World-

...

"Bernard! Bayar uang kas sekarang juga atau gue lemparin lo pakai sepatu!"

Suara meleking miliki seseorang memenuhi penjuru koridor kelas. Dengan napas yang terengah, cewek dengan potongan rambut wolf cut-nya itu membungkuk, setengah menatap tajam pada seseorang yang berlari terbirit dengan beberapa camilan di tangan.

"Bernard!"

Eve Latansia. Begitulah nama yang tertera di bagian kiri bajunya. Langkah itu kembali berlari cepat, sembari mengancungkan sebelah sepatunya tinggi-tinggi. Tak peduli bagaimana keadaan tapak kaus kaki yang ia kenakan, tetapi yang pasti tujuannya terpuaskan di mana ia dapat menagih uang kas kelas sekarang juga.

"Bernard! Sini lo!"

Ia memanjat kursi, terus mengejar si pemiliki tubuh gempal itu. Menyebalkan, padahal hari masih pagi dan ia harus terlibat drama tidak penting seperti ini.

"Mampus! Ketangkap lo!" Dengan sigap Eve berdiri di ambang pintu, mencegat laki-laki itu keluar setelah berhasil masuk kelas. Buru-buru Eve meraih lengan baju, setengah memaksa untuk berjalan dan mendudukannya di salah satu kursi bagian depan.

"Eve ...."

Melihat tatapan memelas itu, membuat Eve berdecak kesal, mengulurkan sebelah tangan. "Lo ke kantin bisa, tapi kenapa nggak bisa bayar uang kas, hm? Bukannya gue udah bilang bisa dicicil? Asal lo tau, makin lama lo bayar, maka makin besar juga utang lo. Buruan! Cepat!"

"Besok, Ve."

"Nggak!" tukas Eve galak. "Besok pasti lo bakal bilang hal yang sama. Besok lo bisa jadi seratus tahun kemudian."

"Keburu mati dong, Yang?"

Bukan suara Bernard, melainkan seseorang yang beberapa bangku di hadapannya. Mata bulat Eve menyalang tajam, memperhatikan seseorang dengan seragam basketnya. Ah, bukankah ini hari penyerahan masa jabatan ketua tim basket kepada adik tingkat?

"Yang! Yang! Pala lo peyang!" Eve berdecak, membuang muka. Seperti biasanya, cewek itu tak lama akan kembali seperti biasa. "Di samping bangku lo siapa? Anak baru?"

Oliver tersenyum percaya diri. "Gue bilang juga apa, kan? Ini bangku punya jimat pelaris, meskipun ada yang pergi tapi pasti bakalan cepat ada pengganti."

Eve menjulurkan lidah. "Gue taburin garam entar, lihat aja."

"Coba aja." Oliver membalas ejek, lalu menyikut lengan Bintang yang sedari tadi tampak bosan dan membolak balik halaman buku pelajaran barunya. "Woi, Tang! Tuh, ada cewek mau kenalan sama lo!"

"Hm?" Bintang menoleh sekilas, memperhatikan seseorang yang hanya berdiri berjarak beberapa bangku ke arahnya. Pandangan tajam yang tertuju jelas, membuat Bintang diam-diam menahan diri untuk tidak mendelik. "Gue Bintang, salam kenal."

"Gue nggak nanya nama lo, karena gue masih bisa baca name tag." Sebelah alis cewek itu terangkat, berjalan beberapa langkah mendekati Bintang dan tentu saja Bernard yang melihat pihak lawan mulai lengah, kini berjalan mengendap keluar kelas.

Bintang yang memperhatikan, hanya bergumam, kembali menunduk, fokus pada bukunya.

"Dengarin gue nggak lo!" tanya Eve, mengeluarkan buku saku dari rok, lalu setengah membantingnya ke meja Bintang. "Sebagai anak baru, lo harus tau aturan bayar uang kas sekolah kita. Mumpung kita tingkat akhir bakal ada uang tambahan buat pembelian almamater angkatan, buku kenang-kenangan, dan--"

"Totalnya berapa?" Tak tahan lagi mendengar suara berisik di hadapannya, Bintang mendengkus, setengah memejamkan mata sembari mengeluarkan dompet dari saku celana. "Termasuk kas tambahan khusus tingkat akhir."

Eve yang mendapat reaksi seperti itu, melipat kedua tangan, melihat meremehkan. "Apa lo nggak bisa nyimak pembicaraan gue sampai selesai?"

"Yang, ud--"

"Berisik lo, Oliver," tegas Eve langsung.

"Oke." Oliver mengangkat kedua tangan dengan pasrah. Tidak berniat lagi ikut campur dalam pembicaraan.

Sebelah sudut bibir Bintang terangkat, sinis. "Bukankah yang terpenting tujuan akhir? Bilang, total keseluruhannya berapa. Tenang saja, meskipun ada beberapa hal yang berubah atau tidak sesuai, gue nggak bakal nyalahin lo terkait anggaran yang gue keluarkan."

"Lo pikir gue korupsi?" tanya Eve, menatap seakan ingin melumat. "Jaga mulut lo, Bintang."

Hening sesaat. Hanya beberapa detik bagi Bintang untuk diam, sebelum akhirnya melontarkan gumaman dan hanya dapat didengar samar-samar. "Menyebalkan," gumamnya.

"Ini total keseluruhannya." Langsung saja Eve menunjukkan harga total keseluruhan dan beberapa murid yang sudah berhasil menyelesaikan pembayaran hingga akhir secara lunas. "Mampu bayar?"

"Meremehkan, hm?" Langsung saja Bintang mengeluarkan beberapa lembar rupiah dari dompet, lalu menyodorkannya. "Gue bayar setengah. Sisanya gue transfer ke rekening lo setelah pulang sekolah. Gimana?"

Eve mengangguk, menyetujui. "Gue tunggu. Mana hp lo?"

"Hm?" Sebelah alis Bintang terangkat.

"Simpan nomor gue, chat gue. Biar sekalian bisa masukkan lo ke grup kelas. Buruan!"

Setengah hati, Bintang menyodorkan ponsel begitu saja. Layar dibuka, menampilkan enam digit sandi yang belum diketik oleh pemiliknya.

"Cih! Bernard kabur lagi. Buruan ketik sandi lo!" Eve menyodorkan ponsel, mengalihkan pandangan agar tidak melihat, sama halnya dengan Oliver yang langsung saja mengedarkan pandangan ke papan tulis. Bukankah sandi pada layar ponsel termasuk privasi?

Bintang tertawa pelan. "505505."

"Hah!" teriak Oliver dan Eve begitu saja, memperhatikan anak baru tersebut dengan mata membulat.


Thanks for reading! I hope you enjoy it! Tebak-tebak yuk, menurut kalian cerita ini alurnya nanti bakal gimana?Vote, kritik, dan saran sangat membantu!Langsung part 0

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thanks for reading! I hope you enjoy it!
Tebak-tebak yuk, menurut kalian cerita ini alurnya nanti bakal gimana?
Vote, kritik, dan saran sangat membantu!
Langsung part 0.3?
Up : 4.11.22

Next Time, Find Me In Our World [TERBIT-COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang