0.4 | HAL MENYAKITKAN YANG IA SEMBUNYIKAN

105 15 2
                                    

Menyembunyikan kebenarannya memang tidaklah mudah, karena pada nyatanya ada banyak hal yang ingin diungkapkan meskipun menyakitkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menyembunyikan kebenarannya memang tidaklah mudah, karena pada nyatanya ada banyak hal yang ingin diungkapkan meskipun menyakitkan

-Next Time, Find Me in Our World-

...

Love, Live, Inside Awarness.

Binari Aditya. Pria paruh baya dengan usia yang hampir menginjak tiga puluhan akhir itu tak henti memperhatikan judul yang tertera di panggung untuk tema acara seminar kali ini. Tidak seperti dulu, kali ini bukan ia yang membawakan, hanya sebagai peserta dan mendengar setiap materi yang disampaikan.

Kacamata dengan bingkai putih, rahang yang tegas, tetapi tetap meninggalkan kesan lembut di wajah. Sorot mata sendu dengan kedua alis yang terangkat sayu sudah menjadi ciri khasnya.

"Ri, serius amat lo."

Tidak digubris. Antoni, begitu namanya, sahabatnya sedari sekolah itu sekali lagi menyikut lengan Binar dengan kuat sampai membuat si pemilik tersentak, buyar dari lamunan.

"Are you okay? Melamun terus nih manusia. Ada hal nggak bagus? Lo lagi nggak nemuin berita yang mengganggu pikiran lo, kan? Ah! Atau mungkin bagus?"

"Berita bagus," gumam Binar, setengah melonggarkan dasi cokelat yang dikenakan, lalu membuka kancing kemeja paling atas yang berhasil mencekik lehernya. "Gue berhasil. Meskipun tidak bisa dibilang berhasil seutuhnya. Gue tidak bisa menyatukan mereka dan sepertinya gue harus siap kehilangan sekali lagi."

Dahi Antoni mengernyit. Wajah oval yang seakan tidak memberinya waktu untuk terlihat tua itu kadang seringkali membuatnya mengutuki. Ah, kutukan atau mungkin setengah kebahagiaan yang harus dihadapinya bersama Binar, saat orang banyak mengira keduanya masih berstatus mahasiswa.

"Lo ngomong apaan dah, Ri? Ingat, kita beda spesialis. Otak gue nggak terlalu bagus untuk mencer--"

"Delvina," jelas Binar langsung. Hanya dengan satu nama yang terlontar, pada akhirnya ia berhasil membuat Antoni berhenti menyikutnya, lalu mengangguk paham.

"Lo berhasil?"

Binar mengangguk, pelan. "Tapi gue pikir, keputusan yang gue ambil terlalu lambat. Ada banyak penyesalan yang muncul."

"Bukannya lo selalu seperti itu?" Antoni mencibir, memasukkan beberapa potongan kue yang tersaji di kotak kecil kini ke mulutnya. "Kayaknya ini seminar memang cocok untuk lo. Simak baik-baik sana! Nyesal mulu, kapan bahagianya kalau gitu?"

Binar tertawa pelan, lalu mengembus napas panjang, sembari bersedekap dada.

"Berisik lo, Ton. Makan aja sana."

Next Time, Find Me In Our World [TERBIT-COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang