1.8 | KILAS BALIK YANG INDAH

53 7 2
                                    

Ada rasa ingin menyalahkan, tetapi pada akhirnya harus menerima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ada rasa ingin menyalahkan, tetapi pada akhirnya harus menerima. Mengapa seseorang yang memberi kesan baik, selalu cepat pergi?

-Next Time, Find Me in Our World-

...

Beberapa tahun yang lalu. Antoni merengut kesal, wajahnya tertekuk meskipun pada akhirnya ia tetap berkutat, duduk berhadapan dengan layar komputernya. Tidak cukup kemarin ia paling lama mendapatkan untuk pelaksanaan koas, dan bahkan setelah menyelesaikan tugas dan kewajiban dengan susah payah ia juga harus menerima bahwa dua objek yang berada di layar komputer ini sudah ....

"Ni! Ni! Nanti aku minta video mentahannya, ya, Ni! Letak di sini aja."

Hardisk disodorkan ke meja berwarna putih. Seorang gadis berusia akhir dua puluhan tertawa, rambut yang biasanya tergerai sepinggang, kini ia ikat membentuk cepolan. Delvina. "Ye, marah. Entar keburu tua kamu sebelum waktunya."

"Na! Ni! Na! Ni! Nama gue Antoni, woi!" Tanpa melepaskan mouse dari tangannya, Antoni menatap tajam pada gadis dengan dress cokelat muda itu, lalu beralih lagi pada seseorang yang duduk di sampingnya yang terus menatap layar sedari tadi. "Ri! Ajarin istri lo sana! Heran gue, makin ke sini malah makin ke sana aja kelakuannya! Gue nggak mau tau, ya! Lo berdua pokoknya belikan gue AC! Gerah amat kosan gue, gila! Mana gue jomlo pula!"

"Nih! Tulis tipe kamu di sini. Temanku banyak, tapi nggak tau tertarik sama kamu atau tidak." Delvina menyodorkan secarik sticky notes begitu juga pena. Mengganggu Antoni, benar-benar menjadi hobi tersendiri baik bagi Delvina maupun Binar. "Nanti kutransfer ke kamu, setengahnya lagi ada di Binari."

Binar tersenyum, selain komputer, mata itu tak dapat mengerjap saat memperhatikan Delvina. "Jangan, Na. Biar saya saja, kamu cukup perhatikan editan video pernikahan kita, seperti yang kamu inginkan, ya?"

"Uuu ... co cwit banget." Antoni mencibir, lalu mengusap kedua telinga hingga memerah. "Sejak kapan dah, Ri, lo pakai saya-kamu? Biasa juga lo-gue. Lagian, panggilannya Na? Lo biasa manggil ini curut pakai nama panjang, woi! Delvina Ariani Yang Serba Mewangi."

"Ngaco kamu! Itu bukan nama aku!" Sebuah jitakan melayang di kepala Antoni. Membuat si pihak lawan meringis.

Antoni menyikut Binar. "Ri, lo satu rumah dengan dia aman? Gue saranin hati-hati. Kelihatan aja Delvina feminim, tapi tenaganya kuda, woi! Lihat? Besok gue harus ronsen kepala kayaknya."

Delvina yang berdiri di belakang kursi putar kedua orang itu kini mendekati Binari, mengusap puncak kepala laki-laki berkacamata itu, memeluknya. "Kalau di rumah, Na baik sama Binari, kan?"

Binar tertawa pelan, meringis. Persahabatan ketiganya sejak di SMA Chandra Utama membuat ketiganya memgetahui sisi dalam dan latar belakang diri masing-masing. "Saya harus bilang gimana, ya, Na?"

Next Time, Find Me In Our World [TERBIT-COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang