Bab 7

34 8 5
                                    

Selamat pagi ...
Masih ada yang nungguin Mas Rafqi?
(Gak, emak lama updatenya)
Hihihi, maaf ya lama, maklum penulis amatir suka tiba² ngeblank otaknya😆😆

Yuk aah udah update , nih.

Selamat membaca😘















Rafqi menunduk dalam saat Aditya, sang papa menatapnya tajam seolah meminta penjelasan. Rupanya lelaki yang menjadi panutannya selama ini itu sudah mengetahui semua rahasia yang dia sembunyikan dengan Puspa.

"Lalu untuk apa kamu meminta wanita itu untuk mengembalikan uang yang sudah diberikan Puspa, Raf?" tanya Aditya dengan suara penuh penekanan.

Rafqi memberanikan diri untuk mendongak, dia tidak mau dianggap tidak sopan jika menjawab dengan menunduk, "Bukan itu tujuan sebenarnya, Pa. Rafqi malah kasihan dengan dia dan bermaksud memberinya pekerjaan," jelas ayah dari Nasya.

"Dengan menjadi pengasuh?" Seakan tidak percaya, Aditya bertanya sambil mengernyitkan dahinya.

"Memangnya kenapa kalau pengasuh, Pa? Rafqi hanya kasihan, bahkan rumah yang ditinggali wanita itu juga sudah dijadikan jaminan ke bank."

"Kasihan?" ulang Aditya.

Rafqi mengangguk mantap, berharap lelaki yang duduk di depannya itu percaya.

"Kalau kamu kasihan, kenapa tidak memberikan pekerjaan di kantormu?" Selidik suami dari Halimah itu.

"Memangnya kalau aku tiba-tiba datang nawarin kerjaan dia gak bakalan curiga?" Rafqi balik bertanya.

"Kenapa kamu bisa kasihan, kalian tidak saling kenal?" Ayah tiga orang anak itu masih belum bisa menerima alasan anak bungsunya.

"Papa sudah baca semuanya, 'kan? Pasti bisa membayangkan keadaan wanita itu saat ini."

Aditya hanya mengangguk samar, namun dia sebenarnya tidak begitu percaya dengan alasan yang diberikan anak lelakinya itu.

"Apa dia tidak tahu yang sebenarnya?" Aditya memastikan.

Rafqi menggeleng, "Tidak, Pa. Dia hanya tahu kalau Puspa dan Suaminya adalah sahabat baik sejak mereka kuliah."

"Kamu benar-benar tidak ada maksud lain?" Untuk kesekian kalinya, Aditya bertanya guna meyakinkan dirinya sendiri.

"Memangnya menurut Papa, aku punya maksud tertentu?" Rafqi balik bertanya.

"Tidak harus dijelaskan, yang mengenalmu akan mempunyai pikiran sama dengan Papa." Jawab Aditya tegas.

Rafqi diam tidak membantah. Mengapa semua orang curiga dia mempunyai maksud lain.

"Papa hanya tidak mau kamu bertindak bodoh!" Setelah berkata demikian, Aditya bangkit dari duduknya. Lelaki itu menepuk bahu anak lelakinya pelan lalu berjalan keluar dari ruang kerja Rafqi.

Setelah Aditya keluar, Rafqi berdiri lalu membalikkan badan. Lelaki itu memandang ke luar, ke arah gedung-gedung bertingkat yang ada di sekitar kantornya. Pikirannya kembali melayang dan mengingat percakapannya barusan dengan sang Papa. Sepertinya semua orang tidak percaya jika niatnya hanya membantu Nazia.

Saat dia tengah asyik dengan pemikirannya, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Rafqi merogoh kantong celana guna mengambil benda yang baru saja mengeluarkan suara itu. Rupanya ada pesan dari David. Setelah membaca pesan itu, ayah dari Nasya kemudian beranjak dari depan jendela dan berjalan keluar dari ruangannya.

*****

"Ini benar rumahnya, Vid?" tanya Rafqi memastikan.

"Iya, Bos!" jawab David malas. Pasalnya sang bos sudah beberapa kali menanyakan hal itu.

Ketika Cinta Telah MemilihWhere stories live. Discover now