[27] He Knows

5.9K 391 109
                                    

Jesi sampai di kostnya saat jam sudah menunjukkan pukul 00.14, yang berarti hari sudah berganti. Jesi turun dari motor Renjun yang dipinjam oleh Jeno lalu berdiri tepat disamping Jeno yang berada diatas motor.

"Udah sana masuk, langsung tidur," Jeno mengelus surai rambut Jesi dengan lembut.

Jesi tersenyum mendengar penuturan Jeno, "kamu pulang ke rumah apa di basecamp?" tanya Jesi.

Jeno sempat terdiam sejenak memikirkan jawaban untuk pertanyaan Jesi. Pasalnya dirinya merasa malas untuk pulang, tapi malas juga di basecamp jika bertemu dengan Haechan, ucapan Haechan yang mengatakan tak segan-segan merebut Jesi, masih terngiang dikepala Jeno. Membuat Jeno ingin marah jika melihat Haechan.

"Belum tau, kenapa?"

"Gak apa-apa, yaudah aku masuk," Jesi tersenyum sebelum akhirnya beranjak pergi masuk kedalam kost-annya.

Saat baru sampai diruang tamu, Jesi sudah dapat mendengar suara motor yang Jeno kendarai kembali menyala dan suaranya perlahan menjauh, yang artinya Jeno sudah pergi. Jesi langsung beranjak menuju kamarnya, dan langsung melepas jaket Jeno. Setelahnya ia kembali merubuhkan badannya diatas kasur.

Jesi mengecek handphone miliknya. Sepi sangat sepi. Biasanya banyak notif dari group teman-temannya. Obrolan random yang mereka bahas dari sabang sampai marauke. Tapi sekarang tidak ada.

Sempat sesekali berfikiran untuk membuka blokiran teman-temannya, tapi entah kenapa ada rasa takut dalam diri Jesi jika melakukan hal yang Jeno larang.

Big Bos
|Kok masih online?
|Tidur
|Kamu chattingan sama orang?

Jesi
Engga|
Aku cuma cek hp doang|

Big Bos
|Jangan berani sesekali kepikiran buat langgar perjanjian kita ya
|Aku gak izinin kamu buka blokiran 1orang pun.

Jesi
Iya, aku paham|

Big Bos
|Aku mulai berobat minggu depan
|Dan setiap berobat aku maunya kamu yang temenin

Jesi
Iya|
Aku ngantuk, aku tidur duluan ya|

Belum sempat menunggu balasan pesan dari Jeno, Jesi lebih memilih langsung mematikan data seluler dan handphonenya. Kali ini perasaannya kembali sedih karena Jesi tau keputusan yang ia ambil akan merubah segalanya.

.
.
.
.

08.30

Jesi sudah siap dengan pakaian casualnya untuk pergi ke kampus. Simpel tapi tetap sopan. Kini Jesi hanya tinggal menunggu Jeno sampai didepan kost nya.

Tak lama handphoe milik Jesi berdering, layarnya menunjukkan panggilan masuk dari Big Bos. Iya benar, artinya Jeno sudah sampai didepan kostnya.

Jesi langsung mengambil tas nya, tak lupa mengunci pintu lalu langsung beranjak keluar menuju Jeno. Kali ini Jeno menjemputnya menggunakan motor Jeno sendiri.

Jesi berdiri tepat disamping Jeno, lalu Jeno langsung memasangkat helm Jesi yang ia bawa kepada Jesi. Jesi tersenyum saat Jeno memasangkannya helm.

"Makasih," ujar Jesi lembut yang dibalas senyuman oleh Jeno.

Perjalanan menempuh waktu kurang lebih 30menit, namun tak ada percakapan diantara mereka berdua. Sudah dibilang bukan? Hubungan mereka sekarang menjadi canggung semenjak Jeno merubah sikapnya.

Relationshit - Lee JenoDove le storie prendono vita. Scoprilo ora