2. KKN STORY: (Bersih-bersih posko)

355 38 4
                                    

Ditempat KKN yang mereka tempati itu ternyata lumayan jauh dari jalan besar. Harus menempuh setidaknya 15 menitan lah, baru ketemu jalan besar.

Disekitar rumah tempat KKN yang mereka tinggali hanya ada beberapa rumah aja yang ada. Yang terdiri dari rumah pak kades (kepala desa), posyandu anak-anak, rumah penduduk ada 5 rumah tapi jarak nya agak jauh, dan rumah guru ngaji. Kalo rumah yang lainnya itu jauh banget, harus ketemu dulu sama jalan besar tersebut, baru banyak bisa nemuin rumah-rumah warga.

Kegiatan hari ini diawali dengan bersih-bersih posko.

Mereka tinggal dirumah salah satu warga. Bisa dibilang rumahnya terdiri dari dua rumah yang jadi satu. Mungkin karena dulu rumahnya kecil kemudian dibuat lagi rumah persis di sampingnya, dan rumah ini nggak ada kamarnya sama sekali.

Mara yang melihat kondisi sekeliling geleng-geleng kepala, kotor banget soalnya. Kayaknya udah lama banget gak ditinggalin.

"Guys, boleh minta perhatiannya?"

Suara Zidan membuat semuanya menatap kearahnya.

"Kita bagi tugas aja ya. Buat para cowok tolong angkat barang-barang yang udah gak kepakai keluar. Dan kalian cewek-cewek, sapu sama pel lantainya biar bersih nanti."

"Kenapa gak barengan aja sih, Dan?" Tanya Andi malas. Dia tuh cowok paling kurus diantara yang lain, terus mulutnya suka banget ngeluh dan protes sama Zidan. Anaknya cerewet tapi bisa diandalkan kalo soal kasih pendapat waktu rapat.

"Apa susahnya sih nurut sama pak ketu, Ndi?" Kata Ulfa sewot.

Andi mendengus. "Dih, ngapa dah lo yang sewot? Ceritanya lagi belain mantan biar diajak balikan nih?" Ejeknya dengan ekspresi yang menyebalkan.

"Udah-udah, baru hari pertama kok udah nggak akur gini?" Tanya Akbar menginterupsinya keduanya.

"Tau nih si Andi, gue kan cuma nyautin biar cepet, bukan belain Zidan!"

Akhirnya para cewek keluar posko memberi ruang buat para cowok yang lagi ngangkat barang gak terpakai itu.

Tasya dan Mara memilih duduk dikursi panjang yang ada dibawah pohon pisang, sedangkan Ulfa berjalan melihat-lihat keadaan sekitar.

"Gue lihat-lihat lo pendiam banget ya?" Tanya Mara membuka obrolan.

"Lo juga. Kalo gue sebenernya nggak pendiam-pendiam banget sih, cuma ada mantan aja, jadi males banyak bacot."

"Hah? Emang siapa mantan lo?" Tanya Mara kepo.

"Si Akbar."

"Ohh... Akbar yang wakil kita itu 'kan ya?"

"Hmmm... Males gue bahas dia, ganti topik deh."

Mara mengangguk mengerti. "Lo bawa softex gak Sa?"

"Gak usah ditanya lagi Ra.... wajib itu mah, meskipun haid gak nentu datang atau enggaknya tiap bulan. Kita kaum cewe harus selalu siap sedia. Jaga-jaga lho." Tasya ini orangnya keliatan asik banget, jadi Mara mau coba pendekatan sama dia. Siapa tau bisa jadi sahabat.

Mara menyengir. "Ya, siapa tau 'kan lo nya lupa." Obrolan terus berlanjut dari membahas soal skincare, makanan kesukaan, hobi, dan lain hal sampai gak kerasa keduanya udah merasa kaya akrab banget.

"WOY! Para cewek dimohon melakukan tugasnya!" Akbar muncul diambang pintu posko.

Membuat Mara dan Mara menoleh, lalu berjalan masuk kedalam.

Tasya dan Mara kebagian menyapu lantai, sedangkan Ulfa masih diluar ada urusan sama Akbar. Dia nanti tugasnya ngepel setelah semuanya bersih.

Rafli yang duduk selonjoran dipojokan, terus merhatiin punggung Mara yang lagi nyapu tepat didepannya. Dengan iseng, cowok itu menoel-noel kaki Mara dengan jempol kakinya.

KKN STORY Where stories live. Discover now