chapter 2

1.1K 146 12
                                    

Happy reading..

****

Xiao Zhan mencari keberadaan Wang yibo sampai ke ruangan music. Berjalan seperti mengendap  berdiri di depan pintu.

Xiao Zhan dapat melihat ketampanan Wang Yibo dalam keadaan menutup mata menikmati alunan suara berbunyi melalui piano yang di mainkan.

Angin melewati tirai berhembus menerpa wajah tampan itu. Sejenak xiao Zhan terpanah dengan ketampanan Wang yibo.

Tampan. Gumam nya dalam hati tidak sadar.

"Aku memang tampan," Wang yibo menghentikan gerakan jarinya lalu melihat ke arah xiao zhan.

"Eh, kenapa dia bisa tahu apa yang Akau katakan. apa dia peramal atau dukun?" sekali lagi xiao Zhan membantin.

"Hentikan pikiran konyolmu itu  jika tidak ada keperluan silahkan pergi dari sini. Pikiran mu menganggu ku." Xiao Zhan menegang mendengar suara bariton yibo begitu sexi namun menekan.

Ah xiao Zhan suka ini banyak alpha pernah ditaklukkan nya namun bukan itu tujuan nya.

"Aku ingin belajar piano," xiao Zhan mendekat berdiri di samping Yibo. Berusaha terlihat keren dan polos.

Dia takut jika Wang Yibo menolaknya lagi.

Wang yibo mendongak melihat Sean Xiao Zhan. Pria yang sombong itu Tiba-tiba gelagapan sebab mata cerah Yibo begitu memikat.

"Kau yakin? Tidak ada tujuan lain?" Wang yibo sebenarnya telah tersadar kan oleh perkataan Jili.

"Ya. Tujuan ku untuk meminta maaf sekaligus ingin belajar piano. Sekali lagi Maaf kan aku," permintaan nya memang tulus.

"Diterima tetapi lain kali jangan mengulangi nya lagi."

Xiao Zhan mengangguk patuh seakan anak paling patuh di kampus ini.

"Sebelumnya sudah bermain alat musik apa?" tanya yibo bergeser sedikit memberikan tempat disisinya untuk zhan.

Dengan gugup Xiao Zhan duduk di samping Wang Yibo.

"Aku bermain gitar tetapi tidak lancar. Kalau bermain diatas ranjang aku paling hebat," Wang yibo tersenyum mendengar kalimat terakhir zhan. Senyum itu tertangkap pandangan zhan.

"Kau akan semakin tampan jika terus tersenyum seperti itu," Wang yibo memudar kan senyumnya.

"Dan kau juga harus menghargai tubuhmu." Xiao Zhan ingin protes tetapi Wang yibo menaruh jari-jarinya di atas jari Zhan.

"Perhatikan baik-baik. Music bukan hanya menghasilkan sebuah suara juga lirik yang indah. Tetapi, bisa membuat mu nyaman dia bisa mengungkapkan perasaan mu bahkan emosimu. Oleh sebab itu jika kau hanya ingin bermain-main maka aku sarankan untuk berhenti," Xiao Zhan tidak menggubris perkataan Yibo.

"Aku serius jadi bisa kita mulai?" Jari besar yibo mengengam jari lentik xiao Zhan.

"Jarimu tidak sakit?" Tanyanya. Kebetulan dia membawa salep sebab Jili mengatakan bahwa jarinya terluka.

"Itu sudah sembuh. tapi masih perih."

Wang yibo mengambil salep ditasnya.",Berikan tangan mu," Wang yibo melepaskan tiga plester Secara perlahan."Sttt," xiao Zhan meringis merasakan jarinya dioles saleb kemudian meniup bagian tersebut mengoleskan salep. Ada perasaan nyaman yang menjalar dihatinya saat pemuda itu melakukan nya.

"Sudah selesai. Kau belum bisa berlatih sampai luka mu sembuh."

"Terimakasih banyak. Oh ya kita belum berkenalan. Namaku Sean xiao zhan." Wang yibo memberikan tangannya agak ke arah lain namun xiao zhan tidak terlalu ambil pusing.

Our story never ending✓Where stories live. Discover now