1/3

48 11 0
                                    

Author Pov.

Tiba di ruanganya Noah langsung mengerang antara kesal dan senang karena tatapanya dan Natalie bertemu dan bodohnya ia memilih pergi ketika Natalie tersenyum padanya. Apakah ia tadi terlalu memperhatikan Natalie hingga gadis itu menyadarinya dan membuat pandangan mereka bertemu?, apakah Natalie sadar kalau Noah mendadak pergi karena tidak tahan dengan tatapan dan senyum Natalie?. Sekali lagi Noah mengerang, sekarang ia menyesal karena tidak membalas senyuman Natalie.

Apa yang sebenarnya Noah takutkan? Kenapa ia harus bertingkah seperti ini sedangkan rahasianya tentang kecelakaan itu masih belum Natalie ketahui. Noah mengusap wajahnya gusar, sekarang apa yang harus ia lakukan? Natalie sudah menyadari perhatianya dan apakah gadis itu peduli?. Noah menatap jendela, bergegas ke sana dan melihat ke area lapangan, Natalie pasti masih ada di sana, apakah Noah harus kembali? Atau ia temui saja Natalie? Lalu apa yang akan ia lakukan saat bertemu Natalie? Mengatakan semuanya?. Noah mengerang lagi, tahu ia tidak akan bisa melakukan itu secepat pemikiranya dan terlebih lagi ia tidak siap dengan reaksi Natalie.

Tatapan sendu Noah menyatakan perasaanya saat ini, bertahun-tahun di rundung rasa bersalah dan diam-diam memperhatikan Natalie agar ia tahu bagaimana kehidupannya kemudian membantu Natalie dengan mudah bekerja di perusahaanya tapi Noah tahu itu tidak akan cukup untuk menebus rasa bersalahnya. Noah teringat tatapan mereka bertemu, itu adalah pertama kalinya Natalie menatapnya bahkan gadis itu juga tersenyum untuknya. Sekarang dada Noah sesak menyadari jika ia bukan hanya sekedar bersalah dan peduli yang ia rasakan pada Natalie, ada perasaan lain yang tidak bisa Noah jabarkan. Ya Tuhan, perasaanya berkembang sangat cepat!.

Noah memejamkan mata menarik napas dalam-dalam, menghembuskanya pelan dan sialnya dalam pejaman mata pun ingatan tatapan dan senyuman Natalie ikut menghantuinya. Noah tersenyum kecil menyadari kekonyolanya. Satu hentakan napas membuat Noah kembali tenang, ia menatap area lapangan lagi, Noah berpikir sekarang bukan waktunya larut dalam masalah baru, sekarang waktunya untuk menyusun rencana bagaimana cara bisa mendekati Natalie dan pelan-pelan mengatakan semuanya, ya semuanya.

Pikirkan itu Noah!. Batin Noah.

*****************************

Acara pemeriksaan tahunan tadi tidak banyak mencuri perhatian Natalie terkecuali Noah Maximillian. Di meja kerjanya Natalie merenungkan saat tatapan mereka bertemu, Natalie yakin mereka memang saling menatap tapi kenapa? Apa yang membuat Noah Maximillian menatapnya?. Natalie menghela napas lalu menggeleng.

"Fokus Natalie." Natalie memperingatkan dirinya sendiri.

"Bagaimana penampilan ku tadi?"

Natalie menatap Sean yang entah sejak kapan berdiri di sampingnya.

"Sean?"

Sebelah alis Sean terangkat.

"Ya ini aku, kau sedang memikirkan apa sampai tidak menyadari kehadiran ku."

Natalie mengerjap kemudian tersenyum kikuk. Ia megedarkan tatapanya ke sekitar ruangan kerja, menyadari Estella tidak ada di meja kerjanya. Sean ikut menatap ke arah tatapan Natalie.

"Estella pergi menemui Orlando, kau juga tidak menyadarinya."

Itu pernyataan, Natalie terlalu larut dalam pikiranya.

"Oh tadi apa? Penampilanmu? Tentu saja kau keren seperti biasanya." Natalie harus profesional.

Sean bersedekap, tersenyum.

"Ada masalah apa? Ceritakan padaku mungkin aku bisa membantu."

Natalie tersenyum, ia berdiri berhadapan dengan Sean.

DEAR MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang