3. Insting Impulsif

4 0 0
                                    

"Mbak terus gimana ini?" tanya Jenna asisten Becca, "Sudah ada lima penyanyi yang ada di waiting list, gimana mau di cancel atau ambil?"

"Cancel aja. Aku mau fokus ke Mamih dulu," katanya. Becca berjalan menuju kamar, mengeluarkan ransel, mengepak beberapa pakaian, memasukkan buntelan roti ke dalam tas, sambil berkata kepada Jenna, "Aku mau keluar kota beberapa hari. Jangan hubungi aku ya. Tolong pesenkan tiket sekarang. Ke Sumbawa."

"A—appaaa? Su—Sumbawaa?" Jenna terkaget-kaget.

"Ya, cepet ya!" tegasnya.

"Ba—baik Mbak...." Jenna segera berlari melaksanakan titah.

***

"Kopi, teh, jus, atau snack?" tanya pramugari itu pada Becca. Becca menjawab dengan gelengan kepala.

Dirinya tengah membaca novel kesukaannya. Ia sedang melebur bersama imajinasi ia tak ingin diganggu dengan kegatelannya untuk barangkali sekedar menguyah kacang atau coklat atau permen atau menyeruput minuman. Ia ingin tenggelam dalam dunia novel yang dibacanya.

Cerita novelnya mengenai pasangan yang sudah menikah, lalu si wanita terjerat cinta dengan pria lainnya. Romantis dan menyentuh meski klasik temanya. Yah, paling tidak, masih lebih berbobotlah dibanding permasalahan cintanya sendiri yang dia rasa cengeng dan manja layaknya abg.

Di usianya yang menginjak tiga puluh tahun, ia ingin merasakan cinta yang matang yang penuh hasrat, dan cinta yang timbal balik, layaknya seorang partner, bukan saingan. Dia berulang kali ingin memutuskan Tomas, pacarnya. Tapi pria itu lumayan gigih dan lagipula sikap ngembeknya kadang lucu juga, meski harus diakui itu luar biasa menganggu.

Sebentar lagi landing ia harus bersiap. Ia menutup bukunya.

Setibanya ia di bandara Sumbawa Besar ia mengecek ponselnya. Ada 30 missed call dan 10 chat yang bertubi-tubi keduanya berasal dari pengirim yang sama, siapa lagi kalau bukan Tomas.

Sayang kamu berangkat ke mana? Kok ngasih tau aku —chat pertama—

"Bodo amat, emangnya aku perlu ngasih tau kamu!"

Sayang jangan kabur gitu dong, aku minta maaf sayang. Aku nggak selingkuh, itu cuma akting! —chat kedua—

"Ya, aku mau kabur dari kamu! Gedek aku liat kamu tau! Basi! Aku juga udah tau kali!"

Sayang, please kata Jenna kamu ke Sumbawa. Mau ngapain sayang? —chat ketiga—

"Mau ngapain kek, suka-suka aku dong. Yang jelas jauh dulu deh dari kamu!"

Dan seterusnya, dan seterusnya. Becca malas membaca sms seterusnya. Becca menduga, Tomas takkan berani mengikutinya kemari. Tomas terlalu takut ketahuan bolos kuliah sama Maminya. Heran kenapa dia bisa pacaran sama bocah macam begitu ya? Mulanya sih mungkin karena sifatnya yang protektif, pacaran dengan Tomas itu serasa membuatnya seperti ibu.

Dari bandara, ia lantas menuju hotel murah di dekat situ. Malam ini ia terlalu lelah. Mungkin besok ia akan mengunjungi Situs Sarkofagus. 

SametonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang