5. Menuju Pulau Moyo

4 0 0
                                    

Pagi-pagi pukul enam, Becca sudah bangun dan bersiap-siap. Dia sudah mandi, sarapan seadanya, berpakaian lalu siap berangkat. Tak lupa dirinya menambah bawaan baju karena Deni bilang kemungkinan mereka akan menginap dan kalau mau ke Pulau Moyo harus berangkat pagi. Deni adalah laki-laki yang kemarin berbincang dengan Becca. Becca pun berkenalan dengan ketiga lainnnya, Richard, Anatoli, dan Diani. Selama perjalanan pulang mereka bertukar pikiran, berbincang seru.

Mereka janjian di lobi pukul tujuh. Pukul tujuh kurang seperempat Becca sudah turun ke lobi. Dilihatnya keempat orang itu sedang sarapan nasi goreng. Becca yang walaupun tadi sudah menyantap roti coklat, jadi lapar lagi. Alhasil dirinya ikut memesan nasi goreng. Kelima orang itu sibuk sarapan, Pukul tujuh teng, mobil jemputan sudah terparkir di halaman parkir hotel. Sarapan selesai. Perut kenyang, perlengkapan siap. Berangkat.

Tepat pukul tujuh rombongan kecil tersebut berangkat dari hotel menuju pelabuhan Muara Kali. Beberapa orang bercerita, ada yang tertidur masih mengantuk. Perjalanan diisi dengan berbagai kegiatan.

Akhirnya tiba di Pelabuhan Muara Kali pukul setengah sembilan pagi. Tepat setengah jam sebelum keberangkatan pertama menuju Pulau Moyo. Mereka menunggu sambil bercerita.

"Jadi, pekerjaanmu di Jakarta itu penulis lirik lagu?" tanya Anatoli.

"Ya."

Terdengar koor kagum, seolah tak pernah melihat seseorang yang berkarir di bidang penulisan lirik.

"Bagaimana ceritanya?" tanya Richard ingin mengetahui lebih jauh.

"Yah, aku menulis lirik lalu mereka mengirimkan ke studio rekaman untuk di sound engineering. Dicarikan musik yang pas dengan liriknya.

Sekali lagi terdengar koor kepahaman diantara mereka.

"Kalian sendiri bagaimana?" tanya Becca bergantian menanya.

"Kalau kita sih membosankan, Mbak. Yah, namanya juga pegawai kantoran kayak gitu-gitu aja kan. Nggak ada yang seru. 8 to 5. Hahaha." Kata Diani sambil mengeluh.

"Cukup deh Yan. We're having fun. Jangan mengeluh dong," kata Deni menyemangati.

Tiba-tiba Diani bertanya menjurus blak-blakan, "Mbak sudah punya pacar belum? Kalau belum nih, masih ada tiga yang mengantri. Hahaha."

"Hahaha ..." Becca ikut tertawa garing. "Sudah kok. Tapi ya gitu deh," jawabnya setengah hati.

"Gitu kenapa Mbak?" tanya Diani penuh selidik matanya memicing entah kena sinar matahari atau hanya ingin tahu sekali.

"Complicated deh. Hahaha ..." Becca menjawab dengan riang dan asal.

Terdengar gumaman penuh pengertian dari Diani. Lalu ia melanjutkan berkata, "Ada yang hatinya pecah berantakan nih," guyonnya.

"Siapa Yan?" Tanya Anatoli.

"Adaaa deeeh ..." siul Diani penuh tanda tanya. Becca pun hanya tersenyum simpul, tanpa mau tahu kelanjutan jawaban Diani.

"Sshhtt ... udah ah. Kapal udah datang. Yuk siap berangkat," kata Deni memotong guyonan Diani.

SametonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang