4. Situs Sarkofagus

4 0 0
                                    

Keesokan harinya Becca sudah bersiap menuju perjalanan ke situs sarkofagus Aik Renung yang terkenal. Mobil offroad pesanannya sudah menunggu diluar hotel. Becca mengambil ransel merahnya. Hari ini pakaiannya sangat sporty, dengan celana parasut dan kaos berlengan tiga perempat dan sebuah topi rugby untuk menghindarinya dari panas. Berbekal roti coklat dan teh hangat di ransel dan kamera pocket ia pun berangkat.

Perjalanan dari Sumbawa Besar menuju daerah Batu Tering memakan waktu sekitar satu jam. Situs Sarkofagus adalah sebuah kuburan batu dari zaman megalitikum. Konon kabarnya di situs tersebut kita akan menemukan pola gambar-gambar aneh. Tanpa sadar dengan jauhnya perjalanan Becca pun tertidur. Lagipula letaknya di gunung, mereka harus offroad menaiki gunung Sangka Bulan, desa Batu Tering.

Setelah satu jam perjalanan, akhirnya mobil offroad itu pun berhenti. Becca dibangunkan oleh sang sopir, "Mbak...bangun mbak. Kita sudah sampai"

"Ah, eh... Maaf saya ketiduran. Sudah sampai ya?"

"Iya, mbak. Kita jalan kaki sebentar. Naik gunung sedikit."

"Oh oke."

Pendakian menuju Gunung Sangka Bulan menghabiskan waktu sekitar 30 menit. Pendakian ini cukup melelahkan karena tanahnya licin dan harus hati-hati agar tak mudah terpeleset.

Setibanya di situs sarkofagus. Sudah ada pemandu yang akan menjelaskan mengenai situs sarkofagus. Diatas sana sudah ada beberapa rombongan pula. Tampak anak-anak muda-mudi mungkin seumuran dengan dirinya atau bisa jadi lebih muda. Rombongan itu terdiri dari tiga laki-laki dan satu perempuan. Kontras dengan dirinya yang hanya datang berdua dengan sopir offroad. Sang pemandu pun tampak sedang menjelaskan dengan serius kepada rombongan pemuda ini. Tangannya ikut bergerak seirama dengan kata-kata yang meluncur dari mulutnya. Mungkin itu sudah standar operasional, bahwa menjelaskan situs sarkofagus pada pengunjung harus menggunakan bahasa tangan juga.

Becca pun ikut nimbrung dengan rombongan itu dari belakang. Ikut mendengarkan penjelasan pemandu, "Situs Ai Renung adalah situs pertama yang ditemukan di Kabupaten Sumbawa. Penemunya adalah Dinullah Rayes dari Kabin Kebudayaan Kabupaten Sumbawa tahun 1971 bersama Drs. Made Purusa dari Balai Arkeologi Denpasar serta tenaga ahli dari pusat Arkeologi nasional yang melakukan penelitian pertama."

Lalu, pemandu berjalan menuju salah satu sarkofagus, sambil menunjuk ia berkata, "Pada penelitian pertama ditemukan hanya tiga buah sarkofagus, lalu setelah dilakukan penelitian yang berkelanjutan, sampai saat ini sudah ditemukan tujuh buah sarkofagus," katanya sambil merentangkan jarinya sejumlah angka tujuh.

"Disebut situs Ai Renung karena berada di kompleks persawahan Ai-Renung dekat kampung Ai Renung (waktu itu). Seluruh lokasi tersebut berada dalam wilayah Desa Batu Tering kecamatan Moyohulu. Setelah dilakukan pemugaran, situs Ai Renung sebenarnya sudah dapat dijadikan obyek wisata budaya. Tetapi karena tidak ditunjangnya dengan pembangunan jalan raya ke lokasi situs, maka obyek menjadi jarang dikunjungi orang. Tetapi tidak jarang juga para mahasiswa dan peneliti asing datang ke Ai Renung terlebih mahasisiwa arkeologi." Pemandu menyudahi penjelasannya menanyakan apakah ada yang mau bertanya. Tetapi gelengan sepi yang menjawabnya.

Wisatawan seperti dirinya tampaknya sudah kepingin berputar-putar mengitari sarkofagus. Daerah situs sarkofagus itu menandak-nandak penuh batu, khas daerah pegunungan banyak semak-semak basah tanaman hutan hujan tropis. Beberapa sarkofagus memiliki pahatan berupa wajah orang. Sarkofagus-sarkofagus ini tak berupa dan tak berbentuk, hanya munjung timbul begitu saja diatas tanah. Sarkofagus satu dengan yang lainnya terletak agak berjauhan namun masih bias dijangkau dengan jalan kaki beberapa menit saja.

"Hebat ya penemuan zaman manusia pra sejarah masih ada sampai sekarang," seorang laki-laki tiba-tiba berbisik di telinga Becca.

"Hah?" Becca kaget melihat ada seorang pria tiba-tiba berbisik di telinganya. "Yah, emang nggak bisa diduga sih," Becca menanggapi dengan asal.

Becca melihat perawakan laki-laki disebelahnya. Hmm ... laki-laki seperti ini yang bisa buat Tomas cemburu. Becca tersenyum tipis membayangkan wajah pacarnya yang memberengut.

"Kenapa tersenyum?" tanya pria itu tiba-tiba.

Usianya mungkin tak jauh dari Becca. Dan sosok pria dewasa yang mendekatinya pasti bisa membuat Tomas cemburu. Tampangnya seperti eksekutif muda yang sedang liburan bersama teman-temannya.

"Tidak apa-apa. Refleks saja. Dari Jakarta?" tanyanya tanpa basa-basi.

"Iya. Kami rombongan. Menginap dimana?" tanyanya lagi.

"Di hotel panorama."

Tiba-tiba pria di sebelahnya tergelak lalu berkata, "Kita sehotel ternyata. Kalau gitu ayolah ikut kita besok ke pulau Moyo. Besok belum ada rencana kan?"

"Belum sih. Tapi katanya Pulau Moyo itu angker bukan?"

"Kata siapa? Nggak kok. That's place is amazing! Bayangin Great Escapenya selebriti luar negeri. Masak kita anak bangsa kalah?" katanya dengan nada bangga.

"Iya, ya."

"Pulangnya naik apa?"

"Naik mobil offroad yang tadi."

"Bareng kita aja."

"Emang masih cukup?"

"Cukuplah berlima."

"Oke kalau begitu aku kabarin sopirku dulu ya." Becca beranjak memberitahu sopirnya untuk meninggalkannnya pulang.

SametonWhere stories live. Discover now